Menurut Iqna, dengan kematian Ratu Elizabeth II Ratu Inggris Raya dan berakhirnya masa pemerintahannya yang panjang selama 70 tahun yang dimulai pada tahun 1952 dan berakhir pada tahun 2022, warisan kolonial Inggris, terutama pada masanya, kembali menarik perhatian masyarakat dunia. Kematiannya telah menciptakan perasaan campur aduk di seluruh dunia tentang kehidupan, warisan, dan pemerintahannya.
Proses kolonialisme Inggris dimulai dengan perkembangan angkatan laut negara itu pada abad ke-16 dan secara bertahap meluas ke seluruh dunia dari Asia hingga Oseania, Afrika, dan Amerika. Pendirian East India Company (Perusahaan Hindia Timur Britania) pada tahun 1599 dapat dianggap sebagai awal dari kolonialisme Inggris. Perusahaan ini mengkonsolidasikan dasar-dasar kekuasaan kolonial Inggris atas daerah-daerah kaya di Asia Selatan, terutama India, dan sejak saat itu, semua operasi kolonial Inggris dan hubungan yang mendominasi dengan negara-negara Asia Selatan dilakukan melalui East India Company.
Meskipun selama 70 tahun pemerintahannya, dunia menyaksikan pembagian Kerajaan Inggris menjadi negara-negara Persemakmuran dan penurunan pengaruh global Inggris, tetapi luka kolonialisme negara ini masih segar.
M Banerjee, seorang profesor sejarah Asia Selatan di University of Wisconsin, juga mengatakan: “Sebagai seorang raja, ratu tidak dapat dipisahkan dari era kolonial di Asia Selatan.” Banerjee, yang merupakan keturunan India, menambahkan bahwa banyak orang India berharap ratu akan mengungkapkan penyesalannya atas kejahatan kolonialisme Inggris di India, tetapi dia tidak pernah melakukannya.
Catatan kolonialisme Inggris di Asia Barat dan Timur Tengah juga penuh dengan kekejaman dan kehancuran. (HRY)