IQNA

Catatan/

Renungan Pesan Perdamaian Paus dalam Perjalanan Bersejarahnya ke Tempat Kelahiran Agama-Agama Ibrahimi

8:33 - March 09, 2021
Berita ID: 3475127
TEHERAN (IQNA) - Profesor Yasuyuki Matsunaga dalam sebuah catatan, menulis: “Dengan mengunjungi Irak, Paus Fransiskus berhasil meningkatkan rasa pentingnya negara ini dalam sejarah umat manusia. Pertemuannya dengan Ayatullah Sistani juga penting karena dua pemimpin spiritual terkenal bertemu di titik sejarah yang sulit ini. Bagaimanapun, seseorang harus merenungkan pesan perdamaian yang Paus ingin sampaikan kepada rakyat Irak.”

Profesor Yasuyuki Matsunaga, seorang profesor di Universitas Tokyo di bidang hubungan internasional dan pakar urusan Asia Barat, menulis dalam catatan khusus kepada IQNA tentang kunjungan Paus Fransiskus baru-baru ini ke Irak dan dampaknya terhadap kawasan Asia Barat. Kunjungan Paus Fransiskus, pemimpin Katolik dunia, ke Irak baru-baru ini dapat dilihat dalam beberapa cara. Di satu sisi, Paus Fransiskus ingin bertemu dengan jemaat Irak di gerejanya, komunitas Katolik Khaldea di Irak. Dia merayakan Misa Perjamuan Kudus di Katedral St. Joseph di Baghdad, yang merupakan kunjungan bersejarah bagi komunitas tertentu, dan kehadiran Paus Fransiskus pada Perjamuan Kudus di katedral sangatlah penting.

Kunjungan Paus ke Irak demikian juga patut diperhatikan dari segi waktu. Dia lebih suka bepergian ke Irak selama pandemi global, sementara Irak dalam kondisi gejolak sosial dan banyak masalah keamanan.

Paus Fransiskus tidak hanya bertemu dengan para pemimpin politik Irak, tetapi juga mengunjungi wilayah kuno Ur, tempat kelahiran Nabi Ibrahim, dan bertemu dengan para pemimpin Yazidi dan Ayatullah Sayyid Ali Sistani, seorang ulama Syiah.

Jadi, pertemuan-pertemuannya ini menciptakan mentalitas bahwa Paus Fransiskus berusaha menyoroti signifikansi historis negara yang sekarang disebut Irak, rumah bagi tiga agama dunia dan para pengikutnya.

Jika tujuan utama Paus Fransiskus adalah meminta pemerintah Irak untuk melindungi komunitas Kristen yang rentan, perjalanan ini telah menunjukkan keberhasilannya, tetapi sebagaimana yang dipikirkan penganiayaan dan pembunuhan beberapa orang Kristen Irak selama satu setengah dekade terakhir. (dari masa pendudukan Irak oleh koalisi internasional dengan dipimpin US-British) harus dilihat dari kacamata masyarakat Irak, jadi ia juga harus menyampaikan pesannya secara langsung kepada mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan-kejahatan ini, yang tentunya Ayatullah Sistani bukanlah yang bertanggung jawab atas itu semua. Menurut saya, Paus ingin menekankan pentingnya perdamaian kepada Ayatullah Sistani dan para pengikutnya, karena Paus Fransiskus tampaknya tidak membedakan antara ISIS dan ekstremis brutal lainnya dari warga Irak biasa, terlepas dari agama mereka.

Bagaimanapun, bahkan dalam kasus ISIS, itu adalah ideologi politik mereka, bukan keyakinan agama mereka, yang kemungkinan besar telah menyebabkan mereka melakukan kejahatan seperti pembunuhan agama minoritas dan penistaan kehormatan situs-situsnya. Oleh karena itu, jika dikatakan bahwa agama - baik itu Islam atau agama lain - terlibat dalam malapetaka dan tindakan kriminal dan tidak bermoral ini, itu hanyalah sebuah pemutarbalikan. (hry)

 

3958110

Kunci-kunci: Catatan ، Renungan ، Pesan Perdamaian ، paus
captcha