IQNA

Pidato Rahbar Memperingati Hari Quds Internasional:

Lanjutkan Perjuangan yang Sah Melawan Rezim Pendudukan, Yang Harus Menerima Referendum

20:28 - May 07, 2021
Berita ID: 3475303
TEHERAN (IQNA) - Ayatullah Khamenei dalam pidatonya di televisi bertepatan dengan Hari Quds Internasional, menekankan penerapan tuntutan logis dari semua rakyat Palestina untuk menentukan sistem politik negara, berbicara kepada mujahidin Palestina dan berkata: Teruskan perjuangan yang sah dan moral kalian melawan rezim perampas sampai terpaksa menerima tuntutan progresif ini.

IQNA melaporkan dilansir dari situs Rahbar, Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam pada hari Jumat terakhir bulan suci Ramadan dan Hari Al-Quds Internasional, mengacu pada pergeseran serius dalam keseimbangan kekuatan yang berpihak pada dunia Islam dan Front Perlawanan, dan sebaliknya, merosotnya kekuatan AS dan Zionis, tidak menganggap normalisasi hubungan dengan beberapa negara lemah sebagai penghambat penurunan pergerakan rezim pendudukan, dan dengan menekankan pelaksanaan tuntutan rasional referendum dari semua penduduk utama Palestina untuk menentukan sistem politik negara ini, berbicara kepada Mujahidin Palestina, mengatakan: “Teruskan perjuangan yang sah dan moral kalian melawan rezim perampas sampai terpaksa menerima tuntutan progresif ini.”

Ayatullah Khamenei menganggap masalah Palestina sebagai masalah bersama yang paling penting dan hidup dari Umat Islam dan berkata, kebijakan-kebijakan sistem kapitalis dan tirani telah memotong tangan sebuah bangsa dari rumahnya, tanah air, dan tanah leluhurnya, dan kemudian ditempatkan rezim teroris dan orang asing di sana.

Adakah yang lebih lemah dan sangat rancu daripada logika rapuh dari pembentukan rezim Zionis? Negara-negara Eropa berdasarkan pengakuannya telah menindas kaum Yahudi selama era Perang Internasional II. Jadi, penebusan atas (darah) orang-orang Yahudi harus dilakukan dengan mengusir sebuah bangsa di Asia Barat dan melakukan pembantaian tragis di negara itu! Dan dengan demikian, mereka telah melanggar semua klaim palsu mereka tentang hak asasi manusia dan demokrasi.

Beliau mengisyaratkan sebuah realita bahwa sejak hari pertama, orang-orang Zionis telah mengubah Palestina yang dirampas menjadi sebuah basis terorisme. Israel bukanlah sebuah negara, tapi garnisun teroris untuk melawan bangsa Palestina dan bangsa-bangsa Muslim lainnya. Perang terhadap rezim haus darah ini adalah perang melawan penindasan dan perang melawan terorisme, dan ini adalah tugas semua.

Ayatullah Khamenei, dengan merujuk pada peristiwa sebelum pembentukan rezim perampas kekuasaan, yaitu, "intervensi aktif Barat di kawasan dan pemberdayaan pemerintah tirani atau diktator" menganggap kelemahan dan perpecahan dalam Umat Islam sebagai dasar untuk perampasan Palestina, dan menambahkan pada masa itu, baik kubu kapitalisme maupun komunisme melakukan sinergi dengan qarun-qarun Zionis. Inggris menyusun dasar konspirasi dan menindaklanjutinya. Para kapitalis Zionis menjalankannya dengan uang dan senjata, dan Uni Soviet adalah pemerintahan pertama yang mengakui pembentukan rezim ilegal dan mengirim sejumlah besar orang Yahudi ke sana.

Sekarang situasi Internasional tidak lagi seperti dulu, kita harus selalu mengingat fakta ini. Hari ini perimbangan kekuatan menguntungkan Internasional Islam. Berbagai peristiwa politik dan sosial di Eropa dan Amerika Serikat telah menyingkap kelemahan dan kepincangan struktural dan manajerial yang serius serta moral Barat di mata Internasional. Kisruh pemilu di AS dan ujian yang telah mempermalukan para pemimpin mereka yang sombong dan arogan, serta kegagalan satu tahun dalam menangani pandemi Corona di AS dan Eropa, dan skandal-skandal lain, serta kekacauan politik dan sosial baru-baru ini di negara-negara utama Eropa, semuanya adalah sinyal dari proses kemunduran dan keredupan kamp Barat.

