IQNA

Pengenalan Tafsir dan Para Mufasir/ 15

Tafsir Alquran oleh Seorang Filsuf Muslim

10:13 - January 26, 2023
Berita ID: 3477929
TEHERAN (IQNA) - Tafsir al-Quran al-Karim ditulis oleh Mulla Sadra, seorang filsuf kenamaan dunia Islam dan pendiri al-Hikmah al-Muta'aliyah (Trancendent theoshopy). Karya ini merupakan tafsir filosofis dan irfani dari beberapa surah Alquran yang ditulis dalam bahasa Arab.

Shadruddin Muhammad bin Ibrahim Syirazi  (980-1045 H) (1640-1571 M) dikenal sebagai Mulla Sadra dan Shadrul Mutaallihin, adalah seorang hakim, arif, dan salah satu filsuf Syiah Iran dan pendiri tren dalam filsafat disebut al-Hikmah al-Muta'aliyah.

Dia telah tinggal di kota-kota Iran termasuk Shiraz, Qazvin, Isfahan dan Qom.

Ia telah menjelaskan sistem filsafatnya dalam kitab “Al-Asfar al-Arba’ah” (Empat Perjalanan). Mulla Sadra memiliki keahlian dan keterampilan dalam berbagai ilmu, namun ia lebih banyak berfokus pada filsafat. Di antara karya-karyanya, kita dapat menyebutkan "Tafsir Alquran" dan "Syarh Ushul Kafi".

Metode Tafsir Mulla Sadra

Dengan mengkaji tafsir-tafsir populer pada masanya, Sadrul Mutaallihin mengemukakan empat metode tafsir. Ia menyebut salah satu metode tersebut sebagai “metode ar-Rasikhun fi al-Ilmi”, yaitu metode yang digunakan oleh para nabi dan imam maksumin Syiah dalam memahami Alquran. Metode ini dikhususkan bagi mereka yang dipilih oleh Allah swt untuk menyingkap hakikat, makna spiritual, rahasia irfan dan tanda-tanda wahyu.

Dalam menyingkap makna khusus atau tanda-tanda ketuhanan, mereka tidak pernah merusak makna lahiriahnya dan tidak menghancurkan makna batiniahnya, dan makna yang diwahyukannya tidak bertentangan dengan makna lahiriah dan harfiahnya. Sadrul Mutaallihin menganggap orang-orang ini, termasuk dirinya, sebagai seorang arif dan sufi sejati.

Menurut Sadrul Mutaallihin metode ini sebagai satu-satunya metode yang lengkap untuk memahami dan mengalami rahasia ilahi dan esoteris Alquran, yang tidak dapat dicapai dengan kaidah-kaidah leksikal sharaf dan nahwu bahasa Arab belaka.

Menurut Sadrul Mutaallihin, metode tafsir yang paling utama dan terpercaya adalah metode zauqi dan syuhudi (intuitif), yang diambil dari cahaya kenabian dan wilayah kepemimpinan. Arti dari metode zauqi dan syuhudi adalah bahwa penafsir memiliki persepsi irfan melalui kemurnian batin dan ketelitian dalam makna Alquran.

Dia menganggap ilmu mukasyafah (irfan) sebagai ilmu dan pengetahuan yang paling berharga dan unggul, dan dia juga menganggapnya sebagai tujuan tertinggi dan diinginkan serta sarana kebahagiaan, bahkan kebahagiaan itu sendiri.

Kriteria Tafsir Sadra

Sadrul Mataalihin biasanya memulai tafsirnya dengan pembahasan leksikal dari ayat yang bersangkutan. Dia sering menyajikan daftar berbagai pendapat dan bahkan bertentangan dengan para ulama sharaf dan nahwu tentang satu kata atau frase Alquran, tanpa melanggarnya. Terkadang Sadrul Mataalihin melampaui batas ini dan mencoba menciptakan semacam keselarasan antara pandangan yang berbeda atau untuk menunjukkan keunggulan salah satu pandangan tersebut dengan bersandar pada aturan tata bahasa Arab tertentu.

Dia lebih memperhatikan qiraat Kufi dan Bashri Alquran.

Sadrul Mataalihin menafsirkan Alquran dengan Alquran. Yang lainnya adalah menafsirkan tafsir orang lain; baik teolog, filsuf, dan mufasir, apakah dia setuju dengan mereka atau mengkritik mereka, dia menjelaskan di samping tafsirnya.

Dalam tafsir Sadrul Mataalihin, yang menarik perhatian pembaca adalah ketelitian filosofisnya dalam Alquran dan ini adalah pernyataannya, yang mengatakan bahwa makna dari ayat Alquran ini atau itu disingkapkan kepada saya melalui ilham ilahi.

Tafsir Mulla Sadra disusun dalam urutan surah Alquran, disusun dan dicetak dalam satu jilid, atas upaya Syekh Ahmad Shirazi, dengan nama "Tafsir Mulla Sadra". Risalah ini juga telah diterbitkan dalam tujuh jilid berjudul "Al-Tafsir al-Kabir" dan "Tafsir Al-Quran al-Karim". Beberapa surah koleksi tafsir Mulla Sadra juga telah diterjemahkan ke dalam bahasa Persia. Diantaranya, tafsir surah Al-Waqiah, Al-Jumu’ah, At-Tariq, Al-A’la, Al-Zilzalah dan An-Nur, telah diterbitkan oleh Muhammad Khajawi dalam empat jilid. (HRY)

captcha