IQNA

Mohsen Ghasemi:

Pengaruh Undian Tilawah terhadap Keberhasilan Qari dalam Musabaqoh Internasional

7:28 - August 18, 2025
Berita ID: 3482548
IQNA - Perwakilan negara Iran di Musabaqoh Alquran Internasional Malaysia mengatakan: "Meskipun bukan suatu prinsip bahwa seorang qari, dalam arena kompetisi berbasis undian, mempersembahkan bacaannya di hari-hari terakhir, suasana yang berlaku dalam kompetisi dan kendali yang dimiliki para juri terhadap kualitas bacaan dapat memberinya keberhasilan ganda."

Mohsen Ghasemi, perwakilan Republik Islam Iran dalam Majelis Tilawah dan Hafazan Al-Qur’an Peringkat Antarbangsa (MTHQA) ke-65 di Malaysia, yang diselenggarakan di Kuala Lumpur, ibu kota negara ini, meraih juara keempat dalam cabang tilawah putra. Kami telah menjadwalkan wawancara dengannya mengenai partisipasinya dalam kompetisi ini dan bagaimana serta mengapa kompetisi ini diadakan, yang dapat Anda baca di bawah ini.

Iqna - Bagaimana Anda menggambarkan status Kompetisi Alquran Malaysia, mengingat pengalaman lapangan yang baru-baru ini Anda peroleh dengan berpartisipasi dalam edisi ke-65?

Sejarah kompetisi ini selama 65 tahun menunjukkan bahwa penyelenggara memiliki banyak pengalaman. Sebelum mengikuti kompetisi ini, saya telah mendengar tentang kedisiplinannya, mengamatinya dengan saksama, dan mengakui keasliannya.

Di berbagai tahap acara, dengan pembagian kerja yang telah ditentukan, para peserta menjalankan tugas mereka secara efisien dan bahkan memiliki rencana untuk acara pembukaan dan penutupan. Dua hari sebelum acara pembukaan dan penutupan, kami melakukannya sekali di ruang simulasi, dan setiap peserta membayangkan bagaimana mereka akan diposisikan di samping Perdana Menteri Malaysia pada acara penutupan.

محسن قاسمی در مالزی

Iqna - Undian Anda untuk tampil di kompetisi Malaysia ini adalah untuk malam kedua. Seberapa besar pengaruhnya terhadap kualitas penampilan Anda, dan jika penampilan Anda dijadwalkan pada malam terakhir, apakah kualitas tilawah Anda akan lebih baik??

Ya, undian saya untuk malam kedua kompetisi. Mengingat pengalaman saya selama bertahun-tahun di berbagai kompetisi Alquran, saya yakin waktu terbaik bagi seorang kontestan untuk tampil adalah di hari-hari terakhir, khususnya sehari sebelum kompetisi berakhir. Karena setelah beberapa malam kompetisi, para juri telah menyadari tingkat kualitas kompetisi dan telah mendengarkan sebagian besar bacaan, dan ini berdampak positif pada penilaian mereka terhadap setiap peserta. Namun, setelah beberapa malam kompetisi, para juri, setelah menerima tingkat kualitas, menyesuaikan skor agar tidak terlalu tinggi. Karena mungkin ada qari yang tampil luar biasa di hari-hari terakhir dan lebih maju secara teknis daripada kontestan lain. Namun, ini bukan prinsip, dan qari dapat menampilkan bacaan terbaiknya di hari-hari pertama kompetisi. Bagaimanapun, undian dan giliran setiap kontestan untuk tampil tampaknya merupakan hari dan bagian yang didapatkan setiap peserta.

محسن قاسمی در مسابقات قرآن کشور مالزی

Iqna - Juara keempat yang Anda raih dalam kompetisi ini sungguh luar biasa mengingat sejarah dan keunggulan Kompetisi Alquran Malaysia. Namun, apa yang menghalangi Anda untuk meraih juara pertama?

Saya melantunkan Alquran saya sesuai dengan peraturan musabaqoh Malaysia dan bahkan sesuai dengan salah satu ketentuan dalam peraturan tersebut yang menyatakan bahwa ketika batas waktu 10 menit bagi seorang qari telah habis, ketika bel berbunyi, qari harus menyelesaikan ayat yang belum ia selesaikan. Hal ini juga terjadi pada bacaan saya, sehingga tidak ada nilai negatif yang dihitung untuk hal ini.

Tilawah saya dipilih berdasarkan teknik tilawah dan pengaturan yang dianggap sesuai dengan kompetisi Malaysia, mamun karena kerusakan pada suara saya, saya kehilangan sejumlah poin yang signifikan. Saya membawakan potongan ayat dalam naghom Bayat, suara saya tersendat ketika memasuki naghom Nahavand, dan ketika memasuki naghom Rast, karena beratnya suara saya, saya tidak dapat naik dan akhirnya turun. Padahal sejak awal saya sudah berniat untuk menciptakan lebih banyak manuver vokal pada suara saya, tetapi karena itu, hal itu tidak terwujud.

Meskipun saya tidak mengalami kendala khusus dalam bacaan saya, baik dari segi nada maupun ketaatan pada kaidah Tajwid dan sebagainya, namun kompetisi di Malaysia memiliki ketentuan khusus dan spesifik pada kategori suara. Oleh karena itu, pada penilaian yang dilakukan, saya menyadari bahwa saya dikurangi sekitar lima poin karena suara saya serak. Padahal, jika saya membacakan bacaan sesuai pengaturan yang saya inginkan, paling tidak saya dapat meraih juara kedua.

Yang kuingat dari bacaanku adalah ketenangan dan ketenteraman yang jarang kurasakan dalam suasana formal, tetapi singkat kata, harus kukatakan bahwa suaraku yang serak telah merusaknya. (HRY)

تأثیر قرعه تلاوت با توفیق قاری در رقابتی بین‌المللی

4300223

captcha