IQNA

Pertemuan Internasional Persatuan Diselenggarakan di Indonesia

21:04 - December 05, 2016
Berita ID: 3470845
INDONESIA (IQNA) - Konferensi internasional Islam Galang Persatuan Islam dalam Islam Berkemajuan terselenggara atas prakarsa organisasi Islam Muhammadiyah Indonesia dan dengan kerjasama Forum Internasional Persatuan Mazhab-Mazhab Islam (FIPMI) dan atase kebudayaan negara Iran di Jakarta.

Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari Organisasi Kebudayaan dan Komunikasi Islam, konferensi ini diselenggarakan di gedung MPR Jakarta, Indonesia, dengan dihadiri Ayatullah Araki, Sekjen FIPMI, Dr. Zulkifli Hasan (Ketua MPR RI), Muhammadi, duta Iran di Indonesia dan sebagian para tokoh politik dan ilmiah dari negara Iran, Indonesia, Filipina, Brunei, Thailand, Malaysia dll.

Di awal pertemuan tersebut, Prof. Bahtian Effendy (Ketua PP Muhammadiyah) Indonesia lewat sebuah pidato menyebut tujuan dari penyelenggaraan konferensi ini adalah menciptakan perstuan lebih antar kaum muslim dan mengatakan, sekarang ini kita membutuhkan persatuan dan kerjasama antar kaum muslim.

Lebih lanjut, Prof. Bahtian Effendy menyebut kondisi kawasan Timur Tengah dari aspek kemanusiaan amatlah tidak bagus dan mengatakan, masyarakat muslim kawasan Timur Tengah menjadi tawanan konspirasi kelompok-kelompok takfiri.

Selanjutnya, Ayatullah Araki, Sekjen FIPMI yang menjadi pembicara lain pembukaan konferensi tersebut mengatakan, persatuan, kembali kepada Islam sejati dan tidak percaya pada musuh adalah solusi terbaik untuk problem terkini dunia Islam.

Ayatullah Araki menyebut Israel sebagai ancaman terbesar bagi persatuan kaum muslim dan menambahkan, pergolakan-pergolakan pahit kawasan Timur tengah, khususnya negara-negara Islam sekarang ini dilakukan dengan tujuan mendiskreditkan mereka.

Dr. Zulkifli Hasan (Ketua MPR RI),pembicara konferensi tersebut juga mengafirmasi kelaziman persatuan umat Islam atas semua mazhab-mazhab yang ada serta saling menghormati satu sama lain.

Lebih lanjut, konferensi dibagi menjadi dua segmen, dan di segmen pertama disertai dengan pidato Stig Travik, duta muslim negara Norwegia di Indonesia, Mahasin, sekjen bimbingan Islam dan kementerian agama Indonesia, Hamdan Zulfa, mantan ketua mahkamah Konstitusi tinggi Indonesia, Syaikh Khalil Afra, anggota majelis fatwa Ahlusunnah propinsi Bushehr, Sayid Sadegh Tabatabainejad, wakil majelis dewan Islam.

Di segmen kedua yang diselenggarakan setelah salat berjamaah, para pengisi Indonesia, Iran dan negara-negara lainnya mengutarakan makalah-makalah yang ada.

Makarim Wibisono, reporter khusus PBB dalam HAM di kawasan Filipina, Smith Alhaddar, pakar politik Timur Tengah dari Indonesia, Prof Dr Azyumardi Azra, mantan rektor universitas UIN Syarif Hidayatullah Indonesia, Syaikh Amin Rasti, imam Jumat Ahlusunnah propinsi Sanandaj dan Ayatullah Mohammad Hussain Suhrawardi termasuk para tokoh yang mengutarakan makalah dalam konferensi tersebut.

Menurut maklumat berita tersebut, Salman Farsi, penasihat kementerian urusan luar negari Indonesia dengan hadir dalam acara penutupan konferensi satu hari tersebut mengharap bahwa penyelanggaraan konferensi-konferensi semacam ini akan memiliki peran efektif dalam menciptakan dan memperluas persatuan antar kaum muslim sehingga terealisasikan koeksistensi antar muslim, dan bahkan antar penganut agama-agama lainnya.

Ayatullah Araki, Sekjen FIPMI dalam pidatonya di acara penutupan pertemuan, mengisyaratkan kewajiban terpenting Rasulullah (Saw), yaitu menegakkan keadilan. Ia mengatakan, Lembaga Taqrib dengan menulis buku 20 jilid dengan topik al-Sunnah al-Nabawiyyah fi Mashadir al-Mazahib al-Islamiyah memiliki peran signifikan dalam mengurangi perselisihan dan konflik antar kaum muslim.

Ia menyebut dampak dan efek terpenting penulisan dan publikasi buku tersebut dengan poros hadis-hadis Nabawi dalam menunjukkan persamaan-persamaan antar mazhab-mazhab Islam.

Berita tersebut menambahkan, Ayatullah Muhsin Araki dan dewan rombongan dalam lawatan dua harinya ke Indonesia, di samping berpartisipasi dalam pertemuan persatuan, juga memiliki agenda lain, seperti berpartisipasi dan pidato Ayatullah Araki dan Ayatullah Suhrawardi di komunitas Syiah Indonesia, pertemuan dengan Bpk. Yusuf Kalla, Wakil Presiden Indonesia, mengunjungi wakil Jamiatul Mustafa (Saw) di Jakarta, wawancara dengan VIVA, wawancara dengan harian dan berita Republika, dan berpidato di tengah-tengah para aktivis dan para tokoh Syiah kolega Islam Indonesia.

http://iqna.ir/fa/news/3550722

captcha