IQNA

IQNA:

Investasi Malaysia untuk Menguasai Pasar Produk Kecantikan Halal

6:18 - August 03, 2021
Berita ID: 3475584
TEHERAN (IQNA) - Sejalan dengan rencana industri komprehensif ketiga tahun 2006-2020, Malaysia telah menempatkan industri halal sebagai penggerak utama perekonomian negara dalam agendanya. Dengan demikian, pemerintah Malaysia telah memfasilitasi kondisi untuk kehadiran berbagai perusahaan di negara ini.

IQNA melaporkan, halal dapat dianggap sebagai salah satu merek global yang paling banyak digunakan dan penting di antara berbagai produk. Memiliki tanda dan sertifikasi ini untuk banyak produk yang ditawarkan di negara-negara Islam dapat menjadi jaminan untuk dijual di pasar negara itu. Hal ini berlaku bahkan untuk produk yang ditawarkan di negara non-Islam, dan memiliki sertifikasi halal dapat menciptakan pasar besar pelanggan Muslim untuk pelbagai merek.

Berlawanan dengan ekspektasi, produk halal tidak hanya tersedia di bidang makanan dan minuman. Padahal, banyak produk dan jasa di berbagai bidang yang bisa disertifikasi halal. Selain bidang-bidang seperti makanan dan minuman, sertifikasi dikeluarkan di bidang-bidang seperti pakaian dan tekstil, layanan komputer dan Internet, pariwisata, transportasi, dan banyak lagi.

Di antara negara-negara Islam, Malaysia adalah salah satu negara terkemuka dalam memberikan sertifikasi halal kepada perusahaan dan produsen berbagai produk. Kebijakan pemerintah Malaysia dalam mendukung merek halal, bersama dengan investasinya yang luas pada produk halal, telah menjadikan Malaysia, bersama dengan Indonesia, sebagai pusat komersial produk halal di Asia Tenggara.

Investasi Malaysia untuk Menguasai Pasar Produk Kecantikan Halal

Salah satu sektor yang dikeluarkan sertifikasi halal adalah kosmetik. Produk kesehatan dan kosmetik di negara-negara Islam, seperti di belahan dunia lainnya, memiliki pelanggan, dan oleh karena itu kehadiran di pasar ini sangat berharga dan penting bagi sebagian besar merek dan wilayah terkemuka dunia.

Menurut laporan 2016, muslim menghabiskan rata-rata 46 miliar euro ($ 55,45 miliar) untuk kosmetik, menyumbang 7% dari pengeluaran global, peningkatan yang telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Untuk mendapatkan sertifikasi halal, produsen produk harus memenuhi persyaratan tertentu. Semua bahan produk kosmetik harus dapat dilacak, dengan kata lain, produk tersebut tidak boleh terdiri dari zat-zat yang dianggap najis dalam Islam. Artinya kosmetik tidak boleh mengandung bahan yang berasal dari babi, bangkai hewan, darah, organ manusia, predator, reptil, serangga dan lainnya.

Jika bahan yang digunakan dalam kosmetik berasal dari hewan, maka bahan tersebut harus diperoleh dari hewan yang disembelih sesuai dengan syariat Islam.

Beberapa merek telah mencoba untuk mendapatkan sertifikasi halal di bidang ini. Amara Halal Cosmetics (USA), Inika Organics (UK), Talent Cosmetics (Korea Selatan), Tuesday in Love (Kanada) dan Momohime Skincare (Jepang) adalah beberapa merek yang telah mendapatkan sertifikasi Halal.

Investasi Malaysia untuk Menguasai Pasar Produk Kecantikan Halal

Sementara itu, beberapa pemain utama dalam industri halal global (Singapura, Indonesia, UEA) telah memperkuat peran mereka di pasar produk halal global dengan meluncurkan halal center mereka.

Hingga saat ini, telah terdaftar 26 perusahaan dalam bisnis kosmetik, 124 di grup kecantikan dan tiga di grup perawatan kulit yang menawarkan produk halal, menurut Daftar Panduan Halal yang diterbitkan oleh Perusahaan Pengembangan Industri Halal Malaysia (HDC).

Ini telah menempatkan Malaysia di jalur yang benar dalam industri farmasi dan kosmetik halal, menjadikannya salah satu dari 10 produsen teratas di dunia dalam hal produksi kosmetik. (hry)

 

3987526

captcha