“Muhammed Abdul Malik al-Shami, salah seorang pemimpin spiritual Ansarullah Yaman, Senin (13/4/2015) setelah takziah di Beirut kemudian dikebumikan di samping pusara Imad Mughniyah dan putranya,” demikian laporan IQNA, seperti dikutip dari harian Lebanon, al-Nahar.
Menurut laporan ini, jasad pemimpin spiritual Ansarullah dilayat pada Senin sore di Dahiyeh dan akhirnya dikebumikan disamping pusara Imad Mughniyah, disamping pemimpin fraksi muqamawah Islam Lebanon
Muhammed Abdul Malik al-Shami adalah salah seorang pemimpin religi Ansarullah Yaman, dimana 5 hari sebelum dimulainya aksi Badai Krusial, terluka pada salah satu serangan teroris al-Qaidah di Sana’a dan hari Jumat kemarin meninggal dunia di Tehran.
Al-Shami, 17 tahun lalu pergi ke Suriah dan menimba ilmu di hauzah ilmiah Damaskus dan memiliki banyak peran dalam menarik masyarakat Yaman untuk menimba ilmu di hauzah.
Jawaban Masyarakat Yaman terhadap Agresi Rezim Saudi Akan Sangat Menyakitkan
Berita resmi Yaman (Saba Net) melaporkan, Kolonel Sharaf Ghalib Luqman, Jubir pasukan bersenjata Yaman, Senin (13/4) dalam sebuah pertemuan pers di Sana’a mengatakan, Arab Saudi dalam agresi ke Yaman telah menghancurkan instalasi dan markas-markas kehidupan, dengan terprogram dalam kepungan laut dan darat guna menundukkan rakyat Yaman.
“Pasukan Yaman mengetahui bahwa perang utamanya adalah dengan teroris, yang mana Arab Saudi mengayominya di Yaman, namun pasukan Yaman tidak akan membiarkan Arab Saudi dan negara-negara lainnya mengancam negara,” ungkapnya.
Jubir Pasukan Bersenjata Yaman mengatakan, Arab Saudi sedang berbicara tentang legalitas pemerintahan sebelumnya, dimana sistem monarki warisan yang memimpin negara ini dan para keluarga penguasa di Arab Saudi telah melalimi rakyat negara ini. Rakyat Arab Saudi adalah saudara kami, namun mereka lemah dan tidak mampu.
“Rakyat Yaman dengan tegas mengumumkan kesiapannya sampai titik darah penghabisan akan melawan agresi Arab Saudi, kami dalam mereaksi hal ini akan menunjukkkan kepada para agresor Arab Saudi dan sekutunya, bahwasanya kami tidak akan mengizinkan seorang pun dan masa reaksi sangat dekat dan jawaban kami sangat lebih dahsyat. Reaksi ini akan lebih keras dan lebih menyakitkan dan Arab Saudi dan Amerika bukanlah yang menentukan waktu dan bagaimana reaksi tersebut,” tegasnya.
Jubir Pasukan Bersenjata Yaman dengan mengisyaratkan bahwa dalam agresi Arab Saudi telah membidik kawasan-kawasan perumahan Yaman, markas-markas komersil, stadion-stadion olahraga dan silo menambahkan, dalam agresi ini kerugian terbanyak menimpa insfrastruktur, sampai-sampai sekarang ini lebih dari 1200 markas non militer telah menjadi target bidikan.
Hari keduapuluh perang melawan Yaman dimulai dalam kondisi dimana menurut pengumuman para pejabat Yaman, 2500 warga sipil negara ini meninggal dunia dalam agresi pasukan-pasukan Arab Saudi.
Agresi koalisi melawan Yaman dengan dipimpin Arab Saudi dan bombardir insfrastruktur dan instalasi-instalasi penting Yaman dengan tujuan mengembalikan kekuasaan presiden mengundurkan diri negara ini masih terus berlanjut untuk ke duapuluh hari berturut-turut, dengan kebungkaman Dewan Keamaan PBB.
Agresi Koalisi Saudi dengan partisipasi 10 negara dumulai dari tanggal 26 Maret dengan perintah raja Arab Saudi dan masih terus berlanjut sampai hari ke 20.
Menurut statistik, selama ini kurang lebih 2500 warga tidak berdosa Yaman meninggal dunia akibat agresi Saudi ini dan banyak sekali bangunan-bangunan negara ini hancur.
Pesawat-pesawat tempur agresor Saudi melakukan serangan terhadap sebuah sekolah putri Ahlussunnah di propinsi Ma’rib, yang mengakibatkan terbunuhnya para pelajar Yaman dan melukai sejumlah mereka.
Pembunuhan Massal Pelajar Mazhab Ahlussunnah dalam Agresi Udara Saudi Melawan Yaman
Sumber-sumber berita mengabarkan, pesawat-pesawat tempur koalisi Saudi, Senin melakukan serangan terhadap sebuah sekolah putri Ahlussunnah di propinsi Ma’rib, yang bernama Aisyah.
Dalam agresi udara ini beberapa pelajar putri Yaman meninggal dunia dan beberapa orang mengalami luka-luka.
Sekolah ini terletak di kawasan Ahlussunnah propinsi Ma’rib, dan ini menunjukkan bahwa Saudi tidak berbelas kasih kepada Ahlussunnah dan membunuh mereka secara massal.
Pasukan-pasukan koalisi Arab Saudi untuk menciptakan ketakutan di kalangan masyarakat telah membidik rumah dan tempat-tempat umum, bahkan rumah sakit.