IQNA

Kisah Tilawah Abadi Ustad Abdul Basait di Haramain al-Kadzimain

13:23 - December 03, 2025
Berita ID: 3483090
IQNA - Salah satu momen Alquran paling berkesan di dunia Islam adalah pembacaan Alquran bersejarah Ustad Abdul Basit Muhammad Abdus Samad di makam suci Kadzimain (as) pada tahun 1956.

Menurut Iqna, di masa damai Irak, tibalah hari yang mengubah sejarah suara dan nada Alquran selamanya. Hari ketika Ustad Abdul Basit Muhammad Abdus Samad, qari legendaris, melangkahkan kaki ke halaman terang makam Imam Musa al-Kadzim (as), saat ketika langit Kazimain seolah menahan napas untuk mendengar suaranya.

Udara di haram suci itu dipenuhi aroma parfum para peziarah, cahaya lampu berkelap-kelip di haram suci, dan lantunan ziarah bergema di udara. Tiba-tiba, kerumunan itu berubah menjadi gelombang, semua mata tertuju ke satu arah; seorang pemuda berwajah tenang dan tatapan surgawi masuk. Setelah memberi hormat, Ustad Abdul Basit berdiri di depan zarih suci, memejamkan mata, dan terdiam sejenak; keheningan yang menjadi pembuka salah satu pembacaan tilawah paling riuh dalam sejarah.

Ketika ayat pertama mengalir dari tenggorokan emasnya, haram suci itu tiba-tiba berubah. Nadanya yang luarbiasa bergema di udara, dan gema dari halaman-halaman kuno membuat setiap ayat terasa seribu kali lebih hidup. Para peziarah menangis tersedu-sedu, beberapa dengan tangan di dada, dan beberapa duduk diam di tanah, asyik dengan bacaannya. Seolah-olah suara ini tak hanya merasuk ke telinga, tetapi juga ke dalam jiwa.

Lantunan ayat 18 hingga akhir surah Al-Hasyr, surah At-Takwir, dan ayat 27 hingga akhir surah Al-Fajar oleh Ustad Abdul Basit di makam Imam Kadzim (as) bukan sekadar pertunjukan seni. Ini adalah sebuah mukasyafah, sebuah perjumpaan spiritual. Pembacaan ini dilakukan di hadapan para ulama seperti Abu al-Ainain Shuisha dan Abdul Fattah Shasha'i, dan di samping serambi Imam Musa Kadzim (as).

Suara Ustad Abdul Basit menghidupkan gambaran ayat-ayat tersebut. Setiap dikte, setiap wakaf, setiap naik turun bagaikan angin sepoi-sepoi di tempat suci Imam yang teraniaya tersebut. Bahkan para penjaga dan pelayan makam pun berhenti bergerak saat itu; tak seorang pun ingin melewatkan sedetik pun dari pembacaan surgawi ini.

Pembacaan bersejarah ini, yang melampaui ruang dan waktu, menjadi tanda cinta Ahlulbait (as) di hati qari terhebat di dunia; cinta yang berulang kali dirujuk oleh sang guru. Hari itu, ia membacakan ayat-ayat tersebut seolah-olah sedang duduk di hadapan para malaikat.

Kini, bertahun-tahun kemudian, pada peringatan wafatnya sang jenius tak tertandingi ini, suara itu masih hidup. Setiap kali bacaannya diputar di makam Imam Kadzim (as), bagdad di tahun itu seakan hidup kembali, membawa kita dalam perjalanan melalui air mata, kerinduan, dan ayat-ayat surgawi.

Ustad Abdul Basit telah tiada, tetapi suaranya tetap abadi dalam sejarah. Suara yang terukir abadi di jantung makam Kadzimain.

Qari Alquran legendaris ini lahir di Mesir pada tahun 1927 (1306 H) dan wafat pada tanggal 30 November 1988/ 1367 HS. (HRY)

4320214

captcha