IQNA

Karena Pakai Baju Bendera Palestina, Esther Ouwehand Dilarang Bicara di Parlemen Belanda

14:00 - September 20, 2025
Berita ID: 3482730
IQNA - Anggota parlemen Belanda Esther Ouwehand hadir di ruang parlemen dengan gestur kreatif menyuarakan solidaritas kemanusiaan untuk Palestina. Esher mengenakan pakaian bernuansa bendera Palestina, ia langsung dilarang bicara oleh Ketua Parlemen dengan dalih pakaian harus netral. Ironisnya, sang ketua sendiri pernah tampil dengan atribut sarat pesan politik sayap kanan yang sama sekali tidak netral.

Langkah Ouwehand sejatinya sederhana, sebuah isyarat visual untuk mengingatkan publik bahwa di Gaza, ribuan nyawa melayang akibat genosida yang dibiarkan dunia internasional. Namun, simbol kemanusiaan itu dianggap ancaman bagi mereka yang ingin menjaga status quo dan membungkam solidaritas.

Martin Bosma, Ketua Parlemen, bersikukuh bahwa aturan “netralitas” harus ditegakkan. Ia bahkan mengancam tak akan memberi Ouwehand kesempatan berbicara jika tidak mengganti pakaian. Sebuah sikap yang memperlihatkan standar ganda: ketika simbol Palestina dianggap tidak netral, sementara simbol politik kanan yang pernah ia kenakan seakan-akan bebas dari aturan.

Karena Pakai Baju Bendera Palestina, Esther Ouwehand Dilarang Bicara di Parlemen Belanda

Esther Ouwehand Anggota Parlemen Belanda Pakai Baju Bendera Palestina

Tak tinggal diam, Ouwehand memilih cara lain. Ia kembali ke ruang sidang dengan blus bergambar semangka -ikon budaya yang sejak lama digunakan rakyat Palestina untuk menandingi upaya pelarangan bendera mereka. Dengan langkah itu, ia membuktikan bahwa suara solidaritas tidak mudah dipadamkan, meski berusaha dibatasi di ruang-ruang resmi kekuasaan.

Peristiwa ini kembali memperlihatkan betapa berat perjuangan menyuarakan Palestina di parlemen Barat. Solidaritas kerap dicap tidak netral, padahal diamnya lembaga politik terhadap kejahatan kemanusiaan justru adalah keberpihakan paling telanjang. (HRY)

 

Sumber: arrahmahnews.com

captcha