“Untuk pertama kalinya sejak merebaknya pandemi Covid-19, pemerintah Indonesia mengizinkan masyarakat mudik. Mudik adalah istilah bahasa Indonesia yang berarti kembalinya pendatang atau pekerja migran ke kampung halaman atau desanya pada saat atau sebelum hari raya besar, khususnya Idul Fitri. Hal ini menyebabkan pasar pakaian di negara ini tumbuh selama bulan Ramadan,” menurut IQNA, mengutip Salam Gateway.
Anggiasari Mawardi, pemilik toko online Anggia Handmade, mengatakan penjualan produk busana muslim meningkat 30% dibandingkan tahun lalu saat Ramadan.
Dia menambahkan: "Karena liburan sebelum Idul Fitri, volume perdagangan harian kami meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun lalu. Orang membeli jubah dan kerudung tidak hanya untuk diri mereka sendiri tetapi juga untuk kerabat mereka."
Jutaan umat Islam Indonesia, khususnya di kota berpenduduk padat di Jawa, untuk pertama kalinya diperbolehkan mudik sejak pandemi, mulai merayakan hari libur nasional bersama keluarga dan kerabat. Pemerintah Indonesia telah mengatakan bahwa pandemi telah terkendali.
Fajar Sulaiman, seorang penjual di pasar tradisional Tanah Abang, mengatakan pendapatannya selama Ramadan meningkat 35% tahun ini.
Dia menjual pakaian salat. Barang-barangnya dijual dengan harga antara $1,40 dan $55,20, dan dia menjual rata-rata 100 buah per hari.
“Ramadan tahun ini berbeda. Lebih banyak orang mengunjungi pasar dan membeli pakaian; Mungkin karena pemerintah telah mencabut larangan mudik, mengurangi pembatasan sosial, dan mengizinkan orang untuk salat di masjid,” ucapnya.
Tuti Adib, pemilik dan pendiri Bilqis, juga mengatakan kepada Salam Gateway bahwa pendapatannya selama Ramadan tahun ini jauh lebih baik dari tahun lalu, yang berarti tumbuh sekitar 30%. (HRY)