Di sisi lain, pertumbuhan pasukan perlawanan di wilayah-wilayah Islam yang paling sensitif, pertumbuhan kemampuan defensif dan ofensif mereka, meningkatnya kesadaran, motivasi, dan harapan di tengah bangsa-bangsa Muslim, tumbuhnya kecintaan pada slogan-slogan Islami dan Qur'ani, berkembangnya sains, tumbuhnya semangat mandiri dan berdikari di antara bangsa-bangsa, merupakan sinyal baik yang mengabarkan masa depan yang cerah.

Ayatullah Khamenei menekankan perlunya negara-negara Muslim bersatu di sekitar masalah Palestina dan nasib Quds al-Sharif, dan mengatakan: “Sinergitas ini adalah mimpi buruk bagi musuh Zionis dan pendukungnya di Amerika dan Eropa, dan rencana gagal kesepakatan abad serta upaya normalisasi hubungan beberapa negara lemah Arab dengan rezim perampas adalah sebuah upaya putus asa untuk melarikan diri dari mimpi buruk itu.”

Pemimpin Revolusi Islam menekankan: upaya ini tidak akan berhasil, gerakan ke arah keruntuhan dan keredupan rezim musuh Zionis telah dimulai dan tidak akan pernah berhenti.

Beliau menyebut dua faktor penting yang menentukan masa depan. Pertama dan yang utama adalah berlanjutnya perlawanan di wilayah Palestina serta penguatan garis jihad dan syahadah. Dan kedua, dukungan global dari pemerintah dan bangsa-bangsa Muslim di seluruh Internasional kepada para mujahidin Palestina. Gerakan nasional inilah yang menggagalkan tipu daya musuh. Semua – para negarawan, intelektual, ulama, partai dan kelompok, pemuda yang energik, dan lapisan lainnya – harus menemukan posisinya dalam gerakan global ini dan memainkan peran.

Ayatullah Khamenei mendedikasikan bagian lain pidatonya dalam bahasa Arab untuk para pemuda Arab.

Bismillahirrahmanirrahim

Salam sejahtera untuk semua orang Arab yang merdeka, khususnya para pemuda. Salam sejahtera untuk orang-orang Palestina yang tangguh dan al-Quds serta para pelindung Masjid al-Aqsa.

Salam untuk para syuhada perlawanan dan sejumlah besar mujahidin yang telah mengorbankan hidup mereka di jalan ini, khususnya Syeikh Ahmad Yassin, Syahid Sayid Abbas Mousavi, Syahid Fathi Shaqaqi, Syahid Imad Mughniyeh, Syahid Abdel Aziz Rantisi, Syahid Abu Mahdi al-Muhandis, dan akhirnya figur terkemuka para syuhada perlawanan, Syahid Qasem Soleimani – masing-masing setelah menjalani kehidupan yang berkualitas dan penuh berkah – dengan kesyahidannya mereka juga meninggalkan pengaruh penting di front perlawanan.

Perjuangan rakyat Palestina dan darah suci para syuhada perlawanan membuat bendera berkah ini tetap berkibar dan meningkatkan kekuatan batin jihad Palestina ratusan kali lipat. Dulu pemuda Palestina membela diri dengan melempar batu, dan sekarang membalas musuh dengan meluncurkan rudal pintar.

Dengan menekankan bahwa 70 tahun pendudukan, rasisme, pembunuhan, penjarahan, pemenjaraan dan penyiksaan terhadap orang-orang terhormat, tidak dapat mengalahkan tekad rakyat Palestina, beliau menambahkan Palestina hidup dan akan melanjutkan jihad dan Quds al-Sharif dan seluruh Palestina akan kembali kepada rakyatnya.

Ayatullah Khamenei menganggap semua negara dan bangsa Muslim bertanggung jawab atas masalah Palestina dan menambahkan: Tentu saja, poros perjuangan adalah Palestina itu sendiri, yang saat ini berjumlah sekitar 14 juta di dalam dan di luar negeri, dan persatuan dan tekad mereka dapat melakukan pekerjaan besar.

