IQNA

Metode Pendidikan Para Nabi; Ibrahim (as)/ 9

Mengingatkan dalam Metode Pendidikan Nabi Ibrahim (as)

17:39 - June 29, 2023
Berita ID: 3478576
TEHERAN (IQNA) - Mengingatkan (tazakkur) merupakan tindakan pendidikan yang penting, contoh-contohnya disebutkan dalam Alquran, khususnya tentang Nabi Ibrahim (as). Berdasarkan metode ini, manusia mengingat masa lalunya dan mengoreksi perilakunya sesuai dengan pengalaman yang diperolehnya di masa lalu.

Salah satu metode pendidikan yang digunakan oleh para nabi (as), khususnya Ibrahim (as), adalah metode memberikan peringatan. Zikir sama dengan mengingatkan. Dan yang dimaksud adalah keadaan jiwa yang dengannya seseorang menjaga apa yang telah dia ketahui sebelumnya.

Kelupaan pada seseorang membuatnya sibuk dengan masa kini dan mengabaikan masa lalunya. Dan dia tidak lagi merasakan tekanan dari kesulitan yang dia lalui dan kegembiraan nikmat Tuhan dalam menyelesaikan kesulitan itu. Dan menahan diri dari apa yang menyebabkan rasa terima kasih atas nikmat tersebut.

Tuhan sendiri menggunakan metode ini dalam Alquran dan terus-menerus memanggil Bani Israel untuk mengingat nikmat masa lalu:

يَابَنىِ إِسْرَءِيلَ اذْكُرُواْ نِعْمَتىَ الَّتىِ أَنْعَمْتُ عَلَيْكمُ وَ أَوْفُواْ بِعَهْدِى أُوفِ بِعَهْدِكُمْ وَ إِيَّاىَ فَارْهَبُون

“Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk).” (QS. Al-Baqarah: 40)

Disebutkan dalam Alquran bahwa Nabi Ibrahim menggunakan metode ini:

  1. Wa ibrāhīma iż qāla liqaumihi'budullāha wattaqụh, żālikum khairul lakum ing kuntum ta'lamụn. Innamā ta'budụna min dụnillāhi auṡānaw wa takhluqụna ifkā, innallażīna ta'budụna min dụnillāhi lā yamlikụna lakum rizqan fabtagụ 'indallāhir-rizqa wa'budụhu wasykurụ lah, ilaihi turja'ụn

وَ إِبْرَاهِيمَ إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ اعْبُدُواْ اللَّهَ وَ اتَّقُوهُ  ذَالِكُمْ خَيرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ إِنَّمَا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ أَوْثَانًا وَ تخْلُقُونَ إِفْكا  إِنَّ الَّذِينَ تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ لَا يَمْلِكُونَ لَكُمْ رِزْقًا فَابْتَغُواْ عِندَ اللَّهِ الرِّزْقَ وَ اعْبُدُوهُ وَ اشْكُرُواْ لَهُ  إِلَيْهِ تُرْجَعُون

Artinya: Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezeki kepadamu; maka mintalah rezeki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya-lah kamu akan dikembalikan.” (QS. Al-Ankabut: 16-17)

Dalam ayat ini, dapat diisyaratkan dua kasus penggunaan metode pengingat oleh Ibrahim:

  1. Ibrahim ingin mengingatkan mereka tentang fakta bahwa pemberi rejeki mereka adalah Tuhan, jadi jika tujuan mereka dari menyembah berhala adalah rezeki, mereka harus menyembah Tuhan karena Tuhan adalah pemberi rezeki mereka, bukan berhala.
  2. Ibrahim ingin mengingatkan mereka tentang kebenaran ini dengan sebuah tanda (kamu akan dikembalikan kepada-Nya) bahwa jika mereka tidak menghentikan pekerjaan ini (penyembahan berhala), itu akan sangat merugikan mereka di Hari Penghakiman ketika mereka kembali kepada Tuhan.(HRY)
captcha