Menurut Iqna mengutip Al Jazeera, sekelompok anak putri berkumpul di dalam salah satu rumah yang hancur di Jalur Gaza untuk menghafal Alquran meskipun ada agresi destruktif rezim Israel di Jalur Gaza.
Renim dan Ayat, dua saudari perempuan yang memprakarsai proyek ini, mengumumkan bahwa banyak putri-putri Gaza dari segala usia tertarik untuk menghafal Alquran meskipun dalam kondisi perang yang sulit.
Putri-putri ini melintasi jalan bergelombang dan sulit melewati puing-puing untuk mencapai tempat ini, yaitu sebuah rumah yang hampir hancur, yang setelah dibom oleh tentara pendudukan, telah menjadi tempat perlindungan bagi mereka yang tertarik untuk menghafal Alquran.
Renim menuturkan, meski kondisi sulit dan buruk, kami tetap menghafal Alquran; tindakan ini mempunyai pahala dan ganjaran yang besar karena putri-putri ini, meski kehilangan sebagian anggota keluarganya, tetap semangat untuk menghafal Alquran.
Sundus, salah satu putri yang hadir dalam pertemuan ini mengatakan: “Meskipun terjadi kehancuran dan peristiwa, kami tidak peduli masalah apa yang ada; Alquran, baik pada masa perang maupun sebelum perang Gaza, merupakan cahaya bagi manusia dan memberikan kita rasa percaya diri dan rasa aman dan damai, serta kita tidak merasa takut.”
Kementerian Kesehatan Jalur Gaza mengumumkan jumlah korban syahid dan korban luka akibat agresi rezim Zionis sejak 7 Oktober 2023 telah mencapai lebih dari 43 ribu korban syahid dan 110 ribu korban luka-luka. (HRY)