Menurut reporter IQNA, Mohammed Wassam al-Murtada, Menteri Kebudayaan Lebanon, dalam pidatonya pada peringatan pertama syuhada media poros perlawanan, yang diadakan Senin pagi ini, 27 Februari, di IRIB International Conference Center, sambil memberikan salam kepada keluarga para syuhada media yang hadir pada acara tersebut, mengatakan: Ini adalah aturan dan hukum dunia bahwa hal-hal yang berlawanan hadir bersama dan diketahui satu sama lain, dan oleh karena itu, di mana pun ada pendudukan, kebalikannya, yaitu perlawanan, juga hadir, dan ini adalah sunnatullah yang tidak dapat sirna. Oleh karena itu, terlepas dari semua serangan dan permusuhan, perlawanan tetap ada selama ada pendudukan.
Menurut Menteri Kebudayaan Lebanon, saat perang melawan poros perlawanan berlanjut di kancah militer, kita juga menyaksikan perang besar melawannya di kancah media. Dan dengan cara ini, Amerika dan rezim Zionis menggunakan semua fasilitas dan alat modern, termasuk kecerdasan buatan. Di sisi lain, di masa lalu, media perlawanan menghadapi represi yang luas, baik melalui penghancuran fasilitas, gedung, kesyahidan wartawannya, maupun pemenjaraan mereka.
Di penghujung, Menteri Kebudayaan Lebanon mengumumkan dukungannya terhadap pembentukan komite permanen untuk mendukung media perlawanan.
Peringatan pertama syuhada media perlawanan, bertajuk "Rawiyan-e Muqawamah", diadakan Senin pagi (27/2), di IRIB International Conference Center, dengan kehadiran keluarga para syuhada media dari Iran, Irak, Yaman, Suriah, Afghanistan, Palestina, dan Lebanon. (HRY)