IQNA

Profesor Malaysia dalam Webinar IQNA:

Operasi Pertahanan Iran Singkap Kerentanan dan Kelemahan Spiritual Zionis

9:39 - July 21, 2025
Berita ID: 3482396
IQNA - Seorang profesor ilmu politik di Universitas Islam Internasional Malaysia mengatakan: "Perang baru-baru ini menyoroti kerentanan Israel, termasuk pertahanan udaranya, keterbatasan dan ketergantungannya yang berlebihan pada dukungan Barat, serta kelemahan spiritual Zionis.

Menurut Iqna, webinar internasional "Martabat dan Kewibawaan Iran; Pesan Melampaui Rudal" diselenggarakan di IQNA pada Sabtu siang, 19 Juli, dengan dihadiri oleh ketua Jihad Akademik dan sejumlah profesor dari berbagai universitas di seluruh dunia.

Menyusul perang paksa selama 12 hari antara Israel dan Amerika Serikat melawan Iran, webinar ini, yang diselenggarakan oleh International Quran News Agency (IQNA), membahas topik-topik seperti "Pertahanan Iran yang Sah dalam Sistem Hukum Internasional", "Operasi True Promise 3 dan Perubahan Persamaan Strategis Kawasan", dan "Pembunuhan Ilmuwan; Bukti keteraniayaan Iran dan Pelanggaran Hukum Internasional".

Webinar ini diadakan secara daring dengan kehadiran Profesor Ali Montazeri, Kepala Jihad Akademik, sebagai tamu dari studio Mobin Iqna, dan di sesi virtual, dengan presentasi dari sekelompok profesor dan analis universitas dari berbagai negara.

Dr. Talal Atrisi, seorang profesor di Universitas Lebanon; Danial Bin Mohd Yusof, seorang profesor ilmu politik di Universitas Islam Internasional Malaysia; Dina Sulaeman, seorang pakar hubungan internasional di Universitas Pajajaran di Indonesia; dan Iyad Abu Nasser, seorang analis Palestina, menjadi pembicara di bagian virtual webinar tersebut.

Danial Bin Mohd Yusof, profesor ilmu politik di Universitas Islam Internasional Malaysia, mengatakan dalam sebuah pidato video bahwa tindakan Israel dalam pembunuhan ilmuwan nuklir Iran patut dikecam dan negara-negara Muslim lainnya tidak boleh tinggal diam atas kejahatan dan pelanggaran hukum internasional tersebut. Semua negara merdeka harus prihatin dengan tindakan-tindakan yang mengancam semua orang. Iran berusaha mempertahankan diri dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologinya meskipun minim investasi, yang patut dipuji sebagai model bagi negara-negara Islam dan negara-negara berkembang.

Deskripsi pidato Danial Bin Mohd Yusof adalah sebagai berikut:

Izinkan saya memulai dengan menegaskan kembali posisi resmi pemerintah Malaysia, sebagaimana diungkapkan oleh Perdana Menteri kami, Anwar Ibrahim, mengenai hak Iran untuk membela diri dari agresi Israel dan solidaritas Malaysia dengan Iran. Ia juga mengutuk tindakan Israel dalam membunuh para ilmuwan, terutama mereka yang terlibat dalam program nuklir Iran, dan menyerukan kepada negara-negara Muslim lainnya untuk tidak tinggal diam terhadap kejahatan dan pelanggaran hukum internasional tersebut. Semua negara berdaulat harus prihatin terhadap tindakan-tindakan tersebut, yang mengancam semua orang. Kami juga memuji perlawanan Iran.

Sangat jelas dan banyak bukti menunjukkan bahwa Iran adalah pihak yang membela, bukan menyerang, dalam perang ini. Saya perlu menyebutkan fatwa yang dikeluarkan di Iran bahwa negara tersebut tidak akan pernah menggunakan kemampuan nuklirnya untuk membuat bom pemusnah massal. Israel sebelumnya telah menjadi faktor dalam meningkatkan ketegangan dengan membunuh para ilmuwan dan pakar nuklir yang penting bagi program nuklir Iran.

Perluasan serangan rezim terhadap infrastruktur, rumah sakit, gedung TV, dan permukiman mengakibatkan jatuhnya korban sipil. Hukum internasional mewajibkan perlindungan nyawa warga sipil.

Operasi True PromiseIII berhasil menunjukkan kemampuan Iran untuk mempertahankan diri. Akibatnya, Iran memasuki perang yang tak terelakkan untuk mempertahankan kedaulatan dan wilayahnya. (HRY)

 

4294727

captcha