IQNA

Wanita Pengajar Al-Quran di London:

Keakraban dengan Al-Quran; Urgensi Tak Terpungkiri untuk Melawan Islamofhobia

23:42 - November 07, 2016
Berita ID: 3470792
LONDON (IQNA) - Qoriah dan pengajar al-Quran di London mendeskripsikan al-Quran al-Karim sebagai faktor utama ketenangan dalam hati yang tak tenteram masyarakat Eropa dan urgensi tak terpungkiri untuk melawan Islamofhobia Barat.

Nayereh, wanita 21 tahun dan qori istimewa saat wawancara dengan IQNA terkait keakraban dan keharmonisan dengan al-Quran dalam nuansa tidak labil Islamofhobia di Barat mengatakan, mengenal kitab suci Ilahi dan keakraban dengannya bagi banyak kalangan keluarga muslim berubah menjadi hal yang urgen.

Ia mengatakan, para keluarga muslim sudah merasakan kelaziman mengenalkan anak-anak kecil dengan al-Quran melebihi sebelumnya dan karenanya kelas-kelas al-Quran di London banyak mendapat sambutan.

Nayereh, keturunan Pakistan lahir di London dan mulai membaca al-Quran sedari umur lima tahun, dengan mendengarkan tilawah para qori Mesir.

Ia pada tahun 2014 dapat menyabet peringkat pertama MTQ Eropa dalam kelompok umur remaja.

Saat ini juga qoriah tersebut sibuk menimba ilmu qiraat dan makna-makna al-Quran di Darul Qurra organisasi Islam London di bawah pengawasan Abu Adam Akhlak dan dengan mendapatkan izin mengajar, ia menyelenggarakan kelas-kelas edukasi membaca al-Quran.

Qoriah istimewa Pakistan ini dengan mengajar al-Quran kepada anak-anak kelompok umur 7 – 16 tahun, berupaya memindahkan makna-makna mendalam al-Quran kepada mereka.

"Mengajar anak-anak berdasarkan umur dan tingkat al-Quran dan kelas-kelas yang ada biasanya diselenggarakan secara berkelompok-kelompok,” ucapnya.

Ia terkait pengaruh al-Quran dalam mengokohkan identitas Islam anak-anak di Barat mengungkapkan, dengan bertolak bahwa kebudayaan barat, adalah kebudayaan mayoritas masyarakat, para keluarga muslim menyadari akan urgensi pengenalan al-Quran dan dengan mengirim anak-anaknya ke kelas-kelas tersebut berupaya melembagakan kebudayaan Islam dalam tabiat mereka dengan bentuk nilai yang lebih baik.

Nayereh mengisyaratkan represi aktivitas-aktivitas al-Quran di London dan tidak adanya dukungan pemerintah. Ia mengatakan, meski nuansanya adalah Islamofhobia dan kebencian terhadap program-program Islam dan muslim, sebagai seorang muslimah saya berupaya mempunyai andil dalam berbakti terhadap agama saya.

http://www.iqna.ir/fa/news/3543304

captcha