Mohammed Hamoud, qori Suriah dan pengajar Alquran, saat wawancara dengan IQNA mengatakan: Negara Suriah telah menghadapi krisis beberapa tahun, namun semua konspirasi dan kompolotan tidak menghalangi proses penyelenggaraan kursus edukasi Alquran, majelis dan pertemuan Alquran di Damaskus, dan hari ini, dengan kembalinya ketenangan ke provinsi-provinsi Suriah lainnya, kursus edukasi Alquran telah dilanjutkan di daerah lain.
Kondisi Markas-markas Qurani di Suriah
Dia menambahkan, dalam beberapa tahun terakhir, markas-markas Alquran telah ditutup di beberapa provinsi Suriah karena perang dan ketidakamanan, tetapi sekarang, seiring waktu, keamanan telah kembali ke provinsi-provinsi ini, dan kelas-kelas pelajaran Alquran dan agama mulai aktif lagi.
"Tentu saja, ada banyak upaya telah dilakukan untuk menghidupkan kembali edukasi Alquran di pelbagai kawasan Suriah, khususnya, upaya Kementerian Wakaf dan Urusan Islam Suriah dan Menteri Dalam Negeri, yang dilakukan dengan pedoman Presiden Bashar al-Assad, dan perlu mendapat apresiasi," kata qori Suriah.
Peran Komunitas Alquran dalam Melawan Takfiri
Di bagian lain dari wawancara, ia membahas peran para hafiz dan qori Alquran dalam menyadarkan pemuda dan komunitas muslim tentang ide-ide menyimpang kelompok Takfiri di beberapa bagian dunia muslim, terutama dalam situasi saat ini di Suriah. Ia menegaskan, hari ini kita melihat pengaruh sebagian gerakan ekstrem dan radikal di kawasan-kawasan Suriah, yang mana negara ini selalu memiliki pemikiran Islam moderat, tetapi beberapa orang ingin mengalihkan tendensi ini.
Menurutnya, Suriah adalah negara moderat, dan akan terus bersinar sebagai simbol moderasi di dunia Islam, dan dalam hal ini para ahli Alquran memiliki peran dan kedudukan penting dalam mendidik anak-anak muda dan dalam melawan pemikiran ekstremis.
Hamoud menekankan bahwa imam-imam jamaah, para khotib, dan ulama Suriah perlu berinteraksi dengan orang-orang yang didasarkan pada ayat-ayat gamblang Alquran, hukum dan perintah-perintah Alquran. "Sungguh sangat menyenangkan dan kepuasan bahwa markas edukasi Alquran dan ilmu agama di Damaskus tidak diliburkan meski ada krisis parah di negara tersebut.
Pengajaran Quran di Universitas-Universitas Suriah
Qori Suriah ini terus mengevaluasi pengajaran Alquran di universitas-universitas Suriah amatlah lemah dan mengatakan: “Saat ini, pengajaran Alquran di universitas-universitas negeri dibatasi untuk perguruan tinggi seperti teologi, ilmu-ilmu Alquran dan bahasa Arab, yang tampaknya perlu diberikan perhatian lebih dalam hal ini.”
Mohammed Hamoud, mengatakan bahwa bahkan perguruan tinggi tidak mengajarkan Alquran pada tingkat optimal. “Karena banyaknya siswa di kelas, edukasi khusus Alquran dan teknik serta hukum-hukum tilawah dengan seluruh perinciannya tidaklah memungkinkan dan dalam beberapa kasus hanya dicukupkan dalam bacaan mudah dalam tilawah, dengan demikian siapa saja yang ingin mendapatkan penguasaan dan keterampilan lebih dalam bidang ini harus berusaha sendiri mempelajari kaidah-kaidah tajwid dan seni khusus qiraat,” ucapnya.
Cara Belajar Alquran
Qori remaja asal Suriah ini, terkait cara mempelajari Alquran pada masa kanak-kanak dan tilawah kalam wahyu Ilahi, mengatakan: "Ayah saya mendudukkan saya dan saudara-saudara saya di depannya dan membaca Alquran untuk kami. Ketika kami beranjak besar, kami pergi ke pusat pelatihan Alquran selama musim panas dan di waktu luang, di situ kami menimba Alquran."
Mohammed Hamoud mengatakan bahwa, setelah baligh dirinya menimba ilmu tilawah khusus Alquran dari para pengajar besar Alquran di Suriah. “Alhamdulillah, saya belajar Alquran dengan Syaikh Ramadhan Deeb, pengajar Alquran dari Suriah, sampai-sampai ustad ini memiliki peran besar dalam hafalan dan pendidikan Alquran kepada saya dan saudara-saudara saya,” ucapnya.
Qori Suriah ini juga menyebut Syaikh Bakri al-Tarabishi, Syaikh Mohammad Saker, Syekh Abdul Razzaq Halabi, Sheikh Mohammed al-Sayed Ismail, dan Syeikh Al-Zaidan sebagai para qori kenamaan Suriah yang mengajarkan kepada mereka tilawah kalam wahyu Ilahi dengan riwayat Hafsh dari Asim.
Dia menambahkan, saat ini saya sedang mentadarus Alquran di beberapa markas pelatihan hafalan Alquran Suriah dan masjid "Anas bin Malik"di Damaskus, yang mana saya bertanggung jawab untuk menjadi imamnya, selain itu juga saya juga sibuk mengajar Alquran di kelompok Arab fakultas dakwah Islam yang berafiliasi dengan "Syaikh Ahmed Kutaro."
Harapan Qurani
Mengenai keinginannya di masa depan, dia berkata: "Saya berharap bahwa saya selalu dapat melayani Kitab Allah dan saya juga berharap bahwa negara Suriah, dengan menteladani Republik Islam Iran, dapat menyelenggarakan pelbagai musabaqoh Quran, termasuk musabaqoh internasional Alquran, dengan partisipasi para qori dan hafiz pelbagai negara.
Mohammed Hamoud, qori Quran dan mahasiswa jurusan arsitek sosial di Universitas Damaskus, hadir sebagai delegasi negara ini di Masyhad dalam kategori tilawah musabaqoh internasional Alquran mahasiwa muslim ke-6 beberapa waktu lalu.
http://iqna.ir/fa/news/3717640