IQNA

Hari Ibu di Pakistan, dari Tawassul Ahlusunah sampai Penyelenggaraan Jamuan Fatimiyah

22:48 - February 27, 2019
Berita ID: 3472924
PAKISTAN (IQNA) - Acara milad Sayyidah Zahra (as), termasuk salah satu hari yang dinamakan oleh Imam Khomeini (ra) sebagai Hari Ibu, diadakan di Pakistan dengan pelbagai ritual dan orang-orang Pakistan telah merayakan pekan peringatan maqom ibu dengan antusias sekali.

Menurut laporan IQNA, Muslim Pakistan, terutama Syiah Ahlulbait (as), serta Muslim lainnya di dunia, selalu mengungkapkan hasrat mendalam, keikhlasan hati dan spiritualnya kepada keturunan Nabi Muhammad (saw) dengan pelbagai bentuk. Pengungkapan hasrat dan kecintaan ini terlihat kentara khususnya pada hari-hari syahadah dan kelahiran manusia-manusia suci (as).

Di Pakistan, bulan Muharram dan Safar, Rabiul Awwal, Rabiul Tsani, Rajab dan Sya'ban sangat penting dalam hal penyelenggaraan praktik keagamaan dan praktik religi. Acara milad putri Nabi Muhammad, Sayyidah Fatimah Az-Zahra (as) juga dirayakan pada hari ketika Imam Khomeini (ra), pendiri Revolusi Islam, menamakannya Hari Ibu, dengan pelbagai ritual di Pakistan dan masyarakat Pakistan merayakan hari ibu, yang diambil dari momen ini, dengan penuh semangat.

Pembacaan Hadis Kisa’

Menurut pengumuman atase kebudayaan Iran di Karachi, sedari dulu acara milad Sayyidah Fatimah Az-Zahra diselenggarakan oleh sejumlah dewan dan himpunan perempuan di sejumlah husainiyah pelbagai kota dan pembacaan Alquran, pembacaan hadis Kisa’ dan pembacaan qosidah, pidato-pidato alumnus perempuan hauzah ilmiah dan pembagian hadiah serta manisan termasuk program acara tersebut.

Setelah memperkenalkan hari kelahiran Sayyidah Zahra (as) di Iran Islam sebagai hari perempuan dan hari ibu, program-program intelektual dan budaya di Pakistan, seperti pertemuan ilmiah, konferensi dan seminar dengan tema Sayyidah Zahra (as) telah meningkat dan program-program ini akan diadakan dengan kehadiran banyak perempuan akademis.

Hari Ibu di Pakistan, dari Tawassul Ahlusunah sampai Penyelenggaraan Jamuan Fatimiyah

Selama pelbagai program perayaan ini, selain pembacaan Alquran, pidato, perayaan hari perempuan dan menjelaskan sair dan suluk Sayyidah Fatimah Az- Zahra (as), juga dikaji kedudukan dan peran perempuan dalam pengembangan spiritual komunitas dan kontes keakraban dengan Sirah Sayyidah Zahra (as) dan musabaqoh mengenal sirah Sayyidah Zahra, lomba baca buku dengan topik tersebut, perayaan taklif putri remaja, pelaksanaan teater tentang biografi Sayyidah Zahra (as), Tawasih dalam bahasa Persia, Arab dan Urdu, di antara acara religi para perempuan Pakistan bertepatan dengan perayaan ini.

Tawassul Ahlusunah

Dalam masyarakat Pakistan, tawassul kepada maqom Sayyidah Zahra (as) sangatlah penting sekali, bahkan di kalangan keluarga Sunni. Banyak orang-orang yang bertawassul kepada beliau dengan menyelenggarakan hidangan. Hidangan-hidangan ini dikenal dengan hidangan nazar Sayyidah Zahra (as). Dalam acara ini, setelah membaca Alquran, juga dibacakan hadis Kisa’. Kemudian, orang-orang atau sekelompok perempuan membaca qosidah tentang beliau dan sejumlah makanan akan dibagikan kepada hadirin pada akhir acara sebagai bentuk nazar dan bertabarruk. Acara ini tidak didedikasikan pada hari milad Sayyidah Zahra (as) semata, tetapi selama setahun ketika setiap kali sebuah keluarga memiliki hajat dan bertawassul dengan cara ini.

Hari Ibu di Pakistan, dari Tawassul Ahlusunah sampai Penyelenggaraan Jamuan Fatimiyah

Di beberapa kawasan Syiah, menampilkan ikon mahar Sayyidah Zahra as a untuk mendorong perempuan, terutama gadis-gadis muda, untuk mengikuti kehidupan sederhana dan sirah suci Fatimah Zahra (as), serta memberikan hadiah kepada perempuan dan gadis-gadis yang memiliki nama Fatimah adalah sudah menjadi tradisi dan di kalangan perempuan Syiah, tiga meja hidangan dengan nama Imam Hasan al-Mujtaba (as), meja hidangan Abul Fadhl Abbas (as) dan meja hidangan Sayyidah Zahra (as) memiliki kedudukan istimewa dan diselenggarakan dengan penuh hasrat di banyak kawasan Syiah.

Pemuliaan Sadat

Dalam komunitas Muslim Pakistan, baik Syiah dan Sunni dan bahkan di antara orang-orang Hindu, anak-anak para imam, terutama keturunan putri Rasulullah saw, memiliki status dan penghormatan tersendiri.

Di Sindh dan selatan provinsi Punjab, distrik Gilgit dan Baltistan, menurut orang-orang non sadat berjalan mendahului sadat dianggap hal yang buruk, bahkan jika ada sayyid yang tidak memiliki keutamaan kecuali dia hanya seorang sadat semata, maka di sejumlah majelis kebudayaan dan agama, tempat duduknya di tempat yang paling tinggi.

Hari Ibu di Pakistan, dari Tawassul Ahlusunah sampai Penyelenggaraan Jamuan Fatimiyah

Di beberapa kawasan Syiah, selama pelaksanaan acara sosial dan budaya seperti pernikahan, pengiring pengantin, serta selendang khusus pengantin, demi keberkahan kehidupan keluarga, dikenakan oleh salah satu anak Sadat dan demikian juga, beberapa keluarga Syiah membelikan pakaian untuk salah satu syarifah Sadat saat mereka membeli mas kawin.

Hari Ibu di Pakistan, dari Tawassul Ahlusunah sampai Penyelenggaraan Jamuan Fatimiyah

Hari Ibu di Pakistan, dari Tawassul Ahlusunah sampai Penyelenggaraan Jamuan Fatimiyah

Hari Ibu di Pakistan, dari Tawassul Ahlusunah sampai Penyelenggaraan Jamuan Fatimiyah

Hari Ibu di Pakistan, dari Tawassul Ahlusunah sampai Penyelenggaraan Jamuan Fatimiyah

Hari Ibu di Pakistan, dari Tawassul Ahlusunah sampai Penyelenggaraan Jamuan Fatimiyah

Hari Ibu di Pakistan, dari Tawassul Ahlusunah sampai Penyelenggaraan Jamuan Fatimiyah

Hari Ibu di Pakistan, dari Tawassul Ahlusunah sampai Penyelenggaraan Jamuan Fatimiyah

 

http://iqna.ir/fa/news/3793315

 

 

 

captcha