Menurut laporan IQNA dari Malaysia, kelas ini dimulai 11 Maret lalu, dengan kerjasama lembaga kebudayaan, seni dan Al-Quran Al-Huda dan terus berlanjut sampai 6 Mei.
Zahra Nejat adalah pengajar kelas tersebut dan dengan memperhatikan umur anak-anak, maka digunakan metode-metode yang benar-benar tidak langsung untuk mengajarkan Al-Quran.
Para partisipan dalam pertemuan kelasnya mempelajari Al-Quran, makna agama dan pengetahuan-pengetahuan Ahlulbait (As) dan dilaksanakan program khusus saat berbenturan antara perayaan nasional dan agama dengan tanggal penyelenggaraan kelas, untuk anak-anak.
Untuk menghindari keletihan dan kejenuhan anak-anak maka metode pengajaran benar-benar berkelompok dan workshop dan berdasarkan kinerja kebebasan dan kreativitas dengan pelbagai kerajinan tangan, permainan dengan disertai cerita dramatis, gambar dll.
Konten Al-Quran pendidikan semester pertama (10 pertemuan) mencakup pengajaran surat At-Tauhid, pengenalan terjemahan surat dengan syair, pengenalan makna tauhid dan mengenal Allah dengan nikmat-nikmat Ilahi dan pembuatan kerajinan tangan nikmat Allah dan pembacaan cerita serta pengajaran surah Al-Ashr dan pengenalan dengan terjemahan surah dengan syair.
Termasuk pembahasan-pembahasan lain yang diberikan pada pendidikan anak-anak ini adalah pengenalan makna surat Al-Fil bersama syair dan kerajinan tangan Ababil, mewarnai gajah dan menghafal tematik ayat-ayat Al-Quran.
Bagian maarif pendidikan ini yang mencakup pengenalan Ahlulbait (As) dikhususkan sesuai dengan acara-acara keagamaan, yang mencakup pengenalan Imam Zaman (ajf) dan menghafal dan membaca doa keselamatan beliau dan anak-anak mengungkapkan hasratnya kepada Imam kedua belas (ajf) dengan kalimat "Ya Mahdi, hati kecilku adalah rumah kecintaanmu” dan di atas pintu bertuliskan "Ya Mahdi, Saya Mencintaimu”.
Termasuk program lain pendidikan ini adalah pelatihan syair Saya adalah Anak Syiah dan mengenal 14 ma’shum dan beografi mereka.