IQNA

Konferensi Solusi Dua Negara New York, Pembentukan Negara Palestina Bukanlah Hadiah, Tetapi Hak

13:51 - September 24, 2025
Berita ID: 3482753
IQNA - Konferensi Solusi Dua Negara, yang diselenggarakan oleh Prancis dan Arab Saudi serta dihadiri oleh puluhan pemimpin dunia, diselenggarakan di New York untuk mengakui kemerdekaan Palestina. Dalam konferensi tersebut, ditegaskan bahwa tanpa solusi dua negara, perdamaian di Timur Tengah tidak akan terwujud; pembentukan negara Palestina bukanlah sebuah hadiah, melainkan sebuah hak.

Menurut Iqna mengutip Al Jazeera, konferensi Solusi Dua Negara, yang diselenggarakan oleh Prancis dan Arab Saudi dan dihadiri oleh puluhan pemimpin dunia, digelar di New York tadi, Senin malam, 22 September, untuk mengakui negara Palestina yang merdeka.

Konferensi diawali dengan pidato Presiden Prancis Emmanuel Macron. Ia berkata: “Kita berkumpul hari ini karena sudah saatnya 48 tahanan yang ditahan Hamas dibebaskan dan perang di Jalur Gaza dihentikan. Kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi untuk pengakuan negara Palestina”.

“Janji pendirian sebuah negara Arab di Palestina belum terpenuhi,” imbuhnya.

Arab Saudi: Kami mengundang negara-negara lain untuk mengakui negara Palestina

Putra Mahkota Arab Saudi mengumumkan dalam sebuah pernyataan pada Senin malam di konferensi Solusi Dua Negara untuk mengakui negara Palestina yang merdeka, yang dibacakan oleh Menteri Luar Negeri negara itu, Faisal bin Farhan, bahwa konferensi solusi dua negara merupakan kesempatan bersejarah untuk mencapai perdamaian.

Mohammed bin Salman menambahkan: “Israel terus melakukan genosida dan kejahatan biadab di Gaza serta agresinya di Tepi Barat dan Yerusalem”.

“Solusi dua negara adalah satu-satunya pilihan untuk mencapai perdamaian, dan kami menyerukan negara-negara lain untuk mengambil langkah bersejarah dengan mengakui negara Palestina,” ujarnya.

Pakistan berkomitmen untuk mencapai perdamaian yang adil dan abadi di Palestina. Senator Muhammad Ishaq Dar, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Pakistan, menyambut baik pengakuan Palestina oleh pemerintah Prancis, Inggris, Australia, Kanada, dan Portugal pada konferensi tersebut dan menyerukan kepada semua negara yang belum mengakui Palestina untuk mengambil langkah serupa sejalan dengan komitmen mereka terhadap hukum internasional.

Kantor Luar Negeri Pakistan menegaskan kembali dukungannya terhadap pembentukan negara Palestina yang merdeka, stabil, dan bersatu berdasarkan perbatasan sebelum tahun 1967 dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya sesuai dengan resolusi PBB dan OKI yang relevan serta legitimasi internasional.

Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, yang negaranya memimpin upaya menggugat rezim Zionis di pengadilan internasional, mengatakan dalam sebuah konferensi bi-pemerintah di New York pada Senin malam: “Kami menyerukan kepada semua negara anggota PBB untuk mengakui negara Palestina”.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga mengatakan dalam pidatonya: “Saya mengucapkan selamat kepada semua negara yang berniat mengakui negara Palestina, karena mereka menghormati suara keadilan”.

Presiden Portugal Marcelo Rebelo de Sousa membela keputusan Lisbon untuk mengakui Palestina, dengan mengatakan bahwa tindakan ini berarti mengakui perdamaian.

Selain Portugal, Inggris, Australia dan Kanada juga mengakui negara Palestina yang merdeka pada hari Minggu, dalam sebuah langkah bersejarah yang mencerminkan keretakan yang semakin besar antara Barat dan Israel.

Guterres: Pembentukan negara Palestina bukanlah hadiah, melainkan hak

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan pada konferensi dua negara yang diketuai oleh Prancis dan Arab Saudi di New York: “Tidak ada pembenaran atas apa yang terjadi pada 7 Oktober 2023, dan juga tidak ada pembenaran atas hukuman kolektif terhadap rakyat Palestina. Kami menyerukan gencatan senjata segera dan permanen di Jalur Gaza”.

Presiden Majelis Umum PBB Annalena Baerbock mengatakan pada konferensi solusi dua negara pada Senin malam: “Negara Palestina yang merdeka dan layak harus didirikan”.

Raja Abdullah II Yordania juga mengatakan dalam konferensi tersebut: “Setiap negara dan setiap bangsa berhak untuk menyuarakan pendapatnya, dan hari ini kita menyuarakan keadilan”.

Raja Yordania tersebut juga menambahkan: “Kami berterima kasih kepada semua pemerintah yang telah mengakui negara Palestina, dan kita sekarang harus berupaya menghentikan semua tindakan yang merusak solusi dua negara”.

Brasil Tekankan Boikot Israel

Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva menyerukan boikot terhadap rezim Zionis, dengan mengatakan bahwa perang Gaza merupakan upaya untuk menghancurkan rakyat Palestina dan keinginan untuk mendirikan negara Palestina.

Pangeran Albert II dari Monako mengumumkan pada Selasa pagi bahwa negara Eropa tersebut mengakui Palestina.

Pernyataan Akhir

Pernyataan tersebut menekankan bahwa mengakhiri perang di Jalur Gaza dan memastikan pembebasan semua tahanan Israel tetap menjadi prioritas utama.

Pernyataan tersebut juga menyerukan semua negara untuk segera mulai mengimplementasikan Deklarasi New York dengan langkah-langkah praktis. (HRY)

 

4306565

captcha