IQNA

Mengecam Normalisasi Hubungan dengan Israel dalam Pernyataan Akhir Sekretaris Jenderal Kelompok-Kelompok Palestina

14:52 - September 05, 2020
Berita ID: 3474563
TEHERAN (IQNA) - Pernyataan terakhir dari pertemuan sekretaris jenderal kelompok Palestina, yang diadakan melalui konferensi video, menekankan perlunya menghadapi rezim Zionis, mengecam normalisasi hubungan dengan Israel dan menentang segala bentuk serangan terhadap Quds dan tempat-tempat suci Islam dan Kristen.

Situs Palestina Maan melaporkan, pernyataan akhir dari pertemuan sekretaris jenderal kelompok Palestina, yang diadakan pada Kamis sore (3/9), melalui konferensi video di Ramallah dan Beirut, yang diketuai oleh Mahmoud Abbas, Kepala Otoritas Palestina, menekankan perlunya menghadapi segala bentuk serangan ke Quds dan tempat suci Kristen dan Islam.

Pernyataan akhir dari pertemuan tersebut, yang dibacakan oleh Jibril al-Rajoub, sekretaris jenderal komite pusat kelompok Fatah Palestina, menyebutkan: “Rakyat dan pemimpin Palestina mengecam segala bentuk normalisasi dengan rezim penjajah Israel dan normalisasi adalah belati di punggung rakyat Palestina dan Arab serta ummat Islam dan kami menyerukan kepada bangsa-bangsa kami dan orang-orang yang merdeka di dunia untuk menentang konspirasi- konspirasi ini dengan sekuat tenaga.”

Pernyataan itu lebih lanjut menambahkan: Pada momen penting dalam sejarah bangsa ini, persoalan Palestina terancam konspirasi dan likuidasi, dan upaya sedang dilakukan untuk menguranginya menjadi masalah mata pencaharian, dan hak untuk menentukan nasib sendiri dan pembentukan negara Palestina merdeka dalam perbatasan 4 Juni 1967 dengan ibukota Quds yang diduduki telah dirampas dari kita dan demikian juga untuk menyelesaikan masalah para pengungsi dan hak mereka untuk kembali ke rumah-rumah mereka berdasarkan Resolusi 194 telah diabaikan, rezim pendudukan dan Amerika Serikat sedang menjalankan konspirasi seperti Kesepakatan Abad dan rencana pendudukan Tepi Barat dan mempromosikan normalisasi gratis Arab, yang ditentang oleh seluruh bangsa kita.

Pernyataan itu menekankan perlunya mendirikan negara Palestina di seluruh wilayah pendudukan Palestina dengan ibu kota Quds, dan mengatakan: "Tidak akan ada pemerintahan di Gaza dan tidak akan ada pemerintah tanpa Gaza.

Demikian juga, pernyataan itu menekankan hak Palestina untuk menggunakan cara yang sah dalam memerangi penjajah dan menyebutkan: “Saat ini kami menyetujui pengembangan dan penguatan perlawanan rakyat sebagai pilihan yang lebih baik untuk mempertahankan hak sah kami terhadap rezim pendudukan.”

Sekretaris Jenderal dari kelompok-kelompok Palestina menekankan perlunya mempercepat akhir konflik dan realisasi rekonsiliasi serta kemitraan rakyat untuk mencapai tujuan strategis dalam mengakhiri pendudukan dan pembentukan negara Palestina.

Di akhir pernyataan itu, ditekankan kebutuhan akan solidaritas yang mendalam dengan rakyat Lebanon yang menderita krisis saat ini dan tuan rumah Lebanon dari pertemuan bersejarah, nasional, perkiraan dan penting bagi rakyat Palestina ini diapresiasi.

Mahmoud Abbas

Berbicara pada pertemuan tersebut, Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas menekankan bahwa rakyat Palestina tidak menerima permandatan kedua belah pihak untuknya.

“Kami menghentikan program integrasi dan rakyat Palestina menghentikan kesepakatan abad ini,” katanya.

Mahmoud Abbas mengatakan: “Kami [selama periode ini] menekankan dan mengatakan bahwa jika penjajah menerapkan rencana aneksasi dan meski hanya satu jengkal wilayah kami, itu adalah pemerintah pendudukan yang harus bertanggung jawab atas semua konsekuensi dari tindakan ini.”

Ismail Haniya

Berbicara pada pertemuan tersebut, Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniya mengatakan: “Pilihan saat ini bagi rakyat Palestina dan pendukungnya adalah membentuk koalisi regional berdasarkan perlawanan, terutama perlawanan militer terhadap ancaman-ancaman strategis yang ditimbulkan oleh Amerika Serikat dan rezim Zionis.”

Dia menambahkan: Kami sedang melalui fase yang belum pernah terjadi sebelumnya dan berbahaya yang memiliki esensi ancaman strategis terhadap aspirasi-aspirasi rakyat Palestina dan demikian juga untuk regional.

Haniya berkata: “Tujuan dari kesepakatan abad ini adalah rencana untuk mencaplok Tepi Barat dan rencana-rencana normalisasi adalah penghapusan perjuangan Palestina, rencana-rencana Amerika dari kesepakatan abad hingga pendudukan Tepi Barat dan kompromi dengan rezim Zionis kesemuanya adalah tentang melupakan sejarah dan geografi.”

Ziyad al-Nakhalah

Sekretaris Jenderal Gerakan Jihad Islam Palestina, Ziyad al-Nakhalah, juga berbicara pada pertemuan tersebut dan berkata: “Harapan rakyat Palestina hari ini tertuju pada kami, jadi kami tidak boleh mengecewakan mereka.”

Dia berkata: UEA melakukan dosa besar dengan membuat kesepakatan dengan musuh Zionis. Pemandangan pesawat Israel melewati Mekah dan Madinah sangat menyedihkan dan memalukan. (hry)

 

3920782

 

captcha