Agresi ke Yaman Keluar dari Dekrit Uni Arab dan Menyalahi Asas Penghormatan terhadap Kepemimpinan Negara
“Organisasi-organisasi tersebut dalam statemennya dengan menegaskan keharusan penghentian segera perang, mengingatkan aksi militer ini menyalahi proses pencapaian stabilitas dan kesepakatan politik, dimana pelbagai kelompok masyarakat Yaman berupaya meraihnya dengan menjauhkan dari campur tangan dan mandat orang-orang asing,” demikian laporan IQNA, seperti dikutip dari al-Masry al-Youm.
Organisasi ini dengan menolak campur tangan dalam urusan internal negara dan menggunakan pasukan militer luar untuk menyelesaikan perselisihan dan konflik-konflik internal, yang hasilnya tak lain adalah pembunuhan dan kehancuran serta lebih menambah krisis, mereka mengevaluasi tindakan-tindakan semacam ini adalah sebuah langkah untuk membantu pengembangan kelompok-kelompok teroris, seperti al-Qaidah dan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Yaman dan seluruh kawasan.
Lebih lanjut, statemen ini menambahkan, tujuan perang melawan Yaman adalah menutup jalan perundingan damai antara masyarakat negara ini untuk sampai ke jalan solusi permasalahan, karena mereka tidak menerima kebijakan-kebijakan yang ditekankan oleh Arab Saudi dan sebagian negara-negara pesisir Teluk Persia yang menentang kemaslahatan mereka, karena negara-negara ini sangat memaksa sekali penghapusan peran rakyat dan hak-hak mereka dalam menciptakan perubahan-perubahan damai, dimana contoh yang dapat dilihat adalah dalam partisipasi Pasukan Perisai Jazirah untuk menghancurkan front damai masyarakat Bahrain.
Organisasi hak dan hukum dalam statemennya meminta Dewan Keamanan PBB, dengan melaksanakan tanggung jawab hak-hak dan moralnya untuk menjaga keamanan dan perdamaian internasional supaya menghentikan agresi Arab Saudi ke Yaman secepatnya dan mengganti kerugian-kerugian kepada masyarakat Yaman akibat agresi ini.
3072783
