Dalam pernyataan pers yang dirilis pada hari Sabtu, Hamas menyatakan: “Jadikan hari Minggu besok dan hari-hari berikutnya sebagai pekikan amarah yang menggema menghadapi penjajahan Zionis dan melawan kelaparan sistematis di Jalur Gaza.”
Hamas kembali menyerukan kepada “umat Arab dan Islam serta semua orang merdeka di dunia untuk melakukan gerakan global dalam segala bentuk pawai massa dan aksi solidaritas.”
Pernyataan tersebut menekankan pentingnya untuk “meninggikan suara, dan melakukan segala bentuk tekanan politik, diplomatik, parlemen, buruh, dan mahasiswa, sebagai bentuk solidaritas dengan Jalur Gaza, dukungan terhadap keteguhan mereka, dan menentang perang genosida dan kelaparan, hingga agresi brutal dihentikan dan blokade yang zalim diakhiri.”
Dua Juta Warga Palestina Terjebak dalam Krisis Kemanusiaan yang Makin Parah
Dua juta orang di Gaza menghadapi krisis kemanusiaan di semua lini, karena otoritas pendudukan Israel telah menutup seluruh perbatasan sejak 2 Maret 2025 dan melarang masuknya bantuan makanan serta medis. Hal ini menyebabkan kelaparan menyebar luas di wilayah tersebut.
Kementerian Kesehatan pada hari Sabtu melaporkan adanya peningkatan signifikan dalam angka kematian akibat kelaparan dan kekurangan gizi.
Pasukan pendudukan Israel, dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat, sedang melancarkan perang genosida terhadap Jalur Gaza.
Menurut Kementerian Kesehatan, perang ini sejauh ini telah menewaskan lebih dari 58.765 orang syahid, melukai 140.485 lainnya dengan tingkat luka yang bervariasi, serta mengakibatkan lebih dari 11.000 orang hilang, dan kelaparan yang telah merenggut puluhan nyawa.
Lebih dari dua juta warga Palestina hidup dalam kondisi pengungsian paksa di tengah kehancuran total. (HRY)
Sumber: arrahmahnews.com