Menurut laporan hubungan masyarakat dan informasi Organisasi Kebudayaan dan Komunikasi Islam, mengingat insiden baru-baru ini di wilayah pendudukan dan kesyahidan ribuan perempuan dan anak-anak Palestina dan Lebanon, atas saran dari konsulati kebudayaan Republik Islam Iran di Islamabad dan dengan partisipasi Sekolah Alquran Shirat Ilahi, musabaqoh hafalan dan qiraat Alquran diadakan di rumah kebudayaan negara Iran di Hyderabad, Sindh.
Lebih dari 60 qari dan penghafal Alquran mengikuti babak penyisihan musabaqoh ini, dan hampir separuhnya berhasil lolos ke babak final.
Babak final musabaqoh dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober dengan dihadiri para peserta, orang tua serta sejumlah ulama dan rohaniawan serta pecinta Alquran di Rumah Kebudayaan Republik Islam Iran di Hyderabad.
Reza Parsa, konselor kebudayaan dan kepala Rumah Kebudayaan Republik Islam Iran di Hyderabad, mengisyaratkan pada kejadian baru-baru ini di Palestina dan Lebanon dan berkata: “Menurut Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam, kita semua mempunyai kewajiban untuk membantu saudara kita yang tertindas dengan segala yang kita bisa.”
“Sekarang kita tidak mungkin berada di garis depan pertempuran melawan musuh Zionis yang haus darah, dengan mengadakan musabaqoh ini kita menjaga kenangan para syuhada perlawanan tetap hidup dan berdoa untuk kemenangan mereka. Kami berharap akan tiba suatu hari ketika semua negara Islam bersatu untuk memberantas tumor kanker dari kawasan Asia Barat ini,” imbuhnya.
Para pemenang musabaqoh Mengenang Syuhada Alquran diberi penghargaan di Peshawar
Menurut laporan ini, bekerja sama dengan konsulat kebudayaan negara Iran di Islamabad, musabaqoh qiraat Alquran untuk memperingati para syuhada Alquran perlawanan "Ismail Haniyeh dan Sayyid Hasan Nasrullah" untuk kelompok usia di bawah 16 tahun dan di atas 16 tahun diadakan di Aula Imam Khomeini (qs) Rumah Kebudayaan Republik Islam Iran di Peshawar.
Dalam musabaqoh ini, dalam panggilan selama 2 minggu, 85 orang telah mengumumkan kesiapannya untuk mengikuti musabaqoh dengan mengirimkan tilawah berdurasi 3 menit. Pada tahap awal, tilawah mereka dievaluasi dan tahap akhir dilakukan secara langsung.
Ali Banafshekhah, Konsul Jenderal Iran dan ulama ternama dari provinsi Khyber Pakhtunkhwa hadir dalam musabaqoh ini, sementara qari dari kota Peshawar, Kohat, Swat, Hangu, Parachenar, Orakzai, dll saling berkompetisi.
Ali Banafshekhah, Konsul Jenderal Republik Islam Iran, sembari mengucapkan selamat kepada seluruh peserta musabaqoh Alquran, mengatakan: “Seorang qari Alquran harus memiliki pemahaman yang benar tentang apa yang dibacanya, contoh tertingginya adalah wujud suci Nabi (saw) yang, dengan pengetahuan mendalam tentang pencipta Alquran, ketika malaikat wahyu berkata kepadanya, "Iqra", Nabi (saw) tunduk pada perintah ilahi dan mulai membaca dan Allah swt pun memberkatinya.”
Di akhir acara dan setelah penghitungan poin, pemenang pertama hingga ketiga diberikan hadiah dan trofi peringatan musabaqoh. (HRY)