IQNA

Catatan:

Puasa dalam Umat Kristen

5:42 - March 27, 2025
Berita ID: 3481825
IQNA - Puasa dalam agama Kristen dijalankan pada waktu tertentu, tetapi dalam Perjanjian Lama, puasa juga dikaitkan dengan penyiksaan diri, duka cita, pertobatan pribadi dan umum, serta penguatan doa permohonan.

Dalam tradisi Kristen, puasa sebagian besar dilaksanakan pada Hari Raya Paskah, sehingga tidak dapat dipisahkan dari Paskah. Awalnya, puasa hanya dilakukan selama 36 hari, atau 6 hari dalam 6 minggu. Mohadeseh moeinifar, seorang lulusan Doktor dalam bidang Fikih dan Dasar-Dasar Hukum Islam serta anggota fakultas Universitas Internasional Imam Khomeini (qs), telah membahas topik "Puasa dalam Agama-Agama Ibrahimi" dalam tiga edisi dalam sebuah catatan yang ia berikan kepada IKNA Qazvin, edisi ketiga didedikasikan untuk para audiens IQNA.

Dalam agama Kristen, puasa, menurut Ester 16 dari Alkitab, berarti tidak makan atau minum selama jangka waktu tertentu. Artinya puasa dalam agama Kristen dilakukan pada waktu tertentu. Dalam Perjanjian Lama, puasa disebutkan dengan kata "tsum" atau "tsom" dan "inna nafsyo," yang berarti "merendahkan diri dengan berpuasa". Puasa dalam Perjanjian Lama juga dikaitkan dengan penyiksaan diri, duka cita, pertobatan pribadi dan umum, serta penguatan doa permohonan.

Dalam tradisi Kristen, awalnya tidak ada versi puasa yang formal dan tertulis dan itu merupakan masalah individu, tetapi pada abad kedua, praktik puasa kemudian dilembagakan. Umat ​​Kristen awalnya menetapkan hari puasa mingguan yang rutin. Mereka berpuasa pada hari Jumat untuk memperingati penyaliban Isa al-Masih (as) dan pada hari Rabu untuk memperingati pengkhianatannya. Puasa selama periode ini memperkuat pertobatan, memperdalam doa, dan mengidentifikasi dengan penderitaan dan pengorbanan al-Masih. Melanjutkan tradisi puasa, para misionaris akan berpuasa sebelum memulai misi misionaris. Kemudian pada abad keempat, banyak umat Kristen berpuasa sebelum Perjamuan Kudus.

Dalam tradisi Kristen, puasa sebagian besar dirayakan pada hari raya Paskah, sehingga tidak dapat dipisahkan dari Paskah. Awalnya puasa hanya dilakukan selama 36 hari, atau 6 hari dalam 6 minggu; Namun pada abad ke-7 dan ke-8, para pemimpin Kristen di seluruh Eropa Barat mulai menambahkan empat hari lagi sehingga jumlahnya menjadi 40 hari.

Umat ​​Kristen memulai puasa pada hari Rabu setelah Minggu ketujuh sebelum Paskah, hari yang kemudian dikenal sebagai Rabu Abu. Masa Prapaskah selama hari-hari ini diakhiri dengan kebaktian malam Paskah pada Sabtu Suci. Itulah sebabnya masa puasa selama 40 hari dikenal sebagai Prapaskah, dan umat Kristiani mengabdikan diri pada doa dan pertapaan rohani.

Sementara di Perjanjian Baru, puasa disebut dengan kata "nesteo" atau "nesteia", yang berarti "tidak makan". Puasa dalam agama Kristen dilakukan untuk berbagai tujuan, misalnya:

Ayat 27 dari Bab 21 Kitab 1 Raja-raja menyatakan bahwa berpuasa sebagai persiapan menerima firman Tuhan merupakan tanda pertobatan.

Dalam ayat 13 bab 31 Kitab 1 Samuel disebutkan bahwa puasa merupakan tanda berkabung.

Ayat 16 dari Bab 12 Kitab 2 Samuel menyatakan bahwa puasa merupakan permohonan untuk keberkahan ilahi. (HRY)

 

4273637

Kunci-kunci: Catatan ، puasa ، umat kristen
captcha