Menurut Iqna mengutip UNB, para pemenang utama putaran kedua musabaqoh hifzul Quran tingkat negara itu diberi penghargaan dalam sebuah acara yang diadakan di aula Bashundhara's Navratri di Dhaka, ibu kota Bangladesh.
Pada acara yang dihadiri sejumlah ulama, ustadz, imam masjid, dan para penghafal Alquran terkemuka tersebut, Muhammad Zaki dari Indonesia berhasil meraih predikat sebagai penghafal terbaik dalam Musabaqoh Alquran Internasional "Hifzun Nur" di Dhaka.
Para penghafal Alquran dari 17 negara, termasuk Bangladesh, berpartisipasi dalam musabaqoh ini. Setelah Muhammad Zaki dari Indonesia, Muhammad Baligh Syed Abdul Ghaffar Ali dari Yaman dan Irshad al-Islam dari Bangladesh menempati posisi kedua dan ketiga.
Irshad al-Islam juga meraih peringkat pertama dalam kategori domestik, melampaui 10.000 peserta dari 11 wilayah negara tersebut. Tempat kedua dan ketiga diraih oleh Muhammad Jihad al-Islam dan Abdul Rahman bin Noor. Muhammad Jubeir Ahmad, Shahid Alam Tarif, Muhammad Yusuf Ali, Muhammad Affan bin Siraj, dan Hafiz Abdul Razzaq Noman termasuk di antara para peraih prestasi terbaik dalam cabang ini.
Semua pemenang dianugerahi hadiah uang tunai, sertifikat, dan plakat penghargaan, juga seperti putaran pertama, mereka akan memiliki kesempatan untuk melaksanakan umrah bersama orang tua mereka.
Maulana Mahfuzul Haque, Ketua Yayasan Islam Bangladesh, menjadi tamu utama di acara tersebut. Ia menekankan pentingnya membaca Alquran dan dampaknya bagi masyarakat.
Lebih lanjut, Qader Ghani, Wakil Direktur East-West Media Group, mengatakan: “Alquran adalah petunjuk untuk menyelamatkan umat manusia; inilah nikmat terbesar dari Allah swt. Alquran adalah rahmat, petunjuk, cahaya, dan penyembuh dari Allah”.
“Umat Islam harus mengamalkan Alquran, menyebarluaskannya, dan membangun kehidupan berdasarkan Alquran agar menjadi hamba-hamba Allah swt yang istimewa, yang disebut dalam hadis sebagai Ahlullah,” ujarnya.
Musabaqoh Alquran ini, yang dimulai pada tanggal 24 November tahun lalu di wilayah Sylhet, disiarkan di saluran News 24 Bangladesh sebelum berbuka puasa selama bulan suci Ramadhan. Para hafiz di bawah umur 16 tahun dari Turki, Yordania, Oman, Yaman, Maroko, Indonesia, Bangladesh, dan beberapa negara lain berpartisipasi dalam musabaqoh tersebut. (HRY)