“Dalam pernyataan akhir pertemuan lima arah Otoritas Palestina, rezim Zionis, Yordania, Mesir dan Amerika Serikat, yang digelar di Sharm el-Sheikh, Mesir, ditekankan komitmen dan penguatan stabilitas dan keamanan bagi warga Palestina dan Israel serta upaya membangun kepercayaan dan membuka perspektif politik,” menurut Iqna yang dikutip AlJazeera.
Berdasarkan pernyataan tersebut, rezim Zionis berjanji untuk menahan diri dari setiap diskusi tentang pembangunan pemukiman selama 4 bulan. Demikian juga, rezim ini dan Otoritas Palestina menekankan kepatuhan mereka pada semua perjanjian sebelumnya dan penciptaan mekanisme yang diperlukan untuk mengurangi kekerasan dan hasutan.
Juga, Otoritas Palestina menekankan tanggung jawab atas keamanan wilayah yang menjadi sasaran Israel di Tepi Barat. Juga, dalam pertemuan ini ditekankan untuk menahan diri dari segala perubahan di tempat-tempat suci bersejarah di Yerusalem.
Pertemuan ini diadakan saat operasi anti-Zionis berlangsung di Huwara.
Pertemuan Sharm el-Sheikh diadakan sebagai kelanjutan dari pertemuan sebelumnya di Aqaba. Pertemuan ini digelar bersamaan dengan ancaman tentara Zionis terkait peningkatan serangan di Tepi Barat dan penangkapan massal warga Palestina menjelang Ramadhan serta di bawah bayangan protes luas warga Palestina terhadap partisipasi organisasi di dalamnya.
Sementara itu perjanjian sebelumnya di Aqaba, Yordania gagal total, dan tidak ada hasilnya yang dilaksanakan oleh rezim Zionis, dan upaya untuk menenangkan situasi di wilayah pendudukan tidak membuahkan hasil.
Sumber-sumber tersebut menegaskan bahwa pertemuan antara pejabat Palestina dan Amerika telah diadakan di Ramallah dalam beberapa hari terakhir. Amerika berusaha membujuk pihak Palestina untuk berpartisipasi dalam pertemuan Sharm el-Sheikh. (HRY)
4129191