IQNA

Kecintaan Raja Buddha terhadap Al-Quran (Part 1)

21:41 - October 26, 2016
Berita ID: 3470772
THAILAND (IQNA) - Raja Bhumibol Adulyadej, raja Buddha Thailand yang baru-baru saja meninggal dunia memiliki hubungan baik dengan kaum muslim dan mengungkapkan hasratnya akan membaca makna-makna al-Quran.

Menurut laporan IQNA, atase kebudayaan Iran di Thailand dalam sebuah laporan yang diberikan ke IQNA menulis, Raja Bhumibol Adulyadej, raja Thailand memimpin negara ini selama 70 tahun dari tahun 1946-2016 Masehi,.

Adulyadej meninggal dunia sekitar dua pekan lalu. Ia menyukai al-Quran dan memiliki hubungan baik dengan kaum muslim; sementara jumlah kaum muslim di negara ini sangatlah minim dan 93% masyarakat negara ini adalah Buddha.

Permintaan Terjemahan al-Quran dalam Bahasa Thai

Pada tahun 1962, konsul Arab Saudi waktu itu di Thailand dalam pertemuan dengan sang raja, menghadiahkan satu jilid kitab suci al-Quran dengan terjemahan Inggris kepada sang raja, setelah itu sang raja pun menelaahnya. Ia meminta supaya al-Quran diterjemahkan dalam bahasa Thai supaya masyarakat dapat mengenal makna-makna yang ada dalam al-Quran. Pada tahun itu Syaikhul Islam juga hadir dalam acara pemberian mahkota di istana. Sang raja secara langsung meminta Syaikhul Islam supaya menerjemahkan al-Quran dalam bahasa Thai sehingga dapat digunakan oleh para peneliti dan periset Thai. Hal ini menunjukkan hasrat dan penghormatan sang raja terhadap Islam dan kaum muslim.

Setiap kali penggalan terjemahan al-Quran selesai dan dibawa ke hadapan sang raja, ia senantiasa mengungkapkan hasratnya akan membaca makna-makna al-Quran dan meminta supaya secepatnya merampungkan terjemahan Thai tersebut. Kemudian ia mencari tahu kondisi kaum muslim dan menanyakan problem-problem mereka di negara.

Perintah Distribusi al-Quran di Seluruh Penjuru Dunia

Pada tahun 1986 Masehi bertepatan dengan dimulainya abad keempatbelas diturunkannya al-Quran, semua negara-negara Islam merayakan tahun tersebut.

Negara Thailand meski bukan termasuk negara Islam, demi memuliakan al-Quran, dalam acara kelahiran Nabi (Saw) dengan dihadiri raja dan ratu sebagai tuan rumah dan pembuka acara, juga merayakan tahun tersebut. Dalam acara tersebut, manuskrip lengkap pertama al-Quran dengan terjemahan Thai dipersembahkan kepada sang raja.

Sang raja memerintahkan supaya seluruh elemen-elemen pemerintah, masjid dan sekolah-sekolah penjuru negara dikirimkan satu manuskrip supaya diteliti oleh para peminat.

Pidato Sang Raja terkait Al-Quran

Dalam acara tersebut sang raja mengutarakan sebagai berikut: "Al-Quran dan ajaran-ajarannya bukan untuk muslim semata; namun sebuah ajaran global dan universal, dimana para peneliti dan cendekiawan menggunakannya dan menerjemahkannya ke pelbagai bahasa dunia. Suatu kegembiraan, dimana kalian telah berjerih payah dan telah menerjemahkan kitab suci ini ke dalam bahasa Thai. Sekarang merupakan kesempatan baik bagi para peneliti dan pengajar universitas untuk meneliti tentang Islam, karena sampai sebelum ini dikarenakan tidak adanya pengetahuan dengan bahasa Arab, kita sangat kesusahan untuk memahami makna-makna al-Quran. Sekarang ini di masa depan kita akan saling pengertian dengan agama lainnya, terhadap Islam dan kaum muslim.

Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, sastra Arab amatlah pelik dan susah. Dengan demikian terjemahan teks dan makna-makna berat al-Quran dengan tanpa adanya kesalahan makna amatlah sukar dan saya sangat memuji dan mendukung kalian (penerjemah) atas pekerjaan ini”.

Bapak Muslim Thailand

Almarhum raja ini adalah bapak kaum muslim Thailand dan terkait dengan mereka dia mengatakan, kaum muslim pengikut kitab suci al-Quran, yang didesain dan diperkenalkan dengan pokok-pokok moral, spiritual dan hak-hak masyarakat dengan metode hidup sahih. Dengan demikian kaum muslim termasuk kalangan sukses masyarakat. Jika seseorang mengerti pembahasan-pembahasan al-Quran dan mengenalnya serta menggunakan petunjuk-petunjuk yang ada dalam al-Quran maka ia akan menemukan rute hidup yang sahih dan manusiawi secara sempurna. Al-Quran sangat begitu mengajarkan, sampai-sampai dapat digunakan sebagai petunjuk mengatur masalah-masalah ekonomi sosial negara.

Sambutan terhadap Raja meski Hujan Turun Lebat

Raja setiap tahunnya pada bulan September dan Oktober melakukan lawatan ke kawasan perbatasan selatan Thailand. Kawasan ini dikarenakan bertetanggaan dengan negara Malaysia, termasuk kawasan penduduk muslim. Setiap tahun sang raja melakukan pertemuan dengan muslim setempat di kota Narathiwat untuk mencari tahu tentang kondisi-kondisi mereka.

Anggota dewan Islam kawasan, dewan masjid dan muslim pribumi kawasan dari kota Yala, Narathiwat, Pattani, dan Satun kesemuanya datang menyambut sang raja. Meski di sebagian kunjungan di kawasan hujan turun lebat; namun hasrat masyarakat untuk bertemu dengan sang raja tidak mengizinkan mereka untuk tinggal diam di rumah saja. Di salah satu kawasan yang dikunjungi sang raja, diinformasikan tempat tujuan tersebut tengah turun hujan lebat dan masyarakat juga menantinya di bawah derasnya hujan. Ia memerintahkan supaya masyarakat diberitahu ia tidak rela kalau menunggu sedemikian rupa, dan meminta mereka supaya menunggu di bawah bangunan dan naungan-naungan yang ada.

Karena kota-kota tersebut bertetanggaan dengan negara Malaysia, maka mayoritas penduduk kawasan tersebut berbicara dengan bahasa Melayu. Hal ini menyebabkan ketika sang raja menanyakan tentang kondisi kehidupan dan pendapatan mereka, karena mereka khawatir tidak dapat menjawab pertanyaan sang raja dengan bahasa resmi dan ini dikategorikan sebagai tidak penghormatan, maka mereka lebih memilih bungkap dan tersenyum kepada sang raja. Sang raja yang memahami situasi, meminta mereka supaya berbicara dengan bahasa setempatnya, dan sang penerjemah akan menerjemahkan untuk sang raja.

(Bersambung…)

Kecintaan Raja Buddha terhadap Al-Quran (Part 1)

Kecintaan Raja Buddha terhadap Al-Quran (Part 1)

Kecintaan Raja Buddha terhadap Al-Quran (Part 1)

Kecintaan Raja Buddha terhadap Al-Quran (Part 1)


http://iqna.ir/fa/news/3540582

captcha