IQNA

Shahmiveh Esfahani:

Mempertahankan Kursi Juri Iran dalam MTHQ Malaysia Harus Jadi Prioritas Utama

10:34 - July 24, 2025
Berita ID: 3482413
IQNA - Menyinggung pentingnya posisi juri dalam musabaqoh di Malaysia, juri Musabaqoh Alquran Internasional berkata: "Penting untuk mempertahankan posisi ini di masa mendatang; baik posisi ini untuk saya atau orang lain."

MTHQ antarbangsa Malaysia telah berlangsung tanpa juri dari Iran selama kurang lebih dua dekade. Kini, nama yang familiar dari separuh dunia telah mengakhiri ketidakhadiran ini. Gholamreza Shahmiveh Esfahani, seorang pakar Alquran, pengajar, dan juri musabaqoh Alquran, akan menghadiri MTHQ antarbangsa Malaysia ke-65 atas undangan resmi pemerintah Malaysia dan setelah berbulan-bulan pertimbangan dan evaluasi. Acara ini bukan sekadar kehadiran personal; ini adalah kembalinya Iran ke kursi juri musabaqoh Alquran tertua di dunia.

Dalam wawancara dengan juri Alquran internasional ini, reporter IQNA mengajukan pertanyaan tentang proses musabaqoh, yang dapat Anda baca secara rinci di bawah ini.

Shahmiveh Isfahani menjelaskan bahwa proses undangan untuk penjurian dimulai pada bulan lalu, dan tahun ini, sebuah pesan dikirimkan kepada saya dari JAKIM yang meminta resume baru beserta foto dan detail lebih lanjut. Akhirnya, setelah beberapa bulan pertimbangan, sebuah undangan resmi dikirimkan kepada saya dari pemerintah Malaysia, dan formalitas serta langkah-langkah administratif yang diperlukan diselesaikan melalui Kedutaan Besar Malaysia di Iran.

Shahmiveh Esfahani menjelaskan, pada dasarnya, sepengetahuan saya, yayasan JAKIM bertindak berdasarkan kepribadian dan posisi juri dalam memilih juri untuk musabaqohnya, berdasarkan negara asal dan kepribadian juri. Oleh karena itu, tokoh-tokoh terkenal biasanya diundang dari negara-negara terkemuka seperti Mesir, Arab Saudi, Yordania, Indonesia, Maroko, dll.

Mengacu pada pentingnya kursi juri dalam musabaqoh Malaysia, juri internasional ini berkata: "Yang penting adalah mempertahankan kursi ini di masa depan, baik untuk Shahmiweh atau siapa pun; tidak boleh ada tindakan yang diambil untuk kehilangan posisi ini."

Mengenai perbedaan penilaian dalam musabaqoh di Iran dan Malaysia, Shahmiveh Esfahani mengatakan: “Para qari kami harus mentilawah di setiap musabaqoh berdasarkan peraturan musabaqoh yang sama. Jelas bahwa meskipun terdapat banyak kesamaan antara peraturan musabaqoh di Iran dan negara lain, termasuk Malaysia, terdapat juga beberapa perbedaan”.

“Sebagai contoh, dalam musabaqoh di Malaysia, qari harus melantunkan empat maqom atau naghom berdasarkan rentang waktu tertentu; oleh karena itu, qari harus mengatur waktu dan menyusun urutan sedemikian rupa sehingga keempat maqom dibacakan secara lengkap. Di sisi lain, pemahaman juri Malaysia dan bahkan masyarakat negeri ini tentang bacaan didasarkan pada urutan almarhum Syekh Mustafa Ismail; oleh karena itu, berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, beberapa urutan lebih penting bagi budaya tilawah di Malaysia dan seolah-olah jenis bacaan ini lebih berkesan bagi masyarakat negeri itu, seperti syuri dalam bayat alih-alih jawab al-jawab atau secara umum jawab maqam seperti Hijaz dan Nahavand dengan cita rasa pecinta Mesir, dll., sementara dalam musabaqoh Alquran Iran, gayanya sama dan jumlah maqom tidak begitu penting, atau pentingnya sandaran vokal di Iran lebih besar,” imbuhnya. (HRY)

 

4295836

captcha