IQNA

Budaya Syahadah di Sepanjang Sejarah Umat Islam Tetap Lestari

6:11 - August 01, 2011
Berita ID: 2162898
Sekjen Forum Dunia Pendekatan Antar Mazhab Islam dalam Konferensi Kemerdekaan dan Kebebasan di Afganistan menyatakan bahwa jihad kaum muslimin dan budaya syahadah di sepanjang sejarah umat Islam adalah semakin bertambah hidup dan lestari.
IQNA menukil dari Humas Sekjen Forum Dunis Pendekatan Antar Mazhab Islam, Ayatullah Taskhiri dalam Konferensi Kemerekaan dan Kebebasan; Menghasilkan Pengorbanan dan Syahadah di Afghanistan, mengatakan bahwa jihad adalah jalan menuju syahadah dan ijtihad adalah jembatan yang akan memperkaya budaya dan dua kekuatan ini akan menjadi senjata yang akan menyerang tubuh para kolonialisme dunia.

Beliau menambahkan, kita harus menghargai para mujahid dikarenakan budaya jihad dan syahadah inilah meningkatkan keimanan orang-orang mukmin dan para mujahidin yang dapat menaklukkan berbagai kekuatan.

Sekjen Forum Dunia tersebut berbicara mengenai penjajahan di dekade terakhir dengan mengatakan, "Para kolonialisme dunia memiliki empat tujuan antara lain: pertama, menciptakan perpecahan di dunia Islam; kedua, meninggalkan Islam; ketiga, memisahkan Islam dari kehidupan kaum muslimin dan menghancurkan semangat jihad dan kesyahidan.

Ayatullah menegaskan bahwa dua peristiwa yang terjadi di pertengahan abad kedua puluh, . Salah satunya adalah melalui kemenangan Revolusi Islam yang dipimpin oleh Imam Khomeini dengan mengatakan, "Ini adalah jihad besar Ilahi, yang menaklukkan kekuatan dan senjata kaum imperalis. Juga merupakan nikmat Ilahi dan rakyat tidak boleh melupakan perjuangan besar Ilahi ini."

Di awal acara seminar itu dibacakan pesan dari Presiden Afghanistan Hamid Karzai, yang menegaskan pada kebebasan dan kemerdekaan ekonomi, hingga akan dapat mewujudkan kemerdekaan dalam berpolitik.

Pada pesan itu juga mengisyaratkan tentang kemerdekaan di Afghanistan merupakan pengorbanan yang belum pernah terjadi sebelumnya di masa nenek moyang mereka dan dan merupakan tugas para generasi muda mereka untuk mewujudkan kebebasan bangsa melalui perjuangan.

Dalam Konferensi dua hari tersebut, Ketua Dewan Tertinggi Perdamaian dan Kemerdekaan dan mantan presiden Afghanistan, Burhanuddin Rabbani menyatakan kebebasan dalam budaya agama adalah anugerah Ilahi dan mengatakan bahwa buah dari darah para syuhada' negara ini, yang mana mereka telah pengorbanan jiwa mereka dengan cara ini

Ketua Dewan Tertinggi Perdamaian itu menegaskan, jaminan untuk meraih kemerdekaan di Afghanistan akan diringkas dalam beberapa perkara: pertama, mempertahankan sebuah target bahwa membangun pondasi kebebasan. Kedua, menjalin hubungan yang mendalam antar revolusioner dengan nilai-nilai agama. Ketiga, mewujudkan kesatuan nasional di antara mereka dan keempat, penyebaran ilmu pengetahuan yang dapat membangun masyarakat dengan nilai-nilai kebebasan.

Perlu diketahui bahwa konferensi itu diselenggarakan pada tanggal 26 dan 27 Juli lalu di kota Kabul, Afganistan.

833351
captcha