Pengawas anti-ekstremisme Al-Azhar menekankan, informasi-informasi palsu di Twitter termasuk melebih-lebihkan masalah, menciptakan ketakutan dan kekhawatiran berlebihan tentang kehadiran Muslim di masyarakat Barat, dan kritik rasis terhadap Muslim.
Pengawas ini menyatakan, provokasi terhadap umat Islam, selain pelecehan verbal, menyebabkan pada penyerangan terhadap properti Muslim, seperti penodaan masjid dan pusat Islam, pencopotan jilbab dari kepala perempuan, dan kekerasan lainnya.
Pernyataan ini menambahkan, Gerakan Reconquista Spanyol adalah salah satu gerakan yang menerbitkan gagasan ekstremisnya di Twitter dan memainkan peran penting dalam menghasut opini publik terhadap umat Islam.
Pengawas Al-Azhar melaporkan bahwa media dan jejaring sosial ini menghasut kekerasan dan diskriminasi terhadap Muslim dengan menyebarkan berita palsu dan provokatif terhadap Muslim dan ajaran Islam, menyebarkan pemikiran dan stereotip anti-Islam, dan menghubungkan terorisme dengan Islam.
Di penghujung, pusat tersebut meminta pengelola platform dan jejaring sosial untuk menerapkan kebijakan yang tegas guna mencegah penyebaran ujaran kebencian dan provokasi untuk melakukan kekerasan melalui platform-platfformnya. (HRY)