IQNA

Petuah Ulama Malaysia dalam Pembukaan Musabaqoh Al-Quran:

Kelaziman Memahami Al-Quran sebagai Ganti Fokus Terhadap Metode Hafalan dan Tilawah/ Meraih Hidayah dari Al-Quran Memerlukan Permohonan dan Upaya Ikhlas

8:27 - June 10, 2015
Berita ID: 3312722
MALAYSIA (IQNA) - Banyak sekali dari kita sebagai ganti dari mempelajari dan memahami Al-Quran, kita lebih terfokus pada metode-metode tilawah dan hafalan; sementara memahami Islam dengan tanpa memahami Al-Quran secara mendalam itu tidaklah mungkin.

Menurut laporan IQNA, seperti dikutip dari Bernama, Musabaqoh Internanisonal Al-Quran Malaysia biasanya diselenggarakan pada bulan suci Ramadhan dan masyarakat mengikuti musabaqoh ini di rumah-rumah mereka.
Tilawah-tilawah indah para qari terbaik dunia menyertai para ibu-ibu yang sibuk menyiapkan hidangan berbuka di rumah mereka.
Meskipun musabaqoh ini tidak lagi diselenggarakan pada bulan Ramadhan, namun tahun ini periode ke-57nya merupakan sebuah ranah untuk menambah pengetahuan tentang urgensitas memahami perspektif tentang Islam secara global.

Al-Quran; Bimbingan di Masa Pergolakan
Untuk melawan bertambahnya gambaran-gambaran negatif tentang Islam, kaum muslimin harus menambah upaya mereka untuk memahami Al-Quran dan kehidupan berasaskan ajaran-ajaran Al-Quran.
Isham Ahmad, pakar lembaga pemahaman Islam Malaysia mengatakan, namun banyak sekali dari kita sebagai ganti dari mempelajari dan memahami Al-Quran, kita lebih terfokus pada metode-metode tilawah dan hafalan; sementara memahami Islam dengan tanpa memahami Al-Quran secara mendalam itu tidaklah mungkin.
“Namun bagaimanakah kita dapat membedakan idiom-idiom yang tidak benar tentang Islam dengan hakikat Islam, jika kita tidak memiliki struktur valid untuk memahaminya? Darimanakah kita dapat menemukan referensi valid untuk hakikat Islam? sudah pasti dalam Al-Quran,” tambahnya.
Ahmad mengatakan, kaum muslimin laksana cermin, yang mencerminkan citra Islam kepada dunia.
“Yang bermasalah bukanlah ajaran-ajaran Islam, namun cerminnya, dimana apabila sangat kotor sekali, maka tidak akan dapat memiliki kemampuan perefleksian citra Islam,” tegasnya.
Isham Ahmad melanjutkan, cermin ini benar-benar harus bersih, supaya dapat menunjukkan Islam sebagaimana mestinya. Dengan demikian kaum muslimin harus memulai sebuah proses pembelajaran baru Al-Quran sebagai sebuah referensi bimbingan.

Al-Quran dan Persatuan Islam
Tokoh ulama Malaysia ini mengatakan, Al-Quran merupakan ranah penyambung kaum muslimin diseluruh penjuru dunia. Dengan demikian, persatuan dengan tanpa pemahaman benar tentang Al-Quran tidak akan mungkin terealisasi.
“Jika pengetahuan kaum muslimin tentang Islam tidak selaras dengan Al-Quran, maka solidarits yang kami harapkan tidak akan mungkin terlaksana,” tambahnya.
Ahmad mengintroduksikan, mendapatkan hidayah melalui Al-Quran bukanlah hal yang gampang, yang dapat diraih hanya dengan duduk dan berbincang-bindang semata, akan tetapi hal ini membutuhkan orang-orang ikhlas dan mencarinya.

3312326

Kunci-kunci: quran
captcha