IQNA

Mengenang Syekh Abdul Hakim Abdul Latif

7:46 - September 12, 2024
Berita ID: 3480743
IQNA - Syekh Abdul Hakim Abdul Latif, mantan Syekh para qari Mesir, menghabiskan lebih dari tujuh puluh tahun hidupnya mengabdi pada Alquran, dan karya-karyanya di bidang ilmu qiraat masih menjadi acuan bagi para qari dan peneliti ilmu-ilmu Alquran.

Menurut Iqna mengutip al-Joumhouria, hari kesembilan bulan September merupakan peringatan haul kedelapan Syekh Abdul Hakim Abdul Latif Abdullah Suleiman, mantan syekh para qari Mesir. Syekh lahir pada tahun 1936 di Kairo di daerah Demardash; pada usia empat tahun, ia bersekolah di sekolah Muhammad, di mana ia belajar membaca Alquran di bawah bimbingan Syekh Imam Abdo Halawa dan saudaranya Abdullah Abdo Halawa, dan akhirnya, pada usia 12 tahun, ia berhasil menghafal seluruh Alquran.

Pendidikan dan guru

Syekh Abdul Hakim pertama kali bergabung dengan Sekolah Dasar Al-Azhar dan setelah memulai studinya, atas desakan ayahnya, ia bersekolah di Pusat Qiraat Alquran Al-Azhar pada tahun 1950 dan mulai belajar di pusat tersebut. Setelah mengikuti pelajaran pengantar, ia mempelajari tafsir Shatibiyyah dan Al-Darrah beserta tafsir, nahwu, sharaf dan fiqih di bawah bimbingan guru seperti Syekh Muhammad Eid Abedin, Syekh Ahmad Mostafa Abu Hassan dan Syekh Ahmad Ali, kemudian tahap lanjutan belajar di bawah bimbingan seperti Syekh Amer Al-Sayyid Othman, Syekh Qarian Masri dan Syekh Hassan Al-Marri .

Syekh Abdul Hakim Abdul Latif kemudian memasuki tahap mentilawah dengan sanad tersambung kepada Nabi (saw) dan belajar tilawah dengan sanad tersambung berdasarkan Shatibiyyah dan al-Darrah dari para ahli ilmu ini dan mendapat izin tilawah dengan sanad tersambung dari para ahli tersebut.

Setelah Syekh lulus dari pusat qiraat, ia mulai bekerja sebagai guru;

Riwayat aktivitas dan karya yang ditulis

Semasa hidupnya, ia diangkat menjadi syekh dari kalangan Alquran besar di Mesir, termasuk kalangan Alquran Masjid al-Sayyida Nafisa, Masjid Sayyidah Sukainah, dan Lingkaran Alquran Jami’ al-Azhar dan selama ini, dia mengawasi pembacaan Alquran oleh para qari besar Mesir di lingkaran-lingkaran tersebut. Ketelitian ilmiah, wajah yang terbuka, akhlak yang baik, dan juga suara yang merdu merupakan beberapa keistimewaan yang dimiliki Syekh Abdul Hakim Abdul Latif dan kemasyhurannya tetap bertahan hingga saat ini. Syekh dapat dianggap sebagai salah satu generasi terakhir para qari dan syekh yang mempelajari Alquran dan berbagai ilmunya, khususnya ilmu qiraat dan berbagai riwayat dengan cara tradisional di madrasah-madrasah Alquran, dan dengan susah payah mewariskan ilmu tersebut kepada generasi qari lainnya di Mesir dan negara-negara Islam lainnya.

Warisan pengajian dan meninggal

Syekh Abdul Hakim Abdul Latif beberapa kali mentilawah dan merekam Alquran dengan suaranya yang merdu dalam berbagai riwayat, di antaranya dapat kami sebutkan dua khataman menurut riwayat Hafs; ia juga pernah tampil di berbagai program di Radio Alquran Mesir, di antaranya yang terpenting adalah "Bacalah Alquran" tentang ilmu Tajwid.

Syekh melakukan perjalanan ke berbagai negara termasuk Arab Saudi dan Kuwait, Amerika dan sejumlah negara Asia Timur sebagai qari Alquran, imam jamaah, pengajar berbagai qiraat dan juga juri dalam musabaqoh Alquran internasional.

Syekh wafat pada Jumat sore tanggal tujuh Dzulhijjah 1437 H (9 September 2016) dalam usia 80 tahun. Ia menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk mengabdi pada Alquran dan karya-karyanya masih menjadi referensi bagi para peneliti dan peminat ilmu-ilmu Alquran.

Berikut ini bisa menyaksikan tilawah Syekh Abdul Hakim Abdul Latif dari ayat-ayat surah Al-Baqarah dengan bacaan Abu Jafar. (HRY)

 

4235913

Kunci-kunci: mengenang ، qari ، mesir
captcha