Pemimpin Revolusi Islam dengan menyebut persatuan sebagai senjata terbesar Palestina dan menekankan pelestariannya dalam komunitas Palestina, mencatat bahwa poros persatuan ini haruslah jihad internal dan ketidakpercayaan terhadap musuh. Demikian juga, musuh utama Palestina, yaitu Amerika Serikat, Inggris, dan Zionis yang jahat, hendaknya tidak menjadi basis kebijakan Palestina.

Dengan menekankan strategi mengintegrasikan semua warga Palestina di Gaza, Yerusalem, Tepi Barat, wilayah 1948 dan kamp-kamp, ​​beliau menambahkan: “Semua warga Palestina membentuk satu kesatuan dan harus menggunakan alat yang mereka miliki untuk saling membela ketika mereka ditekan”.

Ayatullah Khamenei, mengutip contoh-contoh yang menjanjikan dari pergeseran keseimbangan kekuasaan yang berpihak pada Palestina dan kelemahan rezim Zionis yang dalam dan mencakup semuanya, dan mengatakan: Tentara Zionis, yang memperkenalkan dirinya sebagai "tentara yang tidak akan pernah gagal", saat ini telah menjadi tentara yang "tidak akan melihat warna kemenangan", dalam kebijakan, mereka harus mengadakan empat pemilihan dalam dua tahun, gagal dalam keamanan berturut-turut, dan meningkatnya keinginan orang Yahudi untuk membalikkan imigrasi telah menjadi skandal rezim yang sok itu.

Pemimpin Tertinggi Revolusi menyebut upaya rezim perampas yang didukung AS untuk normalisasi hubungan dengan beberapa negara Arab yang lemah dan hina sebagai tanda lain dari kelemahan rezim dan berkata: “Hubungan ini tidak akan membantu rezim Zionis, seperti yang terjadi dengan Mesir pada dekade yang lalu, telah menjadi jauh lebih lemah dan lebih rentan.

Beliau menambahkan, Tentu saja, negara-negara itu juga tidak akan mendapat keuntungan dari hubungan ini, karena musuh Zionis akan menyebarkan korupsi dan ketidakamanan di dalamnya dengan merebut properti atau wilayah mereka.

Ayatullah Khamenei menekankan, Cendekiawan Muslim dan Kristen harus menyatakan normalisasi adalah haram, dan para intelektual dan orang yang merdeka harus menjelaskan kepada semua orang akan konsekuensi dari pengkhianatan ini, yang merupakan pisau belati dari belakang Palestina.

Di pihak lain, proses keruntuhan rezim dan peningkatan kekuatan front perlawanan adalah kabar gembira tentang masa depan yang cerah: meningkatnya kekuatan pertahanan dan kekuatan militer, kemandirian dalam membangun senjata yang efektif, kepercayaan diri para mujahidin, tumbunya kesadaran para pemuda, melebarnya lingkaran perlawanan di seluruh Palestina dan sekitarnya, bangkitnya pemuda baru-baru ini dalam membela Masjid al-Aqsa, serta terefleksinya perjuangan dan ketertindasan bangsa Palestina di tengah opini publik di berbagai belahan Internasional.

Beliau menyebut logika perjuangan Palestina juga telah didaftarkan oleh Republik Islam Iran dalam dokumen PBB, sebagai sebuah logika yang progresif dan atraktif. Para pejuang Palestina dapat mengajukan sebuah referendum dari semua penduduk asli Palestina. Referendum ini akan menentukan sistem politik negara, dan penduduk asli dari semua etnis dan agama, termasuk pengungsi Palestina harus berpartisipasi di dalamnya. Sistem politik ini akan memulangkan pengungsi ke dalam (tanah airnya) dan memutuskan nasib orang-orang asing yang menumpang di situ.

Dengan menekankan tuntutan ini didasarkan pada demokrasi yang umum yang diterima di Internasional dan tidak ada seorang pun yang bisa mempertanyakan (sistem) yang maju ini, beliau mengatakan: “Para mujahid Palestina harus melanjutkan perjuangan yang sah dan bermoral mereka terhadap rezim penjajah sedemikian rupa sehingga tuntutan ini diterima.”

Majulah dengan nama Allah Swt dan ketahuilah bahwa Allah pasti akan menolong orang yang membela agamanya.

 

3969852

 

 

 

captcha