IQNA

IQNA:

Muslim Eropa, Tantangan ke Depan dan Walikota yang Penuh Harapan

8:57 - March 08, 2019
Berita ID: 3472951
IRAN (IQNA) - Eropa sudah akrab dengan Islam sejak zaman kuno dan masalah-masalah Muslim di benua ini memiliki kedalaman dan dimensi lebih dibanding tempat yang lain, tetapi para penganut Islam telah mengatasi masalah-masalah ini dan telah mencapai posisi-posisi penting seperti menjadi walikota di London dan Rotterdam.

Menurut laporan IQNA, saat ini ada hampir 26 juta Muslim yang tinggal di benua Eropa, yaitu sekitar lima persen dari penduduk benua hijau ini. Keremajaan Muslim dibandingkan dengan masyarakat asli dan pribumi Eropa dan meningkatnya peran mereka dalam kancah politik dibandingkan dengan masa lalu adalah poin istimewa kelompok Muslim ini, sampai pada titik di mana pengaruh mereka di kancah politik di beberapa negara Barat sangat mengesankan.

Dalam hal ini, situs al-Mursal dalam sebuah laporan tentang minoritas Muslim di Eropa membahas keberhasilan umat Islam baru-baru ini di Benua Hijau dan tantangan dan problem-problem utama yang dihadapi mereka dalam masyarakat Eropa.

Laporan itu berbunyi: "Beberapa waktu lalu salah satu pers besar Inggris menerbitkan laporan rinci tentang minoritas Muslim di Eropa dan Amerika Serikat. Laporan tersebut berbicara tentang bagaimana umat Islam secara bertahap berintegrasi ke dalam masyarakat Eropa dan menekankan bahwa minoritas Muslim Eropa di masa lalu terbiasa menerima budaya dan nilai-nilai Eropa, sementara hubungan budaya ini lebih mudah dilakukan di Amerika Serikat.

Islam di Eropa

Secara historis, Eropa telah akrab dengan Islam sejak dari dulu dan masalah Muslim di Eropa lebih mendalam dan lebih banyak dimensi dibandingkan dengan tempat-tempat lain. Islam datang ke Eropa pada abad ke-8 dengan perang di Spanyol dan memasuki Eropa tenggara melalui Kekaisaran Ottoman pada awal abad ke-14.

Muslim Eropa, Tantangan ke Depan dan Walikota yang Penuh Harapan

Dokumentasi sejarah juga mengungkapkan perbedaan besar antara Muslim di benua Eropa dan Muslim yang tinggal di Amerika Serikat.

Setelah Ottoman meninggalkan Eropa, kaum Muslim tinggal di sana. Di sisi lain, negara-negara Eropa, dalam jeda sejarah, merekrut banyak Muslim untuk mempekerjakan mereka sebagai tentara dan pekerja, kebanyakan dari mereka adalah Muslim dari Afrika Utara dan Aljazair, Maroko dan Tunisia. Dalam Perang Dunia I dan II, Eropa merekrut sekitar 3.500.000 Muslim dari koloni mereka untuk berperang, yang sebagian besar kembali ke negara mereka setelah perang, tetapi banyak yang kembali ke Eropa untuk merenovasi kembali kehancuran-kehancuran perang.

Muslim Eropa, Tantangan ke Depan dan Walikota yang Penuh Harapan

Inggris mempekerjakan ratusan ribu pekerja Pakistan dari pegunungan Kashmir dan Bangladesh, dan Prancis juga merekrut pekerja Muslim dari koloni mereka di Afrika Utara dan Jerman juga menggunakan pekerja Turki secara besar-besaran. Gelombang pengungsi dari negara-negara Islam telah menyebabkan semacam perubahan geografi kemanusiaan, sampai-sampai perubahan ini ke negara-negara Eropa lainnya, terlepas dari perbedaan pendekatan mereka dalam menerima atau menolak kedatangan Muslim dan Arab ke wilayah mereka, dan hanya sekitar 2014-2016 sekitar satu juta imigran, yang kebanyakan adalah orang Arab, memasuki Eropa.

