“Salah satu isu yang dihadapi hijab dan pakaian kesucian di sebagian besar belahan dunia adalah isu keragaman dalam penyajian produk hijab,” menurut Iqna, mengutip The New Strait Times.
Sejatinya, hijab, bertolak dengan makna lahiriahnya, bisa dibilang sangat beragam bahkan brand yang stylish, dan banyak produsen dan brand pakaian terkemuka yang sangat aktif di bidang hijab dan pakaian yang dikenakan.
Di antaranya adalah startup yang menawarkan jasanya di bidang hijab dan fashion. Perusahaan rintisan ini mencoba merancang dan menghasilkan produk baru, menarik dan beragam dengan menggabungkan kecantikan dan pakaian untuk digunakan oleh wanita Muslimah dan bahkan wanita non-Muslim yang tertarik dengan pakaian atau busana suci.
Malaysia adalah salah satu negara yang telah melakukan upaya besar-besaran di bidang startup dan berinvestasi di dalamnya, dan tampaknya karena investasi ini, negara ini bersama dengan Indonesia akan menjadi pusat ekspor mode baru di sektor jilbab.
Salah satu produsen terkemuka di bidang hijab dan fashion di Malaysia bernama CalaQisya yang telah memiliki aktivitas luas di bidang produksi dan promosi hijab dan fashion terkait hijab untuk wanita muslimah selama lebih dari 10 tahun.
Merek yang menjawab pertanyaan
CalaQisy adalah salah satu nama paling berharga di antara merek hijab di Malaysia. Kisah merek ini dimulai pada tahun 2010 oleh tiga saudari perempuan Malaysia bernama Farah Ilyana Khairuddin (Yana), Farah Mislina Khairuddin (Farah), dan Farah Azrina Khairuddin (Azrina).
Ide untuk merek tersebut muncul ketika Yana mulai ngeblog sebagai hobi sambil melanjutkan studinya di Technical University of Malaysia di Johor. Pembacanya mulai menanyakan informasi tentang OOTD-nya, dan saat itulah dia mendekati saudari perempuannya untuk menggeluti bisnis fashion.
An Outfit of the day, disingkat OOTD, berarti para fashion blogger menunjukkan apa yang mereka kenakan pada satu hari atau acara tertentu.
“Kami mulai dengan menjual tudung (kerudung yang dikenakan oleh wanita Malaysia) yang kami beli dari produsen. Setiap kali kami membuat desain baru, orang akan membelinya dalam hitungan menit,” kata saudari-saudari ini dalam sebuah wawancara dengan The New Strait Times.
“Tujuan kami adalah untuk terus menghadirkan ide-ide segar untuk mengisi lemari wanita Muslimah dengan hal-hal bergaya yang akan membuatnya merasa puas,” kata Yana, yang merupakan CEO CalaQisya.
Merek ini sangat serius dalam busana pakaian, terutama dalam hal kepraktisan dan fungsionalitas untuk wanita dari segala bentuk dan ukuran. Misalnya, merek tersebut adalah salah satu yang pertama menawarkan stetoskop tudung. Penutup dengan slot di samping telinga dirancang untuk pengguna handsfree dan stetoskop.
Desain dan konsep CalaQisya yang bergaya namun sederhana juga menarik bagi non-Muslim.
“Ketika kami mulai, kami menjual barang-barang yang kami sukai, kebanyakan pakaian yang fungsional dan nyaman. Kami mengerjakan prinsip ini; Seperti slogan perusahaan tentang kesederhanaan dan kepraktisan di seluruh bisnis yang kami lakukan. Kami menjual perlengkapan hijab dengan segala kebutuhan wanita berhijab dan mencoba memecahkan masalah umum yang mereka hadapi,” kata Farah, yang merupakan direktur operasi dan sumber daya manusia CalaQisya.
Dalam hal pengukuran, ketiga saudari ini benar-benar punya hal yang ingin dikatakan.
Farah mengatakan keuntungan kami jelas adalah ukuran saya dan saudari perempuan saya yang berbeda. Dengan kata lain, kita melihat wajah asli wanita yang memakai S, M dan L/XL. Ini membuat pekerjaan kami lebih mudah karena kami memahami masalah masing-masing ukuran dan bekerja sama untuk memberikan desain terbaik dan detail terkecil, seperti pinggang elastis untuk orang berukuran plus atau penggunaan bahan bebas kerut. Kami juga mempertimbangkan blus panjang, rok atau lengan, saku yang luas dan praktis, dan banyak lagi.
Jilbab stylish dan modis
Azrina, co-founder perusahaan, mengatakan dari segi fashion, kakak beradik ini tetap setia menciptakan desain berhijab yang bernuansa religi, namun menarik dan up-to-date.
“Ini adalah prioritas utama kami. Misalnya, kami mengklasifikasikan ketebalan pakaian dari skala 1 sampai 5. Kami selalu memastikan bahwa pelanggan tahu apa yang mereka beli. Misalnya, jika kain memiliki tingkat ketebalan 1, berarti pakaian tersebut harus dikenakan dengan pakaian luar atau dilapisi dengan lapisan dalam,” ucapnya.
“Kami juga memastikan panjang setiap tudung (jilbab) sedemikian rupa sehingga menutupi dada sepenuhnya untuk wanita Muslimah,” kata Azrnia.
Yang membedakan Cala Qisya adalah fakta bahwa ia tidak mengikuti tren pasar mode saat ini, tetapi ia melakukan tugasnya dengan meluncurkan koleksi yang berbeda tanpa mengikuti standar rilis musiman sepanjang tahun. (HRY)