IQNA

Peneliti Jerman:

Kerjasama Internasional dengan Proyek Corpus Coranicum untuk Mengidentifikasi Naskah Al-Quran

19:11 - March 27, 2016
Berita ID: 3470261
JERMAN (IQNA) - Sampai saat ini sejumlah eksperimen, markas-markas riset dan koleksi besar dan kaya penjagaan naskah kuno Al-Quran di pelbagai negara bekerjasama dengan proyek-proyek Al-Quran Corpus Coranicum dan Coranica untuk mengembangkan riset dalam bidang identifikasi tahun naskah Al-Quran dengan metode karbon 14.

Michael Marx, peneliti Jerman dan direktur proyek Corpus Coranicum di akademi Berlin – Brandenburg Jerman, yang beberapa waktu lalu diundang ke Iran dalam rangka mengetengahkan prestasi terakhir dalam bidang identifikasi tahun naskah tua Al-Quran dengan metode karbon 14, saat wawancara dengan IQNA menjelaskan tentang sebagian dimensi proyek ini dan masa depannya.

"Dalam rangka proyek Corconica, yang merupakan kinerja bersama Perancis dan Jerman dan sekarang ini sedang dijalankan, kami mencari naskah-naskah Al-Quran yang disimpan di masjid jami’ Amr bin al-Ash di Kairo, namun sekarang ini sebagian darinya berada di pelbagai negara,” ucap Marx.

Pelaksanaan riset historis melazimkan identifikasi akurat dan mengetahui faktor-faktor waktu dan tempat. Karenanya, tim riset kami melakukan publisitas dan aktivitas luas dalam bidang identifikasi tahun naskah khat Al-Quran dengan metode ilmiah karbon 14 di seluruh penjuru dunia. Mungkin dapat dikatakan bahwa Corpus Coranicum dan Coranica dengan pelaksanaan lebih dari 20 identifikasi tahun naskah pertama Al-Quran, telah melakukan aktivitas terkompilasi dalam kancah identifikasi tahun naskah kuno Al-Quran di dunia.

Saat ini, kami memiliki informasi sedikit mengenai bukti-bukti sejarah naskah Al-Quran Kufi dan Hijazi yang mana untuk kemajuan riset, kita harus tahu dimanakah naskah pertama ini dan memiliki kekunoan berapa tahun.

Ia menambahkan, adapun yang terkait dengan Iran adalah kami berkomunikasi dengan delapan markas dan perpustakaan, yang mengetengahkan koleksi berharga dan bernilai naskah-naskah khat Al-Quran. Sekarang ini kami berupaya untuk menciptakan kerjasama dengan lembaga dan para peneliti Iran yang berminat dalam bidang ini dan kami harap mendapatkan izin akses dan penggunaan riset dari koleksi naskah-naskah kuno Al-Quran di perpustakaan Tehran, Qom, dan kota-kota lainnya. Masalah ini sangat membantu kami supaya mendapatkan pengetahuan lebih tentang tata cara penyempurnaan dan pengembangan terkait warisan sejarah dan kebudayaan kaya mushaf al-Syarif dan kami mengetahui bahwa naskah Qurani ini memiliki masa lampau dan latar belakang apa.

Namun sejumlah kolektor naskah khat Al-Quran di Iran berhak untuk menyetujui atau menolak permintaan kami. Apapun jawabannya kami akan menghormatinya.

Peneliti Jerman ini mengatakan, sekarang ini salah seorang peneliti Iran juga bersama tim riset akademi Berlin -Brandenburg sedang sibuk berkerja dalam proyek Corpus Coranicum dan hal ini dapat membuka banyak kerjasama dengan pihak Iran dalam masalah ini.

Sampai saat ini, sejumlah laboratorium dan sekumpulan besar dan kaya penjagaan naskah tua Al-Quran di Rusia, Inggris, Perancis, Jerman, Swiss, Denmark, Amerika dan Spanyol bekerjasama dengan proyek Al-Quran Corpus Coranicum dan Coroca, guna perkembangan riset dan penelitian dalam bidang identifikasi tahun naskah Al-Quran dengan metode karbon 14.

Michael Marx menegaskan, proyek-proyek Qurani kami benar-benar berdasarkan tolok ukur ilmiah dan tidak ada kaitannya dengan masalah politik dan sosial. Corpus Coranicum di Jerman dan dilakukan oleh akademi ilmu Berlin – Brandenburg (BBAW). Pemerintah sama sekali tidak mengontrol kami dan anggaran proyek ini juga dijamin dari tempat selain pendapatan pemerintah. Laporan aktivitas dan hasil riset akademi juga dikirim ke akademi ilmu Jerman, yang bekerja secara independen dari pemerintah.

Lebih lanjut ia mengingatkan, harus saya katakan bahwa terkadang terjadi kelalaian dan peremehan tentang warisan budaya, karena sebagian orang tidak menunjukkan perhatian yang sepantasnya kepada sejarah dan budaya. Masalah ini tidak terkait dengan ideologi-ideologi religi. Namun menurut sebagian orang, Al-Quran hanya sebuah kitab suci, yang semata-mata hanya digunakan untuk tujuan-tujuan religi dan spiritual semata. Orang-orang ini meyakini bahwa teks-teks suci tidak seharusnya dikaji secara ilmiah dan eksperimen. Namun pemikiran ini dapat menciptakan rintangan dalam rute ilmu dan sains.

Di penghujung Marx mengatakan, sebagai seorang yang pernah tinggal dan belajar di Iran dan kurang lebih saya mengenal Iran, maka dapat saya katakan bahwa masyarakat Iran mayoritas sangat suka dengan ilmu, riset dan penemuan-penemuan ilmiah; kesukaan ini juga dapat mencakup studi dan riset ilmiah tentang naskah tua Al-Quran untuk mengidentifikasi dan menentukan secara akurat kekunoan dan kriteria-kriterianya, lewat teknologi modern dan metode-metode modern, seperti karbon 14.

Bacalah wawancara bagian pertama disini.

http://iqna.ir/fa/news/3480182


Kunci-kunci: jerman
captcha