Menurut Iqna menurut situs web informasi Kantor Pemimpin Tertinggi, Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam bertemu dengan "keluarga syahid Raisi dan para syuhada pengabdian lainnya" dan keluarga para syuhada pejabat dalam beberapa dekade terakhir, Selasa pagi, 20 Mei. Beliau menyebut tujuan utama penghormatan dan pujian para syuhada sebagai perenungan dan pembelajaran, dan dengan menjabarkan kriteria hati, lisan, dan tindakan presiden yang syahid itu, seraya berkata: Presiden Raisi yang terkasih adalah contoh sempurna dari kualitas seorang pejabat pemerintahan Ilahi dan telah mengabdi "untuk rakyat dan kehormatan, martabat, dan kredibilitas bangsa" dengan upaya yang tak kenal lelah, dan jalan serta metode ini adalah pelajaran yang luar biasa bagi kita semua para pejabat, pemuda, dan generasi mendatang.
Ayatullah Khamenei juga mengingatkan pihak Amerika agar menghindari omong kosong dalam perundingan tidak langsung, seraya menekankan: “Pernyataan Amerika tentang tidak mengizinkan Iran memperkaya uranium adalah sangat keliru, dan Republik Islam akan mengikuti kebijakan dan metodenya sendiri dalam hal ini”.
Dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh sejumlah pejabat tersebut, beliau memberikan penghormatan kepada para syuhada Al Hashem, Amir Abdollahian, para syuhada kelompok Parvaz, gubernur Azerbaijan Timur, dan komandan pasukan keamanan yang bergabung dengan Syuhada Raisi dalam insiden pahit 20 Mei tahun lalu. “Menjauhi kekuasaan firaun dan bergerak di jalan pemerintahan Ilahi merupakan kriteria penting dalam mengelola negara, dan syahid Raisi adalah contoh sempurna dari hal tersebut,” imbuhnya.
Dengan mengutip ayat-ayat Alquran, Pemimpin Revolusi berkata: “Kesombongan, penghinaan terhadap rakyat, dan meletakkan beban tanggung jawab pada rakyat merupakan ciri-ciri pemerintahan Firaun. Raisi adalah kebalikan dari ciri-ciri ini, menganggap dirinya setara dengan rakyat, dan dalam beberapa kasus, lebih rendah dari mereka, dan memerintah negara dengan pandangan ini”.
Beliau menyebut bahwa mengerahkan segenap kekuatan untuk mengabdi kepada hamba-hamba Allah dan menghindari segala bentuk penyalahgunaan jabatan politik dan sosial yang timbul karena tanggung jawab merupakan pelajaran besar dari syahid Raisi. Beliau menambahkan: “Dalam sistem Islam, banyak sekali orang yang memiliki sifat-sifat seperti itu, namun sifat-sifat dan pelajaran tersebut harus menjadi budaya masyarakat”.
Ayatullah Khamenei menyebut hati, bahasa, dan tindakan setiap orang sebagai tiga elemen utama untuk mengidentifikasi kepribadiannya, seraya menambahkan: “Presiden Raisi memiliki hati yang khusyu’ dan mengingat, bahasa yang gamblang dan jujur, serta tindakan yang tak kenal lelah dan konstan”. (HRY)