Menurut Iqna mengutip The Sun, Nuraini Ahmad, Wakil Menteri Perempuan, Keluarga dan Pembangunan Masyarakat Malaysia mengumumkan bahwa KTT Perempuan Dunia Islam rencananya akan digelar bulan depan di World Trade Centre Kuala Lumpur di ibu kota Malaysia.
Sekitar 5000 perempuan aktif, wirausaha dan berpengaruh dari berbagai negara diperkirakan akan berpartisipasi dalam acara ini.
Nuraini Ahmad mengatakan: “Peserta dari 57 negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) akan berpartisipasi dalam KTT ini dengan tema “Wanita perkasa generasi masa depan, garda depan kekuatan perempuan.”
“KTT tiga hari ini akan menjadi tempat untuk berbagi ide dan pengalaman, menciptakan jaringan dan membentuk visi bersama untuk masa depan perempuan di seluruh dunia Islam,” imbuhnya.
Nuraini yang juga Ketua KTT Perempuan Dunia Islam 2024 mengatakan, KTT tersebut rencananya akan dibuka oleh Wakil Perdana Menteri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi.
Pada acara pra-peluncuran di bulan Februari, Ahmad Zahid mendesak para peserta konferensi untuk mengambil kesempatan untuk mengadvokasi hak-hak perempuan dan bekerja sama demi masa depan di mana setiap perempuan dapat berkembang dan mempengaruhi dunia.
Nuraini, yang juga presiden Wanita UMNO (Gerakan Perempuan Malaysia), mengatakan tujuan gerakan ini adalah menjadikan 30 persen pengambil keputusan gerakan di setiap tingkatan adalah perempuan profesional, termasuk pengusaha sukses, tokoh perusahaan, dan akademisi. “Hal ini untuk memastikan aliran ide-ide baru yang konstan dan keberlanjutan kepemimpinan yang kuat,” katanya.
Di bidang ekonomi, Nuraini menekankan bahwa Wanita UMNO harus memanfaatkan sepenuhnya kepemimpinan Malaysia dalam industri halal, yang saat ini bernilai $2,3 triliun (sekitar RM10,06 triliun) dan diperkirakan akan tumbuh pada tahun 2025 mencapai 3,3 triliun dolar. Menurut dia, ekspor produk halal Malaysia mencapai 54 miliar ringgit pada tahun lalu.
Presiden UMNO Ahmad Zahid juga berbagi informasi tentang potensi industri halal, dan menekankan bahwa Wanita UMNO dan kita harus membantu mengeksplorasi bagaimana mendukung pengusaha perempuan di sektor halal yang lebih luas.
“Kami menerima tantangan ini dan kami akan berdiskusi dan bekerja sama dengan lembaga dan organisasi non-pemerintah untuk menerapkan dan mengidentifikasi wirausahawan potensial untuk mendapatkan sertifikat halal,” ucapnya. (HRY)