France24 melaporkan, dalam sebuah laporan video, jaringan tersebut meliput kondisi Syiah Hazara di Afganistan dan Pakistan, dan menyebut mereka sebagai target utama kekerasan ekstremis harian di kedua negara.
“Kebanyakan orang Hazara tinggal di Afganistan dan membentuk sekitar 20 persen dari populasi negara itu. Di Pakistan, ada sekitar 600.000 anggota minoritas ini, yang sebagian besar tinggal di Quetta Balochistan, yang merupakan pangkalan utama Taliban dan ISIS. Menurutnya, kaum Hazara sudah puluhan tahun menghadapi diskriminasi dan kekerasan.” kata wartawan Afganistan, Shahzib Vala kepada jaringan tersebut.
Laporan itu menyebutkan, di kedua sisi perbatasan Afganistan-Pakistan, orang Hazara, yang menganut Syiah, adalah salah satu target utama Taliban dan ISIS. Di Pakistan barat daya, Hazara tinggal di lingkungan mereka sendiri, yang sangat padat dan tanpa fasilitas.
Di banyak bagian Afganistan dan Pakistan, Syiah Hazara menjadi sasaran serangan teroris oleh kelompok takfiri; kecuali jika mereka dapat melindungi diri dari serangan ini. Etnis Hazara menuduh pemerintah Pakistan dan Afganistan mengabaikan dan tidak memperhatikan keamanan orang-orang ini.
Dengan menyiarkan bagian dari demonstrasi Hazara Pakistan sebagai protes atas serangan ISIS baru-baru ini dan pembunuhan sekelompok pekerja Hazara di Quetta, Pakistan, jaringan tersebut mengumumkan, serangan teroris ISIS di tambang batu bara di pinggiran Quetta, Pakistan, pada 14 Januari menewaskan 11 orang. Para tetua suku ini menolak untuk menguburkan jenazah ini dan menuntut jaminan keamanan yang diperlukan dari pemerintah Imran Khan.
Jaringan tersebut mengklaim bahwa karena etnis Hazara tidak memiliki harapan pemerintah melindungi nyawa dan harta benda mereka, mereka telah mengangkat senjata dan membentuk kelompok bersenjata.
“Syiah Hazara sangat prihatin tentang kemunculan kembali Taliban di Afganistan. Laporan tersebut mengidentifikasi orang Hazara sebagai kelompok etnis paling tertindas di Afganistan dan Pakistan, tambah laporan tersebut dengan mengisyaratkan pada periode Hazara yang sulit di bawah Taliban dari tahun 1996 hingga 2001. (hry)