IQNA melaporkan, menjelang Pekan Persatuan, Hamid Shahriari, Sekretaris Jenderal majma’ jahani taqrib mazahib Islam, menggelar konferensi bertepatan dengan Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-34 dengan tema "Kerja Sama Islam dalam Menghadapi Musibah dan Bencana" pada Selasa pagi, 27 Oktober, di aula Shahid Mamousta Sheikh al-Islam Universitas Mazahib Islam.
Hujjatul Islam wal Muslimin Shahriari di awal pertemuan, yang diawali dengan pembacaan ayat-ayat suci Alquran oleh Mehrfarzam, mengucapkan selamat atas kelahiran Nabi (saw) dan Imam Ja'far as-Shadiq (as) dan mengatakan: “Keinginan tulus kita semua untuk mengadakan konferensi Persatuan secara langsung, namun karena adanya Covid-19 tidak memungkinkan untuk melakukannya. Dengan semakin maraknya kasus Covid-19, maka diputuskan Konferensi Persatuan akan diadakan secara virtual untuk pertama kalinya.”
Peringatan pelopor persatuan dan pendekatan
Shahriari memperingati para pelopor persatuan dan pendekatan, Ayatullah Taskhiri, Ayatullah Khosrowshahi, Letjen Qasem Soleimani, Hossein Sheikh al-Islam, Touba Kermani dan para syuhada muqawamah, dan menyatakan: Oleh karena itu, kita membutuhkan persatuan lebih dari sebelumnya.
Dengan menjelaskan bahwa persatuan Islam bukanlah taktik tapi strategi untuk kami, ia mengungkapkan, Alquraan memaparkan persatuan sebagai indikator bagi kita, dan kapasitas dunia Islam begitu luas sehingga kita dapat mencapai cita-cita besar ini.Tetapi musuh-musuh dunia Islam, terutama arogansi global dan rezim Zionis perampas, mencoba menciptakan ketegangan dan perpecahan di dunia Islam dengan menciptakan perang, perselisihan, teror dan takfir, dan dalam langkah terakhir yang menyeramkan, mereka melakukan normalisasi hubungan beberapa negara dengan rezim penjajah ini, dimana kami sangat mengutuk langkah ini.
“Pekan Persatuan, yang diadakan atas prakarsa Republik Islam dari 12 hingga 17 Rabiul Awwal, terus kontinu dengan penekanan Imam Khomeini dan ditindaklanjuti oleh Pemimpin Tertinggi Revolusi dan merupakan kesempatan bagi umat Islam sekali lagi untuk menekankan perdamaian, persahabatan, ukhuwwah, persaudaraan, empati, saling menghormati, toleransi terhadap ijtihad yang berbeda dalam agama dan dialog yang arif dan bijaksana,” imbuhnya.
Ia menyatakan: Selain itu, pada tanggal 16 Rabiul Awwal sore, malam kelahiran Nabi (saw), akan diadakan acara penutupan dengan dihadiri oleh beberapa tokoh masyarakat dalam negeri. (hry)