IQNA

Mufti India: Perjanjian Sharm el-Sheikh Adalah Secercah Harapan untuk Mengakhiri Perang di Gaza

6:56 - October 16, 2025
Berita ID: 3482863
IQNA - Memuji penandatanganan perjanjian damai Gaza pada pertemuan puncak Sharm el-Sheikh di Mesir, Mufti Besar India menekankan: Perjanjian ini merupakan secercah harapan untuk mengakhiri perang yang menghancurkan di Jalur Gaza dan membangun kembali wilayah tersebut berdasarkan keadilan, kesetaraan, dan koeksistensi damai.

Menurut Iqna mengutip Sada el-Balad, Mufti Besar India, Syekh Abu Bakar Ahmad, menyatakan dukungan penuhnya terhadap Perjanjian Damai Sharm el-Sheikh, yang baru-baru ini ditandatangani di kota Sharm el-Sheikh, Mesir, di bawah pengawasan Presiden Abdel Fattah al-Sisi dan Presiden AS Donald Trump, serta dengan partisipasi luas dari para pemimpin dan presiden dari lebih dari 30 negara dan organisasi internasional. 

Ia mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Perjanjian ini merupakan secercah harapan baru untuk mengakhiri perang tragis di Jalur Gaza dan membangun kembali wilayah tersebut berdasarkan keadilan, kesetaraan, dan koeksistensi damai."

Mufti Besar India mengapresiasi upaya diplomatik Mesir yang menghasilkan kesepakatan bersejarah antara pihak-pihak yang bertikai ini dan menekankan: "Perjanjian Sharm el-Sheikh bukan sekadar dokumen politik, melainkan seruan kemanusiaan dan spiritual yang mengembalikan nilai-nilai moral pada tempatnya dalam hubungan internasional. Perjanjian ini menegaskan bahwa suara akal sehat lebih keras daripada deru meriam dan bahwa perdamaian abadi hanya dapat dicapai melalui keadilan dan pemulihan hak-hak pemilik aslinya."

Ia menyatakan: “Fase pertama perjanjian ini, yang mencakup gencatan senjata segera, penarikan pasukan Israel, pembebasan tahanan Palestina, dan masuknya bantuan kemanusiaan segera ke Gaza, mencerminkan tekad bersama untuk mengakhiri penderitaan yang sedang berlangsung dan memulihkan kehidupan normal di Jalur Gaza”.

Syekh Abu Bakr Ahmad memuji partisipasi negara-negara Arab dan Islam penting, termasuk Qatar, Turki, Yordania, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab, serta India dan Indonesia, dalam KTT Sharm el-Sheikh. Ia menyatakan bahwa kehadiran internasional yang luas ini menunjukkan persatuan posisi kemanusiaan global dalam mendukung rakyat Palestina dan menentang perang yang merusak.

Mufti Besar India menyerukan kepada semua pihak untuk sepenuhnya mematuhi ketentuan perjanjian dan terus mengupayakan perdamaian abadi di Palestina dan kawasan.

Di akhir pernyataannya, ia menekankan bahwa Islam adalah agama damai dan risalah semua nabi telah dan masih menyerukan koeksistensi dan kebaikan di antara manusia.

Patut dicatat bahwa pada hari Senin, 13 Oktober, perjanjian gencatan senjata antara gerakan Hamas dan rezim Zionis secara resmi ditandatangani pada pertemuan puncak Sharm el-Sheikh di Mesir dengan kehadiran dan partisipasi sejumlah kepala negara dari kawasan, Eropa, dan Amerika Serikat.

Presiden AS Donald Trump menandatangani perjanjian damai antara Israel dan Hamas, dan selain Trump, Emir Qatar Tamim bin Hamad Al Thani, Presiden Mesir dan Turki Abdel Fattah al-Sisi, dan Recep Tayyip Erdogan juga menandatangani perjanjian tersebut.

Tidak ada pihak yang berkonflik (Israel maupun Hamas) yang hadir dalam acara tersebut. (HRY)

 

4310885

Kunci-kunci: Mufti Agung ، india ، Perjanjian ، Harapan ، Perang ، gaza
captcha