IQNA

Syekh Naim Qassem:

Mendukung Perjuangan Palestina Adalah Bagian dari Kepentingan Nasional Lebanon

14:09 - March 31, 2025
Berita ID: 3481853
IQNA - Dalam pidatonya, Sekretaris Jenderal Hizbullah menekankan bahwa mendukung perjuangan Palestina adalah bagian dari kepentingan nasional Lebanon.

Menurut Iqna mengutip Al-Manar, Syekh Naim Qassem menyampaikan pidato tentang Palestina dan perkembangan regional pada Sabtu malam pada kesempatan Hari Quds Internasional.

Syekh Qassem juga mengatakan bahwa sejak diumumkannya Hari Quds Internasional, perkembangan penting telah terjadi dalam mendukung perjuangan Palestina. Ia menekankan bahwa hari ini diperingati untuk menyatakan solidaritas terhadap Palestina dan semua bangsa tertindas di seluruh dunia.

Sekretaris Jenderal Hizbullah juga memperingatkan bahwa Lebanon adalah target rencana Israel untuk membangun permukiman. Menurutnya, kepentingan nasional Lebanon mengharuskannya mendukung perjuangan Palestina untuk melawan konspirasi ini.

Mengacu pada perkembangan terkini, ia menekankan bahwa rakyat Palestina niscaya akan menang dan Operasi "Badai Al-Aqsa" telah mengglobalkan masalah Palestina.

Ia lebih lanjut menyatakan bahwa perlawanan Lebanon selama perang baru-baru ini berhasil mencegah invasi militer Israel besar-besaran. Namun, Syekh Qassem mengakui bahwa perlawanan tidak mampu menghentikan serangan musuh, tetapi dapat menggagalkan tujuannya.

Ia menegaskan, gerakannya berpegang teguh pada gencatan senjata, namun tidak akan menoleransi pelanggaran atau serangan apa pun oleh rezim Zionis di masa mendatang.

Dia membantah tuduhan tentang keterlibatan gerakan tersebut dalam insiden di perbatasan timur Lebanon dan pantai Suriah.

Sambil menegaskan komitmen Hizbullah pada jalur perlawanan, ia menyatakan bahwa selain melanjutkan jalur perlawanan, gerakan ini juga berkomitmen untuk melakukan perbaikan-perbaikan dan rekonstruksi dalam kerangka pemerintahan.

Syekh Qassem mencatat bahwa Hizbullah selalu menekankan kepentingan nasional Lebanon sambil mendukung perjuangan Palestina.

Ia juga menyinggung peran mendiang Sekretaris Jenderal Hizbullah di Lebanon, dengan mengatakan: "Dukungan Hizbullah untuk Palestina ditunjukkan pada level tertingginya, dan Sayyed Hassan Nasrallah, pemimpin para syuhada bangsa, adalah contoh pengorbanan ini."

Syekh Qassem memperingatkan bahwa Lebanon, terutama wilayah selatan negara itu, tetap berada dalam daftar target ekspansionis Israel, dan bukti menunjukkan bahwa rezim tersebut sedang berupaya melakukan pendudukan.

“Gerakan Israel di wilayah Houla dan Shama menunjukkan niatnya untuk hadir di tanah Lebanon,” imbuhnya.

Ia menekankan: “Israel adalah musuh ekspansionis dan tidak akan terbatas pada perbatasannya saat ini, tetapi pada saat yang sama, perlawanan kita mampu menggagalkan agresi rezim ini dan mencegahnya mencapai tujuannya”.

Sheikh Qassem berkata: “Kemenangan berarti melanjutkan perlawanan dan mencegah musuh mencapai tujuannya, dan kami mampu menghentikan kemajuan Israel dalam Pertempuran Uli al-Ba’s”.

Syekh Qassem menegaskan penentangannya terhadap segala bentuk normalisasi hubungan dengan Israel. “Kita tidak dapat menerima bahwa musuh Zionis meraih keberhasilan melalui jalur politik dan diplomatik, sesuatu yang tidak dapat diraihnya melalui perang,” tegasnya.

Ia juga mencatat bahwa pilar-pilar pemerintah Lebanon berada di jalur yang menentang normalisasi, dan masalah ini merupakan salah satu prinsip Lebanon yang tidak dapat diubah.

Sambil menekankan perlunya mengakhiri agresi rezim Zionis, ia menyatakan bahwa pemerintah Lebanon harus menentang agresi ini dan tidak dapat diterima bagi Israel untuk menyerang Lebanon kapan pun ia mau.

Syekh Qassem juga memperingatkan bahwa Israel tidak dapat mencapai tujuannya melalui tekanan, menduduki titik perbatasan, dan melakukan kejahatan, karena perlawanan masih ada di lapangan.`

Mengacu pada keteguhan perlawanan, Sekretaris Jenderal Hizbullah mengatakan: “Kami tidak akan membiarkan siapa pun mengambil alih kekuatan kami dalam menghadapi Israel. Jika kita menunggu sejauh ini, itu dilakukan untuk memberi kesempatan pada solusi politik dan diplomatik, tetapi pejabat Lebanon harus tahu bahwa segala sesuatu ada batasnya”.

Namun, ia mencatat masih ada waktu untuk penyelesaian politik dan diplomatik terhadap krisis ini. (HRY)

 

4274246

captcha