Muslim Eropa, Tantangan ke Depan dan Walikota yang Penuh Harapan

Banyak laporan menunjukkan bahwa nama "Muhammad" adalah nama yang paling banyak digunakan di negara Eropa, karena banyak Muslim Arab yang tinggal di negara-negara Eropa menamai bayinya dengan Muhammad.

Penyebaran Peran Minoritas Muslim

Keberadaan Islam di Eropa berkaitan dengan heterogenitas, di mana sebagian besar minoritas Muslim berbeda satu sama lain dalam budaya, etnis dan, mungkin, ritual keagamaan. Kaum Muslim yang memasuki Eropa pada abad ke-20 mencapai banyak keberhasilan dalam masyarakat barunya dan ini berlaku bagi generasi ketiga minoritas Muslim di Eropa dan mereka memiliki keunggulan yang tidak dimiliki ayah-ayah mereka, yang mendirikan keberadaan Islam di Eropa.

Muslim Eropa, Tantangan ke Depan dan Walikota yang Penuh Harapan

Ahmad Abu Thalib, wali kota Muslim Rotterdam Belanda

Generasi ketiga Muslim tinggal di kota-kota industri di Eropa dan ini tidak hanya sekedar memberi rasa percaya diri pada identitas Barat atau Islam mereka, tetapi juga membantu mereka lebih berintegrasi dalam masyarakat; sebuah masalah yang diperkuat oleh beberapa partai dan gerakan Eropa, bertolak gerakan sayap kanan dan ekstrem yang mana melihat Arab dan Muslim sebagai bom waktu, yang harus dibebaskan dari kejahatan mereka dan menyaksikan ledakannya di suatu tempat yang jauh dari tanah Eropa.

Muslim Eropa, Tantangan ke Depan dan Walikota yang Penuh Harapan

Sadegh Khan, wali kota Muslim London

Keberhasilan ini juga mempengaruhi peran kaum Muslim di kancah politik Barat, sampai-sampai di London, kota terbesar di Eropa, Sadegh Khan, seorang Muslim Pakistan, terpilih sebagai wali kota atau wali kota Rotterdam Belanda, salah satu Bandar terbesar di Eropa adalah Ahmad Abu Thalib, seorang Muslim Maroko. Ini di samping pengaruh umat Islam pada hasil pemilu dan peran mereka di kancah rekreasi, olahraga, mode dan bidang-bidang lainnya.

Takut terhadap Islam

Dalam dua dekade terakhir, kekerasan dan ketakutan terhadap Islam telah meningkat di Eropa, dan serangan teroris di Barat telah dilakukan oleh individu yang berafiliasi dengan organisasi dan kelompok jihad, yang merupakan persentase kecil dari Muslim di Barat, tetapi serangan ini menyulut ketakutan Eropa. Beberapa berpendapat bahwa Islam adalah bahaya bagi kehidupan mereka dan harus diberantas. Ini adalah masalah yang dieksploitasi oleh gerakan sayap kanan ekstrim untuk memprovokasi permusuhan terhadap Muslim dan agama mereka dengan tujuan untuk menggapai hasrat politik dan mencapai kekuasaan.

Muslim Eropa, Tantangan ke Depan dan Walikota yang Penuh Harapan

Penyeruan oposisi atas pembangunan masjid, pemandangan Islamofobia di Eropa

Khawatir akan Masa Depan

Pengalaman masa lalu adalah kontributor besar bagi keprihatinan minoritas Muslim tentang masa depan mereka, sebuah masa depan yang sedang terancam oleh banyak faktor yang melakukan segala upayanya untuk menyingkirkan Muslim.

Kegiatan minoritas Muslim di Eropa menunjukkan bahwa mereka memasuki tahap baru dan menekankan bahwa Muslim melanjutkan keagamaannya sesuai dengan beragam komunitas dan pemerintahan sekuler tempat mereka tinggal.

Muslim Eropa, Tantangan ke Depan dan Walikota yang Penuh Harapan

Muslim Eropa, Tantangan ke Depan dan Walikota yang Penuh Harapan

http://iqnanews.ru/fa/news/3793183                                           

Kunci-kunci: iran ، Muslim Eropa ، iqna
captcha