IQNA

Catatan

Tsaqalain; Penyelamat Umat Islam dari Jurang Perpecahan

10:23 - August 21, 2025
Berita ID: 3482569
IQNA - Seorang peneliti sejarah Syiah menulis dalam sebuah catatan kepada IQNA pada kesempatan peringatan wafatnya Nabi (saw) dan hari-hari terakhir bulan Safar: Wasiat beliau mengenai Ahlulbait (as), Alquran, dan memelihara persatuan bangsa menunjukkan kedalaman visi beliau untuk menciptakan masyarakat yang bersatu dan berorientasi pada keadilan.

Hujjatul Islam wal Muslimin Jafar Fakhr Azar, seorang peneliti sejarah Syiah, telah memberikan catatan kepada IQNA terkait peringatan wafatnya Nabi (saw), yang dapat dibaca di bawah ini:

Wafatnya Nabi (saw) merupakan titik balik dalam sejarah Islam, yang memiliki dimensi emosional sekaligus dimensi politik dan sosial. Telaah yang cermat terhadap peristiwa ini dan refleksi atas karakter Nabi (saw) yang bermoral, manusiawi, dan adil dapat menjadi panduan bagi umat Islam saat ini. Kembali kepada prinsip-prinsip ini, termasuk persatuan, keadilan sosial, dan perhatian terhadap hak-hak rakyat, dapat membawa masyarakat Islam menuju kemajuan dan solidaritas.

Menurut sumber-sumber sejarah terpercaya seperti Sirah Ibnu Hisyam dan Tabaqat al-Kubra, Nabi Muhammad saw secara bertahap kehilangan kemampuannya untuk hadir di tengah masyarakat pada bulan Safar, 11 H, karena penyakitnya semakin parah. Namun, yang paling menonjol di masa-masa itu adalah akhlak beliau yang tak tertandingi. Bahkan di tempat tidur beliau, Nabi Muhammad saw memperlakukan kerabat dan sahabat beliau dengan penuh kasih dan kerendahan hati, dan beliau tidak pernah lalai memperhatikan kebutuhan umat sedetik pun.

Patut dicatat bahwa Nabi Besar Islam tidak meninggalkan tanggung jawab memimpin masyarakat hingga saat-saat terakhirnya. Bahkan dalam kondisi sakit, beliau mengeluarkan perintah penting terkait pasukan Usamah dan beberapa urusan pemerintahan, yang menunjukkan komitmen beliau yang mendalam terhadap keadilan sosial dan perlindungan hak-hak rakyat. Nabi (saw) selalu menekankan kesetaraan dan penghapusan diskriminasi, dan selama masa-masa ini, beliau juga memberikan teladan demokrasi yang tak tertandingi dengan menasihati untuk melindungi martabat berbagai kelompok dalam masyarakat, termasuk yang lemah dan miskin.

Hari-hari terakhir kehidupan Nabi Muhammad (saw) dipenuhi dengan khotbah dan nasihat bijak. Di masa-masa kritis ini, beliau tidak hanya memperhatikan isu-isu pemerintahan, tetapi juga menabur benih-benih kerukunan dan empati dalam masyarakat dengan menekankan persatuan umat Islam dan menghormati hak-hak satu sama lain. Kehendak beliau terkait Ahlulbait (as), Alquran, dan pemeliharaan persatuan bangsa menunjukkan kedalaman visi beliau untuk menciptakan masyarakat yang bersatu dan berkeadilan.

Nabi (saw) telah memenangkan hati orang-orang dengan perilakunya yang murah hati dan perhatiannya terhadap kebutuhan material dan spiritual masyarakat.

Kembali kepada Alquran dan Itrah

Penting untuk kembali kepada Alquran dan itrah, yang diperkenalkan oleh Nabi Muhammad saw sebagai dua pilar. Keduanya adalah permata yang dapat menyelamatkan umat Islam dari jurang perpecahan. Selain itu, perilaku Nabi Muhammad saw dalam memperhatikan hak-hak rakyat, termasuk kaum lemah, perempuan, dan kaum miskin, harus menjadi garda terdepan dalam pembuatan kebijakan sosial. Dengan menciptakan lingkungan yang adil dan penuh empati, beliau menunjukkan bahwa keadilan sosial dan keharmonisan adalah kunci kebahagiaan masyarakat. (HRY)

 

4300657

captcha