IQNA

Laporan IQNA tentang Wanita Aktivis Al-Quran di Luar Negeri;

Pendirian Yayasan Al-Quran Al-Huda di Malaysia/ Sebuah Petuah kepada Para Remaja

15:17 - May 21, 2015
Berita ID: 3306143
IRAN (IQNA) - Zahra Kadkhoda Mezerji pada tahun 1390-1394 memublikasikan Ulumul Quran di kawasan Malaysia dan dengan mendirikan yayasan kebudayaan, seni dan Al-Quran Al-Huda telah menyelenggarakan pelbagai kelas bacaan, bacaan mudah dan pelajaran-pelajaran Al-Quran serta berupaya untuk mendidik kelompok tawasih religi di tengah-tengah para remaja dan pemuda.

Menurut laporan IQNA, Zahra Kadkhoda Mezerji, wanita aktivis Al-Quran di luar negeri yang sampai sekarang ini tinggal di Malaysia telah banyak melakukan upaya untuk mengembangkan dan memublikasikan kebudayaan Al-Quran di pelbagai negara dunia, dimana bagian pertama upaya ini telah diuplod dalam laporan khusus, di situs IQNA.
Sekarang, kita akan menyimak laporan yang kedua:
Kadkhoda Mezerji dalam kelanjutan aktivitas-aktivitsnya di kawasan Balkan, dari tahun 1382-1386, selama empat tahun berinteraksi dengan Organisasi-organisasi wanita muslimah Bosnia dan Herzegovia dapat mengetengahkan pengalaman-pengalamannya ke tengah-tengah mereka, di hauzah ilmu religi dan Al-Quran.
Dia dengan menelaah karya-karya Al-Quran para cendekiawan pada masa Utsmani Bosnia dan Herzegovia berupaya mengenalkan masyarakat Iran dengan gudang-gudang ilmu Bosnia, dalam kancah Ulumul Quran, dan dalam hal ini dia menelaah karya-karya Abdullah Effendi Bosnia.
Abullah Effendi Bosnia (992-1054 H), yang masyhur sebagai pensyarah Fushus al-Hikam, Ibn Arabi menulis sebuah risalah berbahasa Persia, dengan judul Ser-e Yaqin fi Tafsiri Qaulihi Ta’ala, U’bud Rabbaka Hatta Ya’tiyaka al-Yaqin, dimana Kadkhoda Mezerji bersama dengan suaminya, Ali Akbar Dhiya’i, Konsultan Kebudayaan Negara Iran di Malaysia) mengedit risalah tersebut dan memberikan pengantar secara terperinci dalam tingkatan yakin menurut Al-Quran. Risalah ini dan ringkasan dari pengantar Mezerji dalam risalah tersebut dipublikasikan dalam bulletin ilmiah dan penelitian Hikmat Isra’, pada tahun 1389.


Salah satu problem kebudayaan dan religi para wanita Bosnia pada masa itu adalah serangan tidak berbelas kasih kebudayaan Barat terhadap ajaran-ajaran agama kaum muslimin dan ibu Mezerji senantiasa berupaya menemukan jalan untuk membela hak-hak wanita dalam kerangka maa’rif agama, terkhusus Ahlulbait (As). Dengan demikian, dia berupaya memublikasikan sebuah makalah dengan topik, Barobari-e Zan wa Mard az Didgohe Islam (Persamaan Wanita dan Laki-laki dalam Perspektif Islam), dalam bahasa Bosnia. Mezerji yang melihat pengalaman pahit perang Bosnia dan genosida muslim teraniaya kawasan oleh pasukan Serbia; senantianya menganggap dirinya menjadi mitra kedukaan dan kesedihan para wanita muslim negara tersebut dan dengan berpartisipasi dalam pelbagai acara mereka, ia berbicara tentang kemuliaan dan kedudukan maqom wanita dalam Islam dan pribadi agung Sayidah Fatimah Zahra (As), yaitu bagaimanakah beliau bertahan disamping suaminya, Imam Ali (As) dalam peperangan-peperangan sengit era awal Islam, sebagai seorang ibu dan istri yang santun dan menunjukkan kesabarannya dalam segala kondisi di hadapan musibah dan problem kehidupan.

 

Bekerjasama dalam Perbaikan Teks-teks Khat Islam
Dia banyak memberikan bantuan kepada suaminya dalam memperbaiki teks-teks khat Islam, seperti buku Isyraq al-Lahut fi Naqdi Syarh al-Yaqut, (teolog Syiah, Tehran, 1381, Arabi); buku al-Yaqut fi ‘Ilm al-Kalam, (teolog Syiah, Qom, 1372, Arabi), dan serangkain buku-buku sekte-sekte Islam dengan topik Fehres Mashadir al-Firaq al-Islamiyyah (Beirut, 1371-72, Arabi) dan dia senantiasa hadir sebagai seorang pembimbing dalam penelitian-penelitian ilmiahnya.


Salah satu kriteria ibu Mezerji adalah fungsionalismenya dalam jenis opini makalah-makalah ilmiah, dan karena inilah dia senantiasa mewasiatkan bahwa riset dan ilmu harus senantiasa dalam khidmat manusia dan bukan manusia dalam khidmat ilmu, dan pembelajaran ilmu adalah sebuah sarana, dan bukan tujuan, sebagaimana Imam Khomeini (ra) berkali-kali banyak menegaskan akan terhijabnya ilmu dalam jalan sair dan suluk. Berdasarkan opini inilah dia senantasa mensuport selainnya untuk mempelajari ilmu yang bermanfaat, dan bukan setiap ilmu, yang memenuhi otak manusia dan menambah kekacauannya.

Bersambung…

3305694

Kunci-kunci: Iran Islam
captcha