IQNA

Akademi Fikih Islam Internasional Tekankan Atensi terhadap Kebutuhan terkini dalam Istiftaat

4:29 - May 09, 2025
Berita ID: 3482031
IQNA - Para pembicara pada sesi ke-26 Akademi Fikih Islam Internasional menekankan perlunya memperhatikan teknologi yang muncul dan kebutuhan manusia kontemporer dalam istiftaat para fuqaha (ahli fikih).

Menurut Iqna mengutip situs web informasi Akademi Fikih Islam Internasional, Hussein Ibrahim Taha, Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam, pada pertemuan pembukaan sesi ke-26 Akademi Fikih Islam Internasional, yang diadakan di Doha, ibu kota Qatar, mengapresiasi upaya Akademi Fikih Islam Internasional dalam menjelaskan dan mencerahkan umat Islam, serta dalam menyebarkan nilai-nilai toleransi Islam di dunia yang penuh dengan perubahan dan transformasi yang konstan.

Ia menekankan pentingnya fikih Islam dalam membimbing bangsa dan memecahkan berbagai permasalahan bangsa dalam berbagai aspek kehidupan.

Ibrahim Taha menambahkan, “Pembahasan tentang peran ulama dalam konferensi semacam ini penting, karena Akademi Fikih memiliki peran penting dalam merumuskan fatwa-fatwa yang sesuai dengan perkembangan zaman dengan tetap menjaga nilai-nilai Islam.”

تأکید مجمع بین‌المللی فقه اسلامی بر توجه به نیازهای روز در استفتائات

Dimulai pada hari Minggu di ibu kota negara, Doha, dengan kehadiran sekelompok ulama dari dunia Islam dan di bawah pengawasan Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar.

Pada acara pembukaan pertemuan tersebut, yang akan berlangsung hingga Kamis (8 Mei), Ghanem bin Shaheen, Menteri Wakaf dan Urusan Islam Qatar, menyambut para ulama dan pakar yang berpartisipasi dalam pertemuan tersebut dan menekankan pentingnya pemerintah Qatar menjadi tuan rumah acara ilmiah global ini untuk memperkuat peran fikih dan pemikiran Islam dalam menangani isu-isu kontemporer.

تأکید مجمع بین‌المللی فقه اسلامی بر توجه به نیازهای روز در استفتائات

Syekh Saleh bin Abdullah bin Humaid, Imam dan khatib Masjidil Haram serta ketua Akademi Fikih Islam, juga berbicara tentang pentingnya isu-isu yang dikaji dan dibahas selama sesi ini, seraya menekankan bahwa ini adalah isu penting yang memerlukan ijtihad kolektif.

Lebih lanjut, Qutub Mustafa Sanu, Sekretaris Jenderal Akademi Fikih Islam, menekankan pentingnya topik-topik sesi ini. Ia menyebut topik-topik ini bersumber dari realitas dan memiliki dampak besar pada kehidupan individu dan sosial. Di antaranya yang paling penting adalah: Kecerdasan buatan dan hukum-hukumnya, hukum istishab dan penerapannya dalam masalah-masalah dan peristiwa kontemporer, permainan elektronik dan hukum-hukum fikih yang terkait dengannya, dampak penyakit mental terhadap kelayakan dalam Syariah Islam, dan masalah-masalah yang muncul dalam industri keuangan Islam.

تأکید مجمع بین‌المللی فقه اسلامی بر توجه به نیازهای روز در استفتائات

Ia juga menyatakan: "Sesi konferensi ini dianggap yang terbesar dari segi jumlah makalah penelitian ilmiah, yang berjumlah 187, dan jumlah peserta."

Perlu dicatat bahwa dewan Akademi akan meninjau penelitian yang diajukan selama lima hari, dengan kehadiran 230 cendekiawan dan pakar lebih dari 60 negara di seluruh dunia.

Hujjatul Islam wal Muslimin Hamid Shahriari, Sekretaris Jenderal Majma Taqrib Mazahib Islam, dan Ayatullah Ahmad Moballeghi, anggota Majelis Ahli, mewakili negara Iran dalam pertemuan ini.

Akademi Fikih Islam Internasional akan mengeluarkan keputusan dan rekomendasi yang akan membantu membimbing para pembuat keputusan, pemimpin, dan pemikir, serta memperkuat peran ijtihad kelembagaan kolektif dalam menangani isu-isu kontemporer, dalam kerangka pendekatan ilmiah sistematis yang menggabungkan orisinalitas dan inovasi.

Selama lima hari, pertemuan tersebut membahas berbagai masalah fikih, intelektual, medis, sosial, dan ekonomi kontemporer yang menjadi perhatian negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam dan komunitas Muslim di seluruh dunia. (HRY)

 

4280725

Kunci-kunci: akademi ، Lembaga Fikih ، islam ، internasional
captcha