IQNA

Wawancara IQNA dengan Analis Lebanon:

Amerika dan Israel Berupaya Memulihkan Martabat yang Hilang dalam Perang Lebanon

12:26 - October 07, 2024
Berita ID: 3480879
IQNA - Bilal Al-Laqis menekankan, masalah paling berbahaya saat ini adalah esensi perang Amerika-Israel melawan Lebanon yang luar biasa dan bersifat historis, dan ini mungkin merupakan upaya terakhir Barat untuk memulihkan dominasinya di kawasan, dan tampaknya jika gagal dalam perang ini, maka tidak memiliki kekuatan untuk berdiri lagi.

Dr. Bilal Al Laqis, lahir pada tahun 1977 di Beirut, lulus dalam bidang matematika dari Universitas Lebanon. Ia menerima gelar doktor dalam ilmu politik dari Universitas Lebanon dan selain penelitian politik dan sosial, ia adalah seorang profesor universitas dan anggota dewan politik Hizbullah Lebanon.

Menjelang peringatan pertama operasi Badai Al-Aqsa (7 Oktober) dan bersamaan dengan kejahatan rezim Zionis terhadap rakyat Lebanon dan kesyahidan Sayyid Hasan Nasrullah, almarhum Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon, Dr. Bilal Al-Laqis, seorang profesor universitas dan analis politik Lebanon, dalam sebuah wawancara dengan IQNA telah membahas masalah ini.

Di permulaan, merujuk pada peringatan satu tahun operasi badai Al-Aqsa, Al-Laqis berdoa kepada Allah swt agar menerima perbuatan seluruh mujahidin dan orang-orang yang bersabar atas peristiwa bersejarah ini dan tahapan luar biasa sejarah bangsa ini.

Analis Lebanon ini melanjutkan, Para mujahid ini selalu menjadi guru konsep-konsep seperti kebebasan dan kembali ke Islam secara benar bagi banyak negara dan seluruh sejarah kita sejak kemenangan Revolusi Islam dengan restu dari Imam Khomeini (qs) dan kepemimpinan Imam Khamenei dan dengan keberkahan dari semua rakyat yang sabar dan resisten telah mengingatkan kita dengan benar.

Dia menambahkan, selama lebih dari 40 tahun, Republik Islam Iran telah menghadapi segala macam tantangan dan tekanan serta penindasan ekonomi. Namun Iran selalu menjadi basis dan dukungan bagi negara-negara tertindas lainnya yang menginginkan revolusi.

Rakyat Palestina dan Lebanon tidak mendapat dukungan kecuali Iran

Al-Laqis menekankan, setiap kali negara-negara Lebanon dan Palestina memutuskan untuk melawan musuh, mereka tidak akan menemukan siapa pun di seluruh dunia kecuali bangsa Iran di pihak mereka, jadi saya berterima kasih kepada bangsa Iran dari lubuk hati saya yang paling dalam. Sebuah bangsa yang telah menanggung segala tekanan ekonomi dan politik dari seluruh dunia, karena tujuan Barat dan dunia arogan adalah menghancurkan bangsa Iran, namun pada saat yang sama, bangsa ini masih tetap berdiri tegak.

مقاومت لبنان به اسرائیل هرگز اجازه نمی‌دهد که به ایران دست یابد

Menunjukkan bahwa kita sekarang berada di jantung perang di Lebanon dan jet tempur Israel mengancam Beirut dan kota-kota Lebanon lainnya setiap hari dan setiap jam, ia berkata: “Kami mengorbankan banyak syauhada dalam perang ini, termasuk pemimpin kami yang tercinta dan Sayyidus Syuhada Jalan Quds Syahid Hasan Nasrullah, Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon. Dia adalah syahid abad ini dan tidak hanya rakyat Lebanon tetapi seluruh dunia mengenalnya dan tertarik serta mencintainya.

Analis Lebanon ini mengisyaratkan bahwa satu tahun telah berlalu sejak dimulainya operasi badai Al-Aqsa yang terjadi pada tanggal 7 Oktober tahun lalu, dan menyatakan: “Operasi ini menggagalkan semua rencana Amerika, Barat dan Israel terhadap wilayah tersebut.

Al-Laqis melanjutkan, masalah yang paling berbahaya adalah bahwa esensi perang ini bersifat luar biasa dan bersifat historis dan ini mungkin merupakan upaya terakhir Barat untuk memulihkan dominasinya di kawasan, dan tampaknya jika kalah dalam perang ini, maka tidak akan memiliki kekuatan untuk berdiri lagi. Oleh karena itu, perang ini berbahaya pada tingkat seperti itu dan dianggap sebagai ancaman bagi Barat, dan keuntungannya adalah bersifat eksistensial. (HRY)

 

4240714

Kunci-kunci: wawancara iqna ، lebanon ، AS-Israel ، Berupaya ، Perang
captcha