IQNA

Intelijen Iran Beberkan Strategi Barat-Zionis dalam Perang Hibrida yang Gagal

11:09 - July 29, 2025
Berita ID: 3482446
IQNA - Memperingati 40 hari sejak kesyahidan para warga Iran dalam perang 12 hari, Kementerian Intelijen Republik Islam Iran merilis pernyataan komprehensif yang mengungkap secara lengkap skala serangan terkoordinasi oleh Amerika Serikat, rezim Zionis, serta para kaki tangan regional dan internasional mereka.

Dalam pernyataan tersebut, kementerian memberikan penghormatan kepada para warga sipil, komandan militer, ilmuwan nuklir, dan para petugas intelijen tanpa nama yang gugur, seraya menegaskan kembali kesetiaan mutlak kepada Pemimpin Revolusi Islam, Ayatullah Sayed Ali Khamenei, dan bimbingan strategis beliau.

Bukan Operasi Terbatas, Tapi Perang Terencana

Kementerian menyatakan bahwa agresi pada 23 Juni bukanlah operasi terbatas, melainkan perang yang direncanakan secara matang dan berlapis, dengan target utama mengguncang dan menghancurkan Republik Islam dari dalam.

Tujuan musuh mencakup perubahan rezim, perpecahan nasional, serta penghancuran kedaulatan Iran secara total.

Kampanye musuh menggunakan seluruh dimensi perang — militer, siber, intelijen, psikologis, dan subversi internal — untuk memaksa Iran tunduk.

Namun, rakyat Iran, di bawah kepemimpinan Ayatullah Khamenei, menunjukkan keteguhan dan ketahanan yang berhasil menggagalkan seluruh upaya tersebut.

Strategi Perang Hibrida dan Tipuan Diplomatik

Kementerian membeberkan berbagai langkah musuh, antara lain:

Negosiasi palsu dan manipulasi organisasi internasional, termasuk resolusi ilegal dari Dewan Gubernur IAEA.

Kampanye propaganda media dan psikologis besar-besaran, yang ditujukan untuk menciptakan ketidakstabilan internal.

Operasi intelijen terkoordinasi oleh CENTCOM, Pentagon, dan perusahaan teknologi yang terkait dengan rezim Zionis, memanfaatkan teknologi satelit dan siber mutakhir.

Namun, badan intelijen Barat gagal total dalam memperkirakan ketahanan Iran, karena terlalu bergantung pada informasi menyesatkan dari kelompok anti-Iran di luar negeri. Strategi mereka, yang meniru kegagalan operasi perubahan rezim AS di kawasan lain, berhasil dipatahkan oleh sistem pertahanan Iran yang terintegrasi.

Operasi Rahasia: Pembunuhan, Sabotase, dan Terorisme

Pernyataan tersebut juga mengungkap bahwa agen-agen Zionis berusaha membunuh para pejabat Iran, mensabotase infrastruktur penting, serta mengaktifkan sel teror dan kelompok pengkhianat di pengasingan — termasuk sisa-sisa kelompok teroris MKO dan elemen monarkis — guna memicu kerusuhan dan konflik internal.

Kementerian Intelijen juga mengungkap keterlibatan langsung para petugas intelijen Iran dalam operasi siber dan mata-mata di dalam wilayah pendudukan Palestina, termasuk infiltrasi ke struktur keamanan rezim Zionis. Meski beberapa operasi diketahui dan beberapa agen ditangkap, sebagian besar misi tetap berjalan dan tak terdeteksi.

Salah satu pendekatan utama adalah merekrut agen dari lingkaran terdalam militer dan keamanan rezim Zionis untuk menjalankan misi, mengumpulkan data, dan melaporkan hasil operasi. Meski sebagian terungkap, bagian paling sensitif dari misi ini masih aktif hingga kini.

Penangkapan dan Gagalnya Sabotase

Kementerian menyatakan lebih dari 20 agen yang terhubung dengan Mossad ditangkap di sejumlah provinsi. Bersama unit kontra intelijen militer, penangkapan ini berhasil menggagalkan sejumlah plot sabotase dan pembunuhan. Pernyataan tersebut juga mengungkap:

Penangkapan para pemimpin Daesh dan penyusup bersenjata di perbatasan Iran.

Penyitaan senjata dalam jumlah besar, termasuk RPG, senapan mesin berat, bahan peledak militer, serta senapan M4 dan M16 buatan AS.

Penggagalan rencana pembentukan pemerintahan pengasingan boneka oleh pewaris dinasti Pahlavi yang bekerja sama dengan intelijen Zionis.

Pemusnahan jaringan penerima dana sabotase via mata uang kripto, yang menyamar sebagai organisasi keagamaan atau masyarakat sipil.

Serangan Siber dan Perlindungan Infrastruktur

Kementerian juga memaparkan serangan siber besar-besaran yang diluncurkan Zionis terhadap infrastruktur vital Iran, sebagai bagian dari perang digital yang ditujukan untuk menciptakan kekacauan. Iran berhasil mengidentifikasi pusat kendali siber musuh, melumpuhkan jaringannya, dan menangkap para pengelola platform yang digunakan untuk mengoordinasikan operasi anti-keamanan.

Destabilisasi Ekonomi dan Sosial Digagalkan

Pernyataan menyebutkan bahwa musuh juga berupaya menciptakan krisis ekonomi buatan, seperti:

Mendorong pemogokan buruh.

Mengganggu sektor produksi dan pelayanan vital.

Menciptakan kelangkaan barang kebutuhan pokok.

Semua upaya ini berhasil digagalkan berkat pemantauan intelijen Iran dan peningkatan kesadaran publik.

Operasi Psikologis dan Upaya Manipulasi Individu

Kementerian mengungkap upaya Mossad menghubungi sejumlah individu di Iran menggunakan nomor internasional untuk:

Menyebar ketakutan dan kebingungan.

Menawarkan “jalan aman” palsu keluar negeri.

Memberi janji kewarganegaraan asing palsu.

Melancarkan ancaman dan tipu daya.

Seluruh upaya ini berhasil digagalkan berkat kewaspadaan para target dan penanganan tepat oleh aparat keamanan.

Kesimpulan dan Kesiapsiagaan Penuh

Di akhir pernyataannya, Kementerian Intelijen menegaskan bahwa meskipun skema konspirasi AS-Israel ini sangat luas dan kompleks, Iran berhasil mencegah segala bentuk pelanggaran terhadap keamanan nasional. Mereka menyebut kemenangan ini berkat operasi pertahanan dan serangan terkoordinasi serta peran vital rakyat Iran yang siaga dan bersatu.

Kementerian menegaskan bahwa aparat keamanan Iran tetap dalam kesiapsiagaan penuh untuk menghadapi segala bentuk agresi di masa mendatang, di bawah bimbingan strategis Ayatullah Sayed Ali Khamenei. (HRY)

 

Sumber: arrahmahnews.com

Kunci-kunci: Intelijen ، iran ، Perang
captcha