IQNA

Kesyahidan Sayidah Fatimah sa

13:56 - November 25, 2025
Berita ID: 3483056
IQNA - Termasuk di antara keyakinan yang masyhur dan mengakar di kalangan orang-orang Syiah. Berdasarkan keyakinan ini, Sayidah Fatimah sa, putri Nabi saw, bukan meninggal secara alami, tetapi mati syahid akibat cedera yang ditimpakan kepadanya oleh sebagian sahabat Nabi.

Menurut laporan IQNA dikatakan bahwa kelompok Ahlusunah meyakini bahwa meninggalnya Sayidah Fatimah sa disebabkan oleh rasa sedih dan gundah atas kepergian Nabi saw. Namun orang Syiah meyakini bahwa faktor asli dari kesyahidannya adalah ulah ari salah seorang sahabat . Mereka pada hari-hari Fatimiyah (ayyam Fathimiyyah) berduka untuk Fatimah sa. Menurut kutipan sebagian sumber referensi, beliau mengalami keguguran janin Muhsin dalam peristiwa ini.

Orang Syiah bersandar kepada beberapa dalil atas kesyahidan Sayidah Zahra sa. Di antaranya, menurut sebuah riwayat dari Imam Kazim as, disematkannya gelar "Shiddiqah Syahidah" untuk Fatimah sa. Demikian juga Muhammad bin Jarir Thabari, teolog abad ke-3-H di dalam kitab Dalāil al-Imamah menukil satu riwayat dari Imam Kazhim as bahwa sebab kesyahidan Fatimah sa adalah gugurnya janin yang dikandungnya akibat pukulan.

Sumber-sumber referensi Syiah dan Ahlusunah menyinggung beberapa perincian kejadian yang berakhir dengan meninggalnya Sayidah Fatimah sa. Di antaranya adalah penyerangan rumah Fatimah az-Zahra sa dan Imam Ali as, gugurnya janin dan dipukulnya beliau. Sumber terkuno yang dalam hal ini dijadikan sandaran oleh orang Syiah adalah kitab Sulaim bin Qais Hilali yang ditulis pada abad pertama Hijriah. Demikian pula orang Syiah melandaskan kesyahidan Sayidah Fatimah az-Zahra sa pada riwayat-riwayat yang juga tertera dalam sumber-sumber Ahlusunah. Kitab al-Hujum 'ala Baiti Fathimah mengutip riwayat-riwayat dari 84 perawi dalam sumber-sumber Ahlusunah.

Meyakini kesyahidan Sayidah Fatimah az-Zahra sa berhadapan dengan beberapa isykalan dan telah dijawab pula dengan beberapa jawaban. Di antaranya, dalam menjawab bahwa rumah-rumah Madinah pada zaman itu tidak memiliki pintu, Sayid Ja'far Murtadha Amili (w. 1441 H), peneliti sejarah Syiah, bersandar kepada beberapa riwayat yang menegaskan bahwa berpintunya rumah-rumah Madinah pada zaman itu merupakan perkara yang umum dan lumrah.

Demkian pula dalam menjawab bahwa jika Sayidah Fatimah az-Zahra sa mendapatkan serangan, mengapa Imam Ali as dan yang lainnya diam dan tidak membelanya?, selain alasan bahwa Nabi saw menyuruh Imam Ali as untuk diam dan bersabar demi menjaga kemaslahatan kaum Muslimin, dikatakan juga bahwa berdasarkan satu kutipan yang terdapat di dalam kitab Sulaim, setelah Umar bertindak maka Ali as menyerangnya dan menjatuhkannya ke tanah. Namun Umar meminta tolong kepada orang-orang yang hadir di saat itu dan mereka mengikat Imam Ali as.

Para penulis Ahlusunah memperhatikan hubungan baik di antara Imam Ali as dan Sayidah Fatimah az-Zahra sa dengan tiga khalifah dan mereka menjadikannya sebagai dalil untuk menolak kesyahidan Sayidah Fatimah az-Zahra sa. Adapun berkenaan dengan pernikahan Ummu Kultsum, putri Imam Ali as dengan Umar bin Khatthab, orang Syiah berkata bahwa perkawinan ini dilakukan dengan paksa dan tidak bisa dijadikan bukti kedekatan hubungan di antara Imam Ali as dan para khalifah. (HRY)

captcha