IQNA

Berbohong, Faktor Penghilang Kepercayaan

6:22 - September 22, 2022
Berita ID: 3477352
TEHERAN (IQNA) - Manusia secara alami mencari hakikat; baik untuk mendengar, melihat, atau mengatakan. Tetapi manusia terkadang melupakan kodratnya dan meninggalkan hakikat dan cenderung berbohong. Sedangkan kebohongan bertentangan dengan hakikat manusia.

Motif manusia untuk berbohong berbeda, tetapi yang penting adalah keinginan manusia untuk berbohong; Suatu persoalan yang bertentangan dengan ruh dan hakikat manusia serta menyebabkan manusia kehilangan kedudukan dan nilainya.

Dalam definisi berbohong, Alquran mengisyaratkan hal ini bahwa seseorang mengucapkan sesuatu yang tidak dia yakini, meskipun itu adalah kebenaran; seperti yang dikatakan orang-orang munafik:

إِذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُونَ قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّهِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ

Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta. (QS. Al-Munafiqun: 1)

Alquran menganggap setan sebagai sumber kebohongan dan memperingatkan manusia bahwa setan adalah pendiri kebohongan, dan dengan cara ini ia mencoba mencapai tujuannya untuk menipu Adam dan semua manusia, dan di sisi lain, ia mensuport manusia untuk berbohong:

هَلْ أُنَبِّئُكُمْ عَلَى مَنْ تَنَزَّلُ الشَّيَاطِينُ تَنَزَّلُ عَلَى كُلِّ أَفَّاكٍ أَثِيمٍ

Apakah akan Aku beritakan kepadamu, kepada siapa syaitan-syaitan itu turun? Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi yang banyak dosa”. (QS. Asy-Syu’ara’: 221-222)

Berbohong, sebagai kerendahan moral dan dosa individu dan sosial, memiliki banyak konsekuensi, yang paling penting di bidang sosial adalah hilangnya kepercayaan publik. Meningkatnya kebohongan di antara orang-orang dalam masyarakat menghancurkan segala bentuk penilaian yang benar dan orang tidak dapat mempercayai kata-kata satu sama lain dalam bidang apa pun.

Dengan demikian, orang pertama yang dirugikan dengan berbohong adalah sang pembohong. Kebohongan seperti rayap dalam diri seseorang, secara bertahap menghancurkan kepribadian, reputasi, dan kredibilitas seseorang. Peringatan ini secara eksplisit dinyatakan dalam Alquran:

وَقَدْ جَاءَكُمْ بِالْبَيِّنَاتِ مِنْ رَبِّكُمْ وَإِنْ يَكُ كَاذِبًا فَعَلَيْهِ كَذِبُهُ وَإِنْ يَكُ صَادِقًا يُصِبْكُمْ بَعْضُ الَّذِي يَعِدُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ مُسْرِفٌ كَذَّابٌ

“Dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu. Dan jika ia seorang pendusta maka dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu; dan jika ia seorang yang benar niscaya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu". Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta.(QS. Al-Ghaafir: 28)

captcha