Menurut laporan IQNA, seperti dikutip dari Sada Elbalad, Prof. Dr. Ahmed Al-Tayeb, Syaikh Al-Azhar, dengan mengeluarkan sebuah statemen mengumumkan pengharaman penyelundupan, jual beli situs-situs purba dan bersejarah serta penghancuran warisan dan peradaban kemanusiaan.
Lebih lanjut, Prof. Dr. Ahmed Al-Tayeb menegaskan urgensitas pembelaan situs-situs kota purba Palmyra Suriah di hadapan kelompok-kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Dia dengan menjelaskan bahwa membela situs purba ini merupakan sebuah perang total, juga mengungkapkan kekhawatiran akan penguasaan ISIS terhadap kota purba Palmyra ini.
Prof. Dr. Ahmed Al-Tayeb menegaskan, semuanya harus menggunakan segala upayanya untuk membela Palmyra, yang mana hal itu merupakan salah satu distrik penting dan kuno di Timur Tengah dan menyelamatkannya dari cengkraman kelompok-kelompok teroris ISIS.
Syaikh Al-Azhar meminta masyarakat internasional supaya tidak mengizinkan para teroris ISIS merusak situs-situs bersejarah kota Palmyra Suriah, sebagaimana situs-situs bersejarah Irak dan Libia.
Kamis lalu, kelompok-kelompok teroris ISIS menyerang museum situs-situs purba kota Palmyra dan merusak sejumlah arca-arca museum ini.
Dalam hal ini, Sekjen Organisasi UNESCO mengingatkan akan penghancuran kota bersejarah Palmyra dan mengatakan, jika seluruh kota bersejarah ini rusak, maka akan memberikan kerugian yang sangat fatal kepada kemanusiaan yang tidak dapat diganti dengan apa pun